Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Sarung dan Bulan Ramadan: Adakah Filosofi Sarung Sebagai Busana Ibadah Muslim?

image-gnews
Pekerja memeriksa kualitas kain sarung di sentra tekstil Kampung Balekambang, Desa Sukamaju, Kecamatan Majalaya, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, 10 Maret 2023. Pabrik-pabrik sarung di Majalaya tengah mengalami lonjakan pesanan kain sarung Lebaran dari berbagai daerah. Salah satu pabrik omzet produksinya naik hampir 100 persen dengan produksi sampai 1.000 lembar kain sarung per hari. Biasanya sebelum masuk Ramadan seluruh produk telah dikirim ke pemesan. TEMPO/Prima Mulia
Pekerja memeriksa kualitas kain sarung di sentra tekstil Kampung Balekambang, Desa Sukamaju, Kecamatan Majalaya, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, 10 Maret 2023. Pabrik-pabrik sarung di Majalaya tengah mengalami lonjakan pesanan kain sarung Lebaran dari berbagai daerah. Salah satu pabrik omzet produksinya naik hampir 100 persen dengan produksi sampai 1.000 lembar kain sarung per hari. Biasanya sebelum masuk Ramadan seluruh produk telah dikirim ke pemesan. TEMPO/Prima Mulia
Iklan
 

Tidak bisa dipungkiri bahwa para pedagang Arab yang beragama Islamlah yang memperkenalkan sarung di Indonesia, namun sebenarnya pemakaian sarung tak merujuk pada identitas agama tertentu. Hal itu sebab sarung juga dikenakan oleh berbagai kalangan di berbagai suku dan agama yang ada di Indonesia sebagai busana kehormatan yang memiliki derajat kesopanan yang tinggi. Buktinya, sering kali dijumpai bahwa sarung menjadi busana masyarakat lokal dalam berbagai ritual adat.  

Filosofi Sarung Sebagai Busana Ibadah

Meskipun sejarahnya berasal dari Yaman, tidak bisa dipungkiri bahwa imajinasi, inovasi dan kreativitas leluhur bangsa Indonesia yang menghasilkan sarung yang beragam ciri atau motif, bahan dan pengerjaannya.   

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Seperti yang diketahui,  sarung Indonesia terbuat dari bahan kain tenun, songket, dan tapis. Setiap sarung yang diproduksi dari setiap wilayah etnis memiliki motif dan makna falsafati yang telah menjadi representasi penghayatan para leluhur dengan nilai aktual hingga saat ini.  

Umumnya kain berbahan tenun berasal dari Indonesia Bagian Timur seperti Nusa Tenggara Timur (NTT), Nusa Tenggarat Barat (NTB), Sulawesi, dan Bali. Sedangkan songket merupakan identitas dan  ciri khas adat istiadat masyarakat Minangkabau dan Palembang. Kemudian berbahan tapis merupakan ciri khas yang digunakan masyarakat Lampung. 

Menurut jurnal dari Pusat Studi Islam dan Kenegaraan (PSIK) Jakarta dengan judul “Makna Material Culture dalam “Sarung” sebagai Identitas Santri”, dijelaskan bahwa di antara filosofi nama sarung berasal dari kata “sarunge dikurung” (sarung).  

Artinya, sarung merupakan instruksi kehidupan, agar manusia mengedepankan rasa malu, tidak sombong, tidak arogan, apalagi sembrono. Dengan memakai sarung, diharapkan seseorang akan terjaga segala perilakunya, memiliki rasa malu dan selalu bersikap sopan-santun. Dari sini bisa dikatakan bahwa sarung memiliki makna yang tinggi. Lebih dari sekedar pakaian, sarung merupakan filosofi hidup.  

Kemudian sebagai material culture atau objek budaya, dapat dilihat dari sisi dimensi sosial dan makna yang melekat pada sarung tersebut. Bahkan sarung juga memiliki nilai yang mendasar.  

Sarung sebagai identitas nasional atau bangsa adalah sarung sebagai material culture khas bangsa Indonesia yang membedakannnya dengan bangsa-bangsa lain. Selain itu, sarung juga menunjukan bahwa bangsa ini adalah bangsa yang religius. 

Pilihan editor : Omzet Pabrik Sarung Meningkat Jelang Ramadan

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung.

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Tanggapan Korban atas Vonis 15 Tahun Kiai Gadungan Pemerkosa Santri

7 hari lalu

Ilustrasi Pemerkosaan. shutterstock.com
Tanggapan Korban atas Vonis 15 Tahun Kiai Gadungan Pemerkosa Santri

Terdakwa melalui kuasa hukumnya telah memutuskan untuk mengajukan banding atas vonis hakim. Akui pemerkosaan terhadap tiga santri dan jamaah.


