TEMPO.CO, Jakarta - Saat melakukan perayaan Cheng Beng, banyak etnis Tionghoa melakukan ritual bakar uang arwah. Bukan hanya uang, keluarga Tionghoa juga membakar berbagai benda lainnya seperti emas kertas, baju kertas hingga mobil kertas. Hal itu dilakukan untuk mengirim benda-benda itu kepada leluhur yang sedang berada di akhirat.
Masyarakat Tionghoa percaya saat membakar benda replika dari kertas tersebut, leluhur akan menerima bentuk asli di akhirat sana. Lantas, bagaimana asal usul ritual bakar uang arwah ini?
Mengutip dari dhammacakka.org, tradisi 'bakar uang' atau jinzhi ini dipercaya berasal dari Dinasti Tang di Tiongkok, tepatnya pada masa pemerintahan Kaisar Lie Sie Bien pada abad ke-7.
Suatu hari terdapat kabar bahwa sang kaisar mengalami sakit parah, yang membuat rakyatnya merasa sedih. Hingga kemudian diberitakan bahwa Kaisar Lie Sie Bien meninggal dunia. Karena besarnya rasa cinta rakyat terhadap Kaisar Lie Sie Bien ini, mereka berinisiatif untuk memasang kain putih di depan rumah tanda berkabung atas meninggalnya sang Kaisar.
Namun terjadi sebuah keajaiban, dimana beberapa hari setelah itu jenazah Kaisar Lie Sie Bien yang akan disemayamkan malah hidup kembali. Kaisar Lie Sie Bien menceritakan bagaimana ia bisa hidup kembali dan perjalanannya menuju alam barzah.
Saat itu, dirinya bertemu dengan ayah, ibu dan keluarga lainnya yang telah lama meninggal dunia dan mereka terlihat menderita karena kelaparan, kehausan dan serba kekurangan. Mereka memanggil Kaisar Lie Sie Bien dan meminta bantuannya agar penderitaannya berkurang. Caranya, diberikan makanan, pakaian rumah dan berbagai benda lainnya. Menurut sang Kaisar, mereka meminta bantuan pada keturunan dan keluarganya yang masih hidup.
Kaisar Lie Sie Bien akhirnya mengimbau agar keturunan dan keluarga yang masih hidup jangan sampai melupakan keluarga yang sudah meninggal. Untuk itu keluarga yang masih hidup disarankan mengirim bantuan dana atau uang pada mereka, dengan cara membakar kertas emas dan perak yang nantinya akan menjelma menjadi kepingan uang emas dan perak di alam sana, sehingga mereka tidak menderita.
Hingga saat ini ritual bakar uang arwah masih terus dilakukan untuk menghormati leluhur. Biasanya, ritual ini dilakukan saat Cheng Beng, selain itu tradisi juga menjadi bukti kecintaan etnis Tionghoa untuk keluarga yang sudah wafat.
MELINDA KUSUMA NINGRUM
Pilihan Editor: Festival Cheng Beng,Tradisi Unik Masyarakat Tionghoa Setelah Cap Go Meh
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.