Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Penyebab dan Gejala Penyakit Ginjal Kronis yang Perlu Anda Ketahui

Editor

Nurhadi

image-gnews
Ilustrasi ginjal. Shutterstock
Ilustrasi ginjal. Shutterstock
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Penyakit ginjal kronis atau chronic kidney disease (CKD) merupakan kondisi jangka panjang di mana ginjal tak berfungsi sebagaimana mestinya. Mengutip National Health Service, penyakit ginjal kronis sering dikaitkan dengan bertambahnya usia. 

Penyakit ginjal juga dapat menyerang siapa saja, namun lebih sering terjadi pada orang berkulit hitam atau berasal dari Asia Selatan. Mengutip Kidney.org, orang yang mengalami penyakit ginjal berarti 85-90 persen fungsi ginjalnya hilang dan tak bekerja dengan cukup baik. 

Penyakit ginjal memiliki berbagai jenis dan tingkat keparahan. Karena itu, kemungkinan sembuhnya tergantung pada jenis penyakit ginjal yang diderita. Beberapa jenis penyakit ginja, seperti penyakit ginjal polikistik dan glomerulonefritis dapat menjadi kronis dan sulit disembuhkan, namun dapat diobati dan dikelola dengan pengobatan dan perubahan gaya hidup.

Penyebab penyakit ginjal

Mengutip Cleveland Clinic, penyakit ginjal terjadi saat ginjal rusak dan tak dapat menyaring darah. Kerusakan dapat terjadi dengan cepat bila disebabkan oleh cedera atau racun. Ini umumnya akan terjadi selama berbulan-bulan hingga bertahun-tahun.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tekanan darah tinggi atau hipertensi dan diabetes menjadi penyebab paling umum dari penyakit ginjal kronis. Selain itu, ada pula penyebab dan kondisi lain yang mempengaruhi fungsi ginjal hingga menyebabkan penyakit ginjal kronis, di antaranya:

  • Glomerulonefritis, jenis penyakit ginjal ini melibatkan kerusakan pada glomeruli, unit penyaringan di dalam ginjal.
  • Penyakit ginjal polikistik, ini kelainan genetik yang menyebabkan banyak kista berisi cairan tumbuh di ginjal, dan mengurangi kemampuan fungsi ginjal.
  • Nefrosklerosis hipertensi, kerusakan ginjal tersebab hipertensi kronis.
  • Nefropati membranosa, gangguan di mana sistem kekebalan tubuh menyerang membran penyaring limbah di ginjal.
  • Obstruksi saluran kemih akibat batu ginjal, pembesaran prostat atau kanker.
  • Reflux vesicoureteral, kondisi di mana urin mengalir mundur – refluks – kembali ke ureter ke ginjal.
  • Sindrom nefrotik, kumpulan gejala yang menunjukkan kerusakan ginjal.
    Infeksi ginjal berulang (pielonefritis).
  • Nefropati terkait diabetes, ini kerusakan atau disfungsi satu atau lebih saraf, yang disebabkan oleh diabetes, yang biasanya menyebabkan mati rasa, kesemutan, kelemahan otot, dan nyeri di area yang terkena.
  • Lupus dan penyakit sistem kekebalan lainnya yang menyebabkan masalah ginjal termasuk poliarteritis nodosa , sarkoidosis , sindrom Goodpasture , dan purpura Henoch-Schonlein.

Gejala penyakit ginjal kronis

Pada tahap awal penyakit ginjal, penderita biasanya tak memiliki gejala yang terlihat. Namun, saat penyakit mulai memburuk gejalanya baru akan tampak, seperti:

  • Kebutuhan untuk buang air kecil (buang air kecil) lebih sering.
  • Kelelahan, kelemahan, tingkat energi rendah.
  • Kehilangan selera makan.
  • Pembengkakan tangan, kaki, dan pergelangan kaki Anda.
  • Sesak napas.
  • Darah dalam urin Anda; urin berbusa.
  • Mata bengkak.
  • Kulit kering dan gatal.
  • Sulit berkonsentrasi.
  • Sulit tidur
  • Mati rasa.
  • Mual atau muntah.
  • Kram otot.
  • Tekanan darah tinggi.
  • Penggelapan kulit Anda.

