Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mengenali Kondisi Bernapas Berlebihan atau Hiperventilasi

Reporter

Editor

Bram Setiawan

image-gnews
Ilustrasi bernapas. (zebrapen.com)
Ilustrasi bernapas. (zebrapen.com)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Hiperventilasi kondisi ketika bernapas sangat cepat dan berlebihan, dikutip dari Healthline. Bernapas secara berlebihan atau hiperventilasi dipengaruhi banyak faktor. Misalnya, saat merasa gugup, cemas, atau stres.

Mengutip WebMD, cedera kepala dan terkejut bisa menyebabkan hiperventilasi. Ketika mengalami hiperventilasi mengembuskan napas lebih banyak dibandingkan yang dihirup. Kondisi itu mengganggu keseimbangan pernapasan, karena karbon dioksida dalam tubuh cepat berkurang.

Mengutip Medical News Today, orang yang mengalami hiperventilasi akan mengeluarkan karbon dioksida dengan jumlah besar dari tubuhnya. Kondisi tersebut rentan mempengaruhi turunnya tekanan darah.

Biasanya hiperventilasi tersebab kecemasan yang sudah memasuki taraf tidak wajar atau akut. Dalam kondisi itu pemikiran tidak bisa berfungsi secara normal. Hiperventilasi juga dipicu rasa panik yang muncul akibat takut, stres, atau fobia. Beberapa orang  mengalami hiperventilasi, karena respons ekspresi emosional yang tak terkendali.

Penyebab hiperventilasi

Cedera kepala rentan mengakibatkan hiperventilasi, karena fungsi otak untuk mengendalikan pernapasan menjadi terganggu. Cedera di bagian kepala akan mempengaruhi perubahan laju pernapasan.

Ketika berada di ketinggian puncak gunung tekanan udara dan kadar oksigen menurun. Itu bisa membuat pernapasan menjadi lebih sulit. Di ketinggian lebih dari 2.400 meter, kadar oksigen yang rendah menyebabkan masalah pernapasan, termasuk hiperventilasi. Beberapa orang, bernapas berