TEMPO.CO, Jakarta - Dokter spesialis anak dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Mulya Rahma Karyanti menyarankan agar orang tua menerapkan metode pembelajaran puasa kepada anak secara bertahap. misalnya mulai dari menahan lapar selama dua jam, kemudian naik tahap menjadi tiga jam, kemudian menjadi setengah hari. "Hingga akhirnya mampu berpuasa selama seharian," katanya.
Selama belajar berpuasa, kata Mulya, prinsip yang tetap harus dipegang oleh orang tua yaitu pemenuhan atas kebutuhan nutrisi anak secara lengkap dan seimbang. Sementara variasi pangan bisa menyesuaikan dengan ketersediaan di rumah. Untuk kebutuhan protein, sebagai contoh, anak bisa mengonsumsi sumber protein hewani tidak hanya dari daging melainkan juga dari telur.
Asupan gula yang dikonsumsi anak selama berpuasa juga perlu diperhatikan oleh orang tua guna mencegah risiko menderita penyakit diabetes. Apabila anak sudah didiagnosis mengalami gizi berlebih atau obesitas dan berisiko diabetes, Mulya menganjurkan untuk memperbanyak konsumsi sayur dan buah, terutama buah karena sudah menyimpan kandungan gula alami.
Ia lebih menyarankan agar anak makan buah potong dibanding minum jus buah. "Nggak usah diencerkan (menjadi jus buah). Tapi biasanya harus konsultasi sama dokter endokrin khusus diabetes. Mereka (anak dengan diabetes) tetap boleh puasa dan melakukan aktivitas normal, kok, tapi tetap nanti ada obat yang harus diminum," kata Mulya.
Selain itu, konsumsi susu secara berlebihan juga tidak dianjurkan pada anak diabetes. Namun sebaliknya, kata Mulya, asupan susu justru menjadi penting dan dibutuhkan bagi anak dengan gizi kurang dan susah makan untuk menambah berat badan.
Mulya juga menganjurkan agar orang tua dapat memberi penghargaan atau apresiasi (reward) secara verbal kepada anak ketika mereka mulai belajar berpuasa. "Biasanya kalau puasa pertama, sih, mungkin bukanya (berbuka puasa) di siang, terus nanti lanjut lagi. Tapi, kasih apresiasi. Itu saja, sih, intinya. (Misalnya) 'Semangat, ya, karena kita mau puasa, nih, sama-sama mama dan papa," kata Mulya.
Menurut dia, sebetulnya tidak ada patokan usia yang ideal bagi anak untuk mulai belajar berpuasa. Dalam hal ini, ibu juga perlu memahami situasi dan kondisi anak, sejauh mana mereka mampu untuk menahan rasa lapar selama menjalankan ibadah puasa.
Pilihan editor: Anak Belajar Puasa, Segera Batalkan Jika Muncul Gejala Berikut
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.