TEMPO.CO, Jakarta - Banyak hal yang tidak dianjurkan untuk wanita hamil. Salah satu yang sering mengundang perbedaan pendapat adalah mewarnai rambut. Meskipun pedoman telah memberikan lampu hijau, masih ada tindakan pencegahan tertentu yang harus dilakukan oleh ibu hamil untuk menghindari komplikasi.
Ginekolog di India Amina Khalid mengutip sebuah studi terbaru yang diterbitkan pada 2021, dilakukan pada sekitar 2000 wanita, menunjukkan bahwa bayi dengan berat lahir rendah lebih sering terjadi pada mereka yang mewarnai rambut mereka pada trimester ketiga kehamilan.
Dia menambahkan bahwa mengingat ada begitu banyak pewarna rambut yang tersedia di pasaran, seseorang harus menahan diri untuk tidak membeli satu dari pemasok yang tidak dikenal atau tidak bermerek karena bahan-bahannya mungkin tidak tercantum dengan jelas. "Selain itu, mereka mungkin belum menjalani pemeriksaan keamanan dan kontrol kualitas yang tepat dan mungkin mengandung zat berbahaya. Dan kehamilan jelas bukan waktu untuk mempertaruhkan semua ini," kata dia.
Jadi apa yang harus diingat calon ibu saat mewarnai rambut saat hamil?
1. Warnai setelah trimester pertama
Sebaiknya mewarnai rambut setelah 12 minggu pertama kehamilan atau trimester pertama. Jumlah pewarna rambut yang kemungkinan masuk ke aliran darah ibu yang berpotensi mencapai bayi di dalam kandungan, diperkirakan sangat kecil.
Konsultan senior ginekologi Ritu Sethi mengatakan bahwa mewarnai rambut saat hamil dianggap aman, terutama pada trimester kedua dan ketiga. Karena sebagian besar pewarna rambut memiliki sedikit kontak dengan kulit kepala, kemungkinan bahan kimia mencapai aliran darah dan baji lebih rendah. Namun, ahli menunjukkan bahwa wanita harus menahan diri untuk tidak mewarnai rambut mereka pada trimester pertama karena ini adalah masa pertumbuhan dan perkembangan janin yang cepat.
2. Tunggu sampai organ bayi terbentuk
Pedoman mengatakan bahwa bahan kimia dalam pewarna rambut permanen dan semi permanen tidak terlalu beracun dan aman, tetapi sebaiknya menunggu sampai organ bayi terbentuk untuk lebih aman.
3. Highlight lebih aman
Highlight rambut atau mengoleskan pewarna hanya pada sebagian helaian rambut adalah pilihan yang aman dan baik. Dengan cara ini, bahan kimia yang digunakan hanya diserap oleh rambut, bukan kulit kepala atau aliran darah.
4. Gunakan pewarna nabati
Pewarna nabati murni semi permanen, seperti henna juga merupakan alternatif lain yang aman.
5. Warnai di ruangan terbuka
Rambut harus diwarnai di ruangan yang berventilasi baik. Ini membantu mengurangi penghirupan udara yang terkait dengan pewarna.
6. Mewarnai rambut sendiri
Jika mewarnai rambut sendiri, pastikan untuk:
-Pakai sarung tangan saat melakukannya
-Oleskan pewarna pada area kecil rambut terlebih dahulu untuk memeriksa reaksi alergi
-Baca instruksi dengan hati-hati dan jangan tinggalkan bahan kimia pada rambut lebih lama dari waktu yang ditentukan
-Bilas rambut secara menyeluruh setelah mengoleskan pewarna
Sethi merekomendasikan untuk tetap menggunakan pewarna rambut yang sama yang telah digunakan sebelumnya menurunkan risiko reaksi yang tidak terduga.
Satu hal yang perlu diingat menurut Khalid, jangan mewarnai rambut jika memiliki lecet atau luka di kulit kepala. Selain itu, hindari mewarnai rambut terlalu sering saat hamil.
INDIAN EXPRESS
Pilihan Editor: Apakah Mewarnai Bisa Menyebabkan Rambut Rontok?
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.