TEMPO.CO, Jakarta - Sebenarnya wajar bila di seluruh organisasi di dunia jalannya kepemimpinan tidak melulu mulus. Ada tantangan dari luar maupun dari dalam diri pemimpin, bos, atau atasan yang dikenal dengan istilah toxic.
Bos toksik atau toxic masih bisa terlihat sebagai atasan yang karismatik. Artinya mereka mampu menyembunyikan toksisitasnya. Ini membuat toksisitas mereka tidak selalu mudah dikenali. Meskipun menunjukkan beberapa ciri yang disebutkan di atas, mereka tidak akan selalu melakukannya secara eksplisit atau terbuka.
Untuk seseorang yang tidak bekerja secara langsung dengan mereka atau yang tidak terkena dampak langsung dari keputusan yang dibuat, mungkin sulit untuk mengetahui penyamaran mereka. Lalu bagaimana jika bekerja dengan bos yang toksik, apa yang harus dilakukan? Berikut beberapa tips untuk menghadapinya.
Fokus pada pekerjaan
Jika tidak dapat menghindari perilaku pemimpin toksik tersebut karena berbagai hal, maka fokuskan diri pada pekerjaan saja, memberikan hasil terbaik bersama rekan-rekan, tidak perlu menghabiskan waktu untuk fokus padanya dan drama-drama yang dimainkan.
Kendalikan reaksi
Anda tidak dapat mengontrol bagaimana bos toksik bertindak tetapi bisa mengontrol reaksi terhadap tindakan tersebut. Tetap kendalikan emosi dan jangan beri mereka perhatian seperti yang diinginkan.
Dokumentasikan semua
Dokumentasikan saat atasan toksik membuat permintaan atau keputusan yang tidak baik. Dengan cara ini, jika terjadi kejatuhan, Anda akan memiliki bukti diminta melakukan hal-hal tertentu yang menyebabkan kejatuhan ini. Selalu minta konfirmasi tertulis melalui email sebelum menyelesaikan tugas. Jika bisa melaporkan hal yang tidak sesuai tersebut kepada yang berwenang (whistleblowing), maka dokumentasi tersebut juga dapat menjadi bukti.
Tetapkan batasan profesional
Jaga hubungan dengan bos toksik tetap profesional. Anda tidak berkewajiban untuk berteman dengan mereka atau menjawab pertanyaan pribadi. Dengan melakukan ini, Anda akan melindungi diri dan kehidupan pribadi dari perilaku toksik.
Dekati pemimpin toksik dengan percakapan yang jujur
Meskipun bos toksik tidak selalu terbuka untuk jenis percakapan ini, Anda dapat mencoba melakukannya. Tujuan percakapan yang jujur bukan untuk menyalahkan melainkan mengungkapkan perasaan dan bagaimana kinerja Anda terpengaruh. Dekati dengan pernyataan "Saya" dan jelaskan bagaimana ini tidak hanya mempengaruhi Anda tetapi juga perusahaan. Ingat, kebahagiaan dan kinerja Anda mempengaruhi kinerja perusahaan secara keseluruhan.
Untuk para pemimpin, semoga dijauhkan dari perilaku toksik. Untuk para anggota tim, semoga dijauhkan dari bos yang toksik. Suatu saat pada gilirannya Anda diamanahkan menjadi pemimpin, semoga bisa menjadi yang positif, diikuti karena dihormati bukan ditakuti.
Pilihan Editor: 8 Ciri Bos yang Toxic, Waspadalah
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung.