Tidak bisa dipungkiri bahwa para pedagang Arab yang beragama Islamlah yang memperkenalkan sarung di Indonesia, namun sebenarnya pemakaian sarung tak merujuk pada identitas agama tertentu. Hal itu sebab sarung juga dikenakan oleh berbagai kalangan di berbagai suku dan agama yang ada di Indonesia sebagai busana kehormatan yang memiliki derajat kesopanan yang tinggi. Buktinya, sering kali dijumpai bahwa sarung menjadi busana masyarakat lokal dalam berbagai ritual adat.
Filosofi Sarung Sebagai Busana Ibadah
Meskipun sejarahnya berasal dari Yaman, tidak bisa dipungkiri bahwa imajinasi, inovasi dan kreativitas leluhur bangsa Indonesia yang menghasilkan sarung yang beragam ciri atau motif, bahan dan pengerjaannya.
Seperti yang diketahui, sarung Indonesia terbuat dari bahan kain tenun, songket, dan tapis. Setiap sarung yang diproduksi dari setiap wilayah etnis memiliki motif dan makna falsafati yang telah menjadi representasi penghayatan para leluhur dengan nilai aktual hingga saat ini.
Umumnya kain berbahan tenun berasal dari Indonesia Bagian Timur seperti Nusa Tenggara Timur (NTT), Nusa Tenggarat Barat (NTB), Sulawesi, dan Bali. Sedangkan songket merupakan identitas dan ciri khas adat istiadat masyarakat Minangkabau dan Palembang. Kemudian berbahan tapis merupakan ciri khas yang digunakan masyarakat Lampung.
Menurut jurnal dari Pusat Studi Islam dan Kenegaraan (PSIK) Jakarta dengan judul “Makna Material Culture dalam “Sarung” sebagai Identitas Santri”, dijelaskan bahwa di antara filosofi nama sarung berasal dari kata “sarunge dikurung” (sarung).
Artinya, sarung merupakan instruksi kehidupan, agar manusia mengedepankan rasa malu, tidak sombong, tidak arogan, apalagi sembrono. Dengan memakai sarung, diharapkan seseorang akan terjaga segala perilakunya, memiliki rasa malu dan selalu bersikap sopan-santun. Dari sini bisa dikatakan bahwa sarung memiliki makna yang tinggi. Lebih dari sekedar pakaian, sarung merupakan filosofi hidup.
Kemudian sebagai material culture atau objek budaya, dapat dilihat dari sisi dimensi sosial dan makna yang melekat pada sarung tersebut. Bahkan sarung juga memiliki nilai yang mendasar.
Sarung sebagai identitas nasional atau bangsa adalah sarung sebagai material culture khas bangsa Indonesia yang membedakannnya dengan bangsa-bangsa lain. Selain itu, sarung juga menunjukan bahwa bangsa ini adalah bangsa yang religius.
Pilihan editor : Omzet Pabrik Sarung Meningkat Jelang Ramadan
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung.