TEMPO.CO, Jakarta - Bernapas secara berlebihan atau hiperventilasi dipengaruhi banyak faktor. Misalnya, saat merasa gugup, cemas, atau stres. Mengutip WebMD, cedera kepala dan terkejut bisa menyebabkan hiperventilasi.
Mengutip Healthline, hiperventilasi kondisi ketika bernapas sangat cepat. Biasanya gejala berlangsung selama 20 menit hingga 30 menit. Ketika mengalami hiperventilasi mengembuskan napas lebih banyak dibandingkan yang dihirup. Kondisi itu mengganggu keseimbangan pernapasan, karena karbon dioksida dalam tubuh cepat berkurang.
Mengutip Medical News Today, hiperventilasi bukan penyakit. Tapi, gejala dari kondisi lain atau akibat dari tekanan emosional.
Penyebab hiperventilasi
1. Ketakutan, panik, atau stres
Tekanan emosional seperti panik, ketakutan, atau kecemasan, salah satu penyebab paling umum hiperventilasi. Orang yang mengalami kondisi hiperventilasi terkadang muncul gejala rasa takut.
2. Infeksi
Hiperventilasi tersebab beberapa jenis infeksi dalam tubuh. Infeksi seperti pneumonia menyebabkan pembengkakan dan penumpukan cairan di paru-paru bisa menjadi penyebab bernapas makin cepat.
3. Cedera kepala
Cedera kepala bisa menyebabkan perubahan laju pernapasan, termasuk hiperventilasi. Sebab, fungsi otak mempengaruhi pernapasan. Gejala lainnya cedera kepala, yakni mual dan kebingungan.
4. Penyakit paru-paru
Penyakit paru-paru obstruktif kronik dan asma membuat pernapasan menjadi lebih sulit. Saluran udara rentan menyempit dan membuat seseorang bekerja lebih keras untuk memasukkan udara ke paru-paru. Gejalanya lainnya nyeri dada dan batuk.
5. Komplikasi diabetes
Ketoasidosis diabetik tergolong komplikasi diabetes. Kondisi itu bisa terjadi jika tubuh tidak mempunyai cukup insulin untuk energi dan membakar lemak. Hiperventilasi salah satu gejala ketoasidosis diabetik. Gejala lainnya mual, haus berlebihan, dan sering buang air kecil.
6. Dataran tinggi
Ketika berada di ketinggian puncak gunung tekanan udara dan kadar oksigen menurun. Itu bisa membuat pernapasan menjadi lebih sulit. Di ketinggian lebih dari 2.400 meter, kadar oksigen yang rendah menyebabkan masalah pernapasan, termasuk hiperventilasi. Beberapa orang, bernapas berlebihan ketika melewati ketinggian 2.400 meter.
Pilihan Editor: Mengenali Teknik Pernapasan Box Breathing dan Manfaatnya
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.