Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Bahaya Panaskan Makanan Bersantan Berulang Kali

Reporter

image-gnews
ilustrasi makanan bersantan (pixabay.com)
ilustrasi makanan bersantan (pixabay.com)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Tidak sedikit orang yang memasak makanan bersantan dengan porsi besar dengan tujuan untuk menyantapnya kembali beberapa waktu ke depan. Pakar nutrisi Widya Fadilla mengatakan makanan bersantan tak boleh dihangatkan kembali karena berpotensi buruk bagi kesehatan. 

"Makanan bersantan itu mengandung lemak tinggi. Prinsip lemak kalau semakin mencapai titik didih, semakin lama diproses, semakin menimbulkan rasa nikmat dan gurih. Namun tidak disarankan untuk dipanaskan kembali,” kata pakar lulusan Universitas Indonesia itu.

Widya menjelaskan meski mengandung lemak tinggi, makanan olahan santan tetap memiliki nutrisi baik seperti vitamin, mineral, dan zat besi. Namun apabila dihangatkan kembali, bahkan secara berulang, akan merusak nutrisi-nutrisi baik dan amenambah jumlah kandungan lemak jahat di dalamnya. Bila ini dilakukan dan dikonsumsi secara berkala akan menimbulkan sejumlah masalah kesehatan, salah satunya pada pencernaan.

“Ini biasanya mengakibatkan sakit perut, perut kembung, GERD, dan lain sebagainya,” ujarnya.

Pilih microwave
Hal ini juga berlaku untuk sayur, seperti bayam dan jenis sayuran hijau lain. Widya menyebut sayuran hijau yang dihangatkan kembali sangat rentan kehilangan nutrisi. Meski tetap tidak dianjurkan, setidaknya nutrisi yang hilang dan jumlah lemak jahat yang bertambah dapat diminimalisir. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Widya menyarankan untuk menghangatkan kembali olahan bersantan menggunakan microwave. Sebelum menghangatkan kembali, ia juga menganjurkan untuk menyimpan makanan pada wadah tertutup minim udara.

"Ketika kita memanaskan dengan kompor, itu kadang tidak merata panasnya. Kalau microwave panasnya biasanya stabil dan lebih baik juga pada proses pembunuhan bakteri," tandasnya.

Pilihan Editor: Jangan Makan Makanan Bersantan Jika Anda Menderita Penyakit ini

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Saran Ahli Gizi agar Berat Badan Kembali Ideal setelah Lebaran

10 hari lalu

Ilustrasi menimbang berat badan. Shutterstock
Saran Ahli Gizi agar Berat Badan Kembali Ideal setelah Lebaran

Diet sehat setelah banyak makan makanan bersantan saat Lebaran bisa diterapkan dengan pola makan bergizi seimbang agar berat badan ideal lagi.


Jangan Lengah, Ini Bahaya Memanaskan Makanan Bersantan Berulang Kali

11 hari lalu

Ilustrasi Ketupat. shutterstock.com
Jangan Lengah, Ini Bahaya Memanaskan Makanan Bersantan Berulang Kali

Pakar nutrisi Widya Fadilla mengatakan makanan bersantan tak boleh dihangatkan kembali karena berpotensi buruk bagi kesehatan.


Seimbangkan Konsumsi Hidangan Lebaran dengan Serat, Simak Saran Ahli Gizi

14 hari lalu

Ilustrasi opor ayam. shutterstock.com
Seimbangkan Konsumsi Hidangan Lebaran dengan Serat, Simak Saran Ahli Gizi

Konsumsi opor dan gulai yang identik dengan hidangan Lebaran perlu diseimbangkan dengan makanan sumber serat seperti sayur dan buah.


Jaga Kesehatan, Pilih Daging tanpa Lemak untuk Hidangan Lebaran

17 hari lalu

Ilustrasi semur daging. Shutterstock
Jaga Kesehatan, Pilih Daging tanpa Lemak untuk Hidangan Lebaran

Dokter mengingatkan masyarakat agar sebisa mungkin memilih daging sapi tanpa lemak untuk hidangan Lebaran agar kesehatan tetap terjaga.


Sajian Berlemak Saat Lebaran, Ahli Gizi Unair Bagikan Tips Makan Opor dan Rendang

17 hari lalu

Ilustrasi makanan khas Lebaran. Shutterstock
Sajian Berlemak Saat Lebaran, Ahli Gizi Unair Bagikan Tips Makan Opor dan Rendang

Sajian makanan kaya lemak saat Lebaran aman dikonsumsi asal tahu batasannya. Simak penuturan ahli gizi dari Unair berikut ini.


Makanan Bersantan Siap Menyerbu Saat Lebaran, Ahli Gizi: Jangan Dipanaskan Berulang

17 hari lalu

Ilustrasi opor ayam. shutterstock.com
Makanan Bersantan Siap Menyerbu Saat Lebaran, Ahli Gizi: Jangan Dipanaskan Berulang

Anda sudah siapkan opor, rendang hingga gulai untuk hidangan Lebaran? Ingat pesan dokter gizi soal makanan bersantan


Hidangan Lebaran Identik Makanan Bersantan, Ahli Gizi Imbau Jangan Sering Dipanaskan

18 hari lalu

ilustrasi hidangan lebaran (ayam) (Pixabay.com)
Hidangan Lebaran Identik Makanan Bersantan, Ahli Gizi Imbau Jangan Sering Dipanaskan

Makanan yang bersantan seperti hidangan Lebaran sebaiknya tidak dipanaskan berulang kali karena kandungan gizinya bisa berubah.


Semangat Jalani Puasa, Jangan Lupa Penuhi Nutrisi dan Hidrasi di Bulan Ramadan

19 hari lalu

Ilustrasi minum susu/Danone
Semangat Jalani Puasa, Jangan Lupa Penuhi Nutrisi dan Hidrasi di Bulan Ramadan

Kebutuhan protein hewani untuk penuhi nutrisi keluarga sangat penting. Penuhi nutrisi dan konsumsi air cukup untuk cegah dehidrasi di Bulan Ramadan.


Pentingnya Pemenuhan Nutrisi Keluarga Selama Puasa

22 hari lalu

Ilustrasi makan bareng keluarga. Unsplash.com/Pablo Merchn Montes
Pentingnya Pemenuhan Nutrisi Keluarga Selama Puasa

Nutrisi dengan gizi seimbang tidak hanya dibutuhkan anak kecil. Namun seluruh keluarga membutuhkan nutrisi seimbang di Bulan Ramadan.


10 Tips Menyimpan Makanan Berbahan Santan

27 hari lalu

ilustrasi makanan bersantan (pixabay.com)
10 Tips Menyimpan Makanan Berbahan Santan

Masakan dengan kuah santan selalu menjadi favorit banyak orang. Begini menyimpan makanan bersantan agar awet.