Pilihan Editor: Awas, Penyakit Ginjal Kronis Sering tanpa Gejala di Awal 

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Tips Kendalikan Diri Konsumsi Makanan Ultra Proses

1 hari lalu

Ilustrasi ngemil keripik. Freepik.com
Tips Kendalikan Diri Konsumsi Makanan Ultra Proses

Para peneliti mencatat adanya korelasi langsung antara jumlah makanan ultra proses dalam diet dan risiko diabetes tipe 2


5 Camilan Terbaik Berserat Tinggi untuk Penderita Diabetes

1 hari lalu

Ilustrasi buah beri. Shutterstock
5 Camilan Terbaik Berserat Tinggi untuk Penderita Diabetes

Camilan yang tinggi serat merupakan pilihan baik karena serat dapat membantu mengontrol kadar gula darah, yang artinya baik bagi penderita diabetes


Peneliti Ungkap Manfaat Tidur Lebih di Akhir Pekan atau Libur Panjang

3 hari lalu

Ilustrasi tidur gelisah atau sulit tidur. Shutterstock
Peneliti Ungkap Manfaat Tidur Lebih di Akhir Pekan atau Libur Panjang

Libur panjang tidak harus selalu dihabiskan dengan berjalan-jalan, kadang-kadang perlu bagi kita untuk istirahat sejenak dan tidur lebih nyenyak


Kematian RA Kartini dan Preeklamsia, Berikut Penjelasan Medis Tentang Komplikasi Kehamilan Berbahaya

3 hari lalu

Raden Ajeng Kartini. Wikipedia
Kematian RA Kartini dan Preeklamsia, Berikut Penjelasan Medis Tentang Komplikasi Kehamilan Berbahaya

Preeklamsia adalah komplikasi kehamilan yang serius, ditandai oleh tekanan darah tinggi dan kadar protein tinggi dalam urine yang dialami RA Kartini.


Pemerintah dan DPR Sepakat Cukai Minuman Berpemanis Hanya 2,5 Persen, YLKI: Main-main

4 hari lalu

Puluhan massa dari organisasi CISDI bersama dengan Forum Warga Kota Jakarta (FAKTA) dan Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) melakukan aksi demo mendukung diberlakukannya cukai minuman berpemanis dalam kemasan (MBDK) di kawasan Patung Kuda, Monas,  Jakarta, Rabu 18 Oktober 2023. Studi meta analisis pada 2021 dan 2023 mengestimasi setiap konsumsi 250 mililiter MBDK akan meningkatkan risiko obesitas sebesar 12 persen, risiko diabetes tipe 2 sebesar 27 persen, dan risiko hipertensi sebesar 10 persen (Meng et al, 2021; Qin et al, 2021; Li et al, 2023). Mengadaptasi temuan World Bank (2020), penerapan cukai diprediksi meningkatkan harga dan mendorong reformulasi produk industri menjadi rendah gula sehingga menurunkan konsumsi MBDK. Penurunan konsumsi MBDK akan berkontribusi terhadap berkurangnya tingkat obesitas dan penyakit tidak menular seperti diabetes, stroke, hingga penyakit jantung koroner. TEMPO/Subekti.
Pemerintah dan DPR Sepakat Cukai Minuman Berpemanis Hanya 2,5 Persen, YLKI: Main-main

Keputusan Kementerian Keuangan menerima usulan BAKN DPR RI soal tarif cukai minuman berpemanis 2,5 persen, dinilai YLKI hanya main-main.


Ciri-ciri Tekanan Darah Tinggi yang Harus Diwaspadai

6 hari lalu

Ilustrasi hipertensi (Pixabay.com)
Ciri-ciri Tekanan Darah Tinggi yang Harus Diwaspadai

Beberapa gejala tekanan darah tinggi atau hipertensi untuk deteksi dini penyakit jantung


Mengulas Obat Statin, Efek Sampingnya pada Manusia dan Hewan

6 hari lalu

Ilustrasi minum obat. TEMPO/Subekti
Mengulas Obat Statin, Efek Sampingnya pada Manusia dan Hewan

Golongan statin dikenal sebagai lini pertama dalam menurunkan kadar kolesterol. Bisa diberikan kepada manusia maupun hewan. Apa efek sampingnya?


Akses Makanan dan Minuman Tinggi Kalori Mudah, Tingkatkan Risiko Diabetes

9 hari lalu

Ilustrasi diabetes. Freepik.com
Akses Makanan dan Minuman Tinggi Kalori Mudah, Tingkatkan Risiko Diabetes

Angkat penderita diabetes diprediksi akan terus meningkat seiring dengan perubahan pola makan dan gaya hidup yang kurang sehat.


Ketahui Soal Sindrom Metabolik: Pengertian, Gejala, dan Penyebab

14 hari lalu

Ilustrasi kolesterol. Shutterstock
Ketahui Soal Sindrom Metabolik: Pengertian, Gejala, dan Penyebab

Sindrom metabolik adalah kondisi yang meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, dan diabetes tipe 2. Apa sebab dan gejalanya?


Waktu yang Tepat Pemasangan Akses Cuci Darah Menurut Pakar

15 hari lalu

Ilustrasi cuci darah (REUTERS/Hannah McKay)
Waktu yang Tepat Pemasangan Akses Cuci Darah Menurut Pakar

Berikut waktu yang tepat bagi pasien gagal ginjal untuk memasang akses hemodialisis atau cuci darah menurut pakar.