Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Gejala Penyakit Virus Marburg yang Perlu Dipahami

Reporter

image-gnews
Virus Marburg. Shutterstock
Virus Marburg. Shutterstock
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut virus Marburg penyebab penyakit virus Marburg (MVD) dapat menular dari antarmanusia melalui kontak langsung. Virus tersebut dapat menular melalui kulit yang rusak atau selaput lendir dengan darah, sekresi, organ atau cairan tubuh lain dari orang yang terinfeksi, dan melalui permukaan dan bahan, misalnya selimut dan pakaian yang terkontaminasi cairan tersebut.

Penularan melalui peralatan injeksi yang terkontaminasi atau luka jarum suntik dikaitkan dengan penyakit yang lebih parah, kerusakan yang cepat, dan kemungkinan tingkat kematian yang lebih tinggi. Masa inkubasi atau interval infeksi hingga timbulnya gejala bervariasi 2-21 hari. Orang yang tertular virus Marburg umumnya tiba-tiba merasakan gejala seperti demam tinggi, sakit kepala parah, dan rasa tidak enak badan yang parah, nyeri otot.

Pasien juga bisa terkena diare, sakit perut dan kram, mual dan muntah dapat dimulai pada hari ketiga. Diare bisa bertahan selama seminggu. Pada fase ini, mata pasien cekung, wajah tanpa ekspresi, dan rasa lesu yang ekstrem.

Gejala penyakit virus Marburg berat berupa perdarahan dapat terjadi pada hari kelima hingga ketujuh dan pada kasus fatal perdarahan terjadi di beberapa area. Perdarahan dapat terjadi di hidung, gusi, vagina, serta dapat keluar melalui muntah dan pada feses. Selama fase penyakit yang berat, pasien mengalami demam tinggi dan gangguan pada sistem saraf pusat sehingga dapat mengalami kebingungan dan mudah marah. Orkitis (radang testis) telah dilaporkan kadang-kadang pada fase akhir penyakit (15 hari).

Dalam kasus yang fatal, kematian paling sering terjadi antara 8-9 hari setelah timbulnya gejala, biasanya didahului kehilangan darah yang parah dan syok. Sampai saat ini belum ada vaksin untuk penyakit virus Marburg. 

Pada Mei 2020, European Medicines Agency (EMA) telah memberikan otorisasi pemasaran kepada Zabdeno dan Mvabe untuk penyakit virus Ebola. Kedua jenis vaksin ini berpotensi melindungi terhadap penyakit virus Marburg tetapi efektivitasnya belum terbukti dalam uji klinis.

Virus bertahan di tubuh
Menurut WHO, virus Marburg diketahui masih dapat bertahan di sejumlah lokasi tubuh seperti testis dan bagian dalam mata pada beberapa penyintas. Pada wanita yang terinfeksi saat hamil, virus masih tetap ada di plasenta, cairan ketuban, dan janin. Sementara wanita yang terinfeksi saat menyusui, virus dapat bertahan dalam ASI.

Meski begitu, kekambuhan dengan gejala tanpa adanya infeksi ulang pada orang yang telah sembuh dari penyakit virus Marburg (MVD) termasuk jarang terjadi. Sementara itu pada air mani orang yang terinfeksi, virus bisa bertahan hingga tujuh minggu setelah pemulihan klinis. Oleh karena itu, WHO merekomendasikan penyintas pria harus didaftarkan dalam program pengujian air mani saat dipulangkan dalam waktu tiga bulan sejak timbulnya penyakit. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Semua penyintas Marburg dan pasangannya harus menerima konseling untuk memastikan praktik seksual yang lebih aman sampai air mani dua kali mendapatkan hasil negatif untuk virus Marburg. Mereka juga harus menjaga kebersihan diri setidaknya 12 bulan sejak timbulnya gejala atau sampai tes air mani dua kali terdeteksi negatif untuk virus Marburg. 

Pencegahan
Kementerian Kesehatan memberikan sejumlah tips untuk mencegah terkena penyakit virus Marburg. Salah satunya mengurangi kontak dengan kelelawar reservoir virus Marburg. Apabila orang harus mengunjungi area habitat kelelawar tersebut maka dapat menggunakan sarung tangan dan alat pelindung lain seperti masker.

Masyarakat sebaiknya menunda perjalanan ke wilayah yang saat ini terjadi wabah seperti Guinea Ekuatorial dan Tanzania. Bila tidak memungkinkan, maka perhatikan risiko dan anjuran pemerintah wilayah atau negara tujuan. Selanjutnya, sebaiknya konsumsi daging yang matang, termasuk saat di daerah wabah virus Marburg, menghindari kontak dengan orang yang dicurigai atau terinfeksi, termasuk cairan tubuhnya.

Masyarakat disarankan mencuci tangan secara rutin, terutama ketika mengunjungi orang yang sakit atau setelah melakukan penanganan terhadap orang yang sakit di rumah. Bagi petugas kesehatan, sebaiknya terapkan pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI).