Kiai Abal-Abal Pemerkosa Santri di Semarang Divonis 15 Tahun Bui, Mantan Jamaah Harap Laporan Penggelapan Uang Segera Diusut

7 hari lalu

Muh Anwar alias Bayu Aji Anwari. Facebook
Kiai Abal-Abal Pemerkosa Santri di Semarang Divonis 15 Tahun Bui, Mantan Jamaah Harap Laporan Penggelapan Uang Segera Diusut

Muh Anwar, kiai abal-abal Yayasan Islam Nuril Anwar serta Pesantren Hidayatul Hikmah Almurtadho divonis penjara 15 tahun kasus pemerkosaan santri.


Puasa Syawal: Meraih Keberkahan Setelah Idul Fitri, Berikut Ketentuannya

14 hari lalu

Ilustrasi Sahur. shutterstock.com
Puasa Syawal: Meraih Keberkahan Setelah Idul Fitri, Berikut Ketentuannya

Dengan menjalankan puasa Syawal, umat Muslim memiliki kesempatan untuk terus meraih keberkahan setelah berakhirnya bulan Ramadan.


Salat Kafarat Pada Bulan Ramadan, Bagaimana Hukumnya?

17 hari lalu

Ilustrasi salat. ANTARA
Salat Kafarat Pada Bulan Ramadan, Bagaimana Hukumnya?

Salat kafarat ini biasanya dilakukan pada Jum'at terakhir di bulan Ramadan.


Apakah Menangis Membatalkan Puasa? Berikut Penjelasannya

18 hari lalu

Apakah menangis membatalkan puasa? Jawabannya bisa iya dan bisa tidak. Ketahui penjelasan lengkapnya di artikel berikut ini. Foto: Canva
Apakah Menangis Membatalkan Puasa? Berikut Penjelasannya

Apakah menangis membatalkan puasa? Jawabannya bisa iya dan bisa tidak. Ketahui penjelasan lengkapnya di artikel berikut ini.


4 Keutamaan di 10 Hari Terakhir Ramadan, Perbanyak Amal Ibadah

20 hari lalu

Sejumlah muslim melakukan salat berjamaah di Masjid Istiqlal, Jakarta, Rabu, 20 April 2022. TEMPO/Subekti
4 Keutamaan di 10 Hari Terakhir Ramadan, Perbanyak Amal Ibadah

Berikut keutamaan 10 hari terakhir bulan Ramadan. Sebaiknya perbanyak amalan baik mulai dari sedekah, tilawah Al Quran, itikaf, hingga sholat malam.


7 Makanan Laris di Bulan Puasa yang Dapat dijadikan Ide Bisnis

21 hari lalu

Selama bulan puasa, tak ada salahnya mencoba peruntungan baru dengan menjual makanan laris di bulan puasa. Ini daftarnya. Foto: Canva
7 Makanan Laris di Bulan Puasa yang Dapat dijadikan Ide Bisnis

Selama bulan puasa, tak ada salahnya mencoba peruntungan baru dengan menjual makanan laris di bulan puasa. Ini daftarnya.


Ketahui Waktu yang Paling Utama untuk Itikaf di Bulan Ramadan

21 hari lalu

Seorang muslim membaca Al-Quran di Masjid Istiqlal, Jakarta, Rabu, 20 April 2022. Itikaf merupakan kegiatan berdiam diri di dalam masjid pada 10 hari terakhir bulan Ramadan. TEMPO/Subekti
Ketahui Waktu yang Paling Utama untuk Itikaf di Bulan Ramadan

Itikaf merupakan salah satu amalan baik yang dapat dilaksanakan pada bulan Ramadan. Ketahui waktu yang paling utama untuk Itikaf berikut ini.


56 Siswa SMK Ini Jalani Program Backpacker dari Sekolahnya ke 20 Negara

22 hari lalu

Para siswa santri SMK Islamic Development Network (IDN) Boarding School berfoto di antara kegiatan program backpacker keliling ke-20 negara. Memulainya pada 16 Januari 2024, memasuki awal April ini mereka telah menyinggahi Pakistan, India, dan sampai di Arab Saudi. ISTIMEWA
56 Siswa SMK Ini Jalani Program Backpacker dari Sekolahnya ke 20 Negara

Selain mencari pengalaman dan ilmu di kampus-kampus tujuan, siswa santri ini juga membagikan ilmu dan pengetahuan di bidang teknologi informasi.


Pentingnya Pemenuhan Nutrisi Keluarga Selama Puasa

23 hari lalu

Ilustrasi makan bareng keluarga. Unsplash.com/Pablo Merchn Montes
Pentingnya Pemenuhan Nutrisi Keluarga Selama Puasa

Nutrisi dengan gizi seimbang tidak hanya dibutuhkan anak kecil. Namun seluruh keluarga membutuhkan nutrisi seimbang di Bulan Ramadan.