TEMPO.CO, Jakarta - Banyak keluarga bermimpi punya rumah sendiri. Bila tak membeli jadi, Anda juga bisa membangun sendiri. Namun upaya mewujudkan tempat tinggal tersebut perlu perincian biaya dan perencanaan yang matang.
Salah satu solusi arsitektur untuk mewujudkan rumah impian adalah membangun dengan konsep rumah tumbuh yang dapat berkembang seiring perubahan kebutuhan penghuni. Secara umum, ada dua jenis rumah tumbuh, yaitu rumah tumbuh horizontal dan rumah vertikal. Perbedaan keduanya terletak pada cara penambahan pembangunan pada masa datang.
Jika memiliki tanah yang luas maka rumah tumbuh horizontal cocok untuk keluarga besar karena penambahan akan dilakukan secara melebar. Jika lahan terbatas, rumah tumbuh vertikal jadi pilihan yang tepat karena penambahan dilakukan ke atas, seperti menambah lantai atau mezzanine.
Keunggulan rumah tumbuh
Ada tiga keunggulan kepemilikan rumah tumbuh, yaitu adanya fleksibilitas dan adaptabilitas karena rumah tumbuh dapat beradaptasi dengan perubahan kebutuhan penghuni seiring waktu sehingga tidak perlu membangun rumah baru atau bahkan pindah rumah jika ada perubahan kebutuhan di kemudian hari.
Kedua, ada efisiensi biaya karena menggunakan desain rumah tumbuh secara efektif maka ada penghematan biaya untuk perubahan atau perluasan ruangan di masa depan. Ketiga, adanya keberlanjutan karena pengerjaan yang bertahap bisa mempengaruhi dampak lingkungan, terutama penggunaan material yang bisa diestimasi dan jarang meninggalkan material sisa.
Salah satu pendiri dan CEO Gravel, Georgi Ferdwindra Putra, mengatakan pembangunan rumah tumbuh butuh rencana yang matang dan estimasi biaya ke depan agar hunian tersebut dapat terwujud.
"Jangan sampai ada perombakan infrastruktur yang terlalu besar agar biaya tidak membengkak. Ini adalah checklist yang idealnya dipenuhi dalam pembangunan rumah tumbuh," katanya.
Ia menambahkan langkah terbaik adalah melakukan konsultasi dan diskusi kepada ahli sebelum melakukan pembangunan untuk menghasilkan konsep rumah tumbuh yang optimal, mengakomodasi keinginan pemilik rumah, dan membuat proses pembangunan bertahap lebih terencana. Selain itu, pembuatan cetak biru (blueprint) juga penting sebagai landasan untuk memastikan ketersediaan ruang dan kekuatan bangunan. Cetak biru ini juga bermanfaat untuk memudahkan proses penambahan bangunan tumbuh dan menjadi pegangan kontraktor atau mandor yang mengerjakan.
"Selain itu, penting juga untuk melakukan survei kondisi rumah sebelum pengerjaan dimulai untuk mengestimasi segala kebutuhan dan biaya," kata Georgi.
Pilihan Editor: 5 Hal yang Harus Diperhatikan Sebelum Belanja Perabotan Rumah Tangga
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.