Pilihan Editor: Inilah Penyebab dan Gejala Wabah Virus Marburg

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Guru Besar UGM Sebut Anak Berkebutuhan Khusus Juga Perlu Imunisasi

15 jam lalu

Petugas memberikan vaksinasi polio terhadap anak saat Hari Bebas Kendaraan Car Free Day, Dukuh Atas, Jakarta, Minggu, 15 September 2024.Puskesmas Setia Budi melakukan jemput bola atau turun langsung memberikan vaksin polio tipe dua kepada masyarakat selama Car Free Day (CFD) untuk mencegah penyebaran virus polio yang dapat menyebabkan kelumpuhan permanen, terutama pada anak-anak yang belum menerima imunisasi lengkap. Sebelumnya, Pemda DKI Jakarta sejak 23 Juli 2024 mengadakan vaksinasi polio putaran kedua. TEMPO/Ilham Balindra
Guru Besar UGM Sebut Anak Berkebutuhan Khusus Juga Perlu Imunisasi

Imunisasi tetap harus diberikan kepada anak berkebutuhan khusus selama tidak memiliki gangguan medis yang menyertai.


5 Penyebab Pohon Mangga Tidak Berbuah

1 hari lalu

Ilustrasi mangga muda (Pixabay.com)
5 Penyebab Pohon Mangga Tidak Berbuah

Berikut sejumlah penyebab pohon mangga tidak berbuah.


Bahaya Pakai SocialSpy WhatsApp dan Cara Menghapusnya

1 hari lalu

Cara transfer chat Whatsapp ke HP baru. Foto: Canva
Bahaya Pakai SocialSpy WhatsApp dan Cara Menghapusnya

Ketahui sederet bahaya dari penggunaan aplikasi SocialSpy WhatsApp yang harus diwaspadai. Jika sudah menginstal, ketahui cara menghapusnya ini.


Perlunya Kesiapan Mental Orang Tua dalam Merawat Anak dengan Penyakit Kritis

7 hari lalu

Ilustrasi anak sakit. shutterstock.com
Perlunya Kesiapan Mental Orang Tua dalam Merawat Anak dengan Penyakit Kritis

Banyak orang tua yang kerap melupakan kondisi mental sendiri dan berlama-lama berada dalam fase penyangkalan setelah mengetahui anak sakit kritis.


Cara Kerja Nyamuk Wolbachia

12 hari lalu

Pengamatan sampel nyamuk Aedes aegipty ber-Wolbachia di Laboratorium WMP Yogyakarta. Riset ini dipimpin Profesor Adi Utarini dari UGM yang terpilih menjadi satu di antara 100 orang paling berpengaruh 2021 versi Majalah Time. Dok Tim WMP
Cara Kerja Nyamuk Wolbachia

Ada cara lain dalam pencegahan demam berdarah, yaitu menyebar virus wolbachia di kelompok nyamuk aedes aegepty menjadi nyamuk wolbachia


Masih Misteri, Satu Pasien Flu Burung di Amerika Belum Diketahui Asal Penularannya

13 hari lalu

Ilustrasi flu burung. REUTERS/Dado Ruvic
Masih Misteri, Satu Pasien Flu Burung di Amerika Belum Diketahui Asal Penularannya

Salah satu kemungkinan yang diantisipasi para ahli adalah penularan flu burung dari air susu sapi yang diminum si pasien.


Belajar dari Kasus Mpox, Ini yang Diperlukan untuk Hadapi Perubahan Pola Penyakit

17 hari lalu

Ilustrasi MPOX. Shutterstock
Belajar dari Kasus Mpox, Ini yang Diperlukan untuk Hadapi Perubahan Pola Penyakit

Pakar menyebut virus Mpox adalah salah satu contoh perubahan pola penyakit akibat dinamika kehidupan yang bergerak di antara patofisiologi interaksi.


6 Penyebab Orang Sering Sakit

23 hari lalu

Ilustrasi pria sakit. Nbc.news.com
6 Penyebab Orang Sering Sakit

Berikut beberapa penyebab utama orang sering sakit, termasuk tertular dari anak dan kurang tidur.


Anak Sakit, Kapan Boleh Tetap Sekolah atau di Rumah Saja?

27 hari lalu

Ilustrasi Anak Sakit/Halodoc
Anak Sakit, Kapan Boleh Tetap Sekolah atau di Rumah Saja?

Orang tua boleh khawatir bila anak sakit tapi bukan berarti otomatis tak mengizinkan ke sekolah. Kapan anak sakit harus di rumah atau tetap sekolah?


Penyakit yang Umum Menular di Sekolah dan Cara menghindarinya

29 hari lalu

Ilustrasi anak sakit flu/pilek. Shutterstock.com
Penyakit yang Umum Menular di Sekolah dan Cara menghindarinya

Bergulat dengan penyakit seperti pilek, sakit perut, dan flu membuat anak-anak stres. Berikutsaran agar anak tak gampang tertular penyakit di sekolah.