TEMPO.CO, Jakarta - Orang yang mengalami emotional eating perasaanya akan lebih lega ketika menghabiskan banyak makanan. Kondisi itu bisa dialami siapa saja, anak-anak sampai lanjut usia. Emotional eating kondisi ketika seseorang makan, bukan karena lapar. Tapi, untuk meredakan tekanan emosional yang sedang dirasakan.
Jika terus dibiarkan, emotional eating bisa mengganggu kesehatan. Sebagai langkah bijak, berikut cara mengendalikan emotional eating.
Mengendalikan emotional eating
1. Identifikasi pemicu
Mengutip Choosing Therapy, saat ingin berhenti, penting untuk mengetahui pemicu emotional eating. Misalnya, tersebab sedih, bosan, marah, stres, atau tekanan pekerjaan.
Setelah menemukan pemicunya, identifikasi situasi dan kegiatan alternatif. Misalnya mengalami emotional eating saat bosan, maka ditargetkan aktivitas untuk mengisi waktu kosong tersebut.
2. Menyadari perbedaan
Menyadari perbedaan lapar fisik dan emosional membantu menahan gejolak emotional eating. Lapar fisik biasanya datang pada jam wajib makan. Sedangkan lapar emosional datang mendadak, padahal perut tidak kelaparan.
3. Buat catatan
Buatlah catatan waktu mengenai makan wajib dan camilan. Tulis pada waktu apa saja boleh makan. Catat pula jumlah dan jenis makanan yang boleh dikonsumsi. Apabila mengalami gejolak emotional eating, baca catatan tersebut untuk meredakan keinginan makan.
4. Bertanya dalam diri
Merujuk Cleveland Clinic, bertanya kepada diri sendiri sebelum membeli atau mengambil makanan. "Apakah saya benar-benar lapar? "
Untuk meyakinkan diri, nilai rasa lapar dalam skala 1 sampai 5. Skala 1 untuk tidak lapar, 2 sampai 4 tidak terlalu, dan 5 untuk sangat lapar. Makan secukupnya jika merasakan lapar di level 5. Makanlah camilan sehat dan terbatas ketika lapar di level 3 sampai 4.
5. Ganti camilan sehat
Menyingkirkan berbagai camilan tidak sehat, karena hanya memicu peningkatan hormon stres. Ubah kebiasaan emotional eating dengan mengonsumsi makanan yang sehat.
Adapun di antaranya buah-buahan dan biji-bijian utuh yang bermanfaat meningkatkan hormon serotonin. Teh hijau juga bisa dijadikan alternatif, karena mengandung antioksidan dan asam amino yang melawan hormon stres.
Pilihan Editor: Emotional Eating, Keinginan Makan Bukan karena Lapar
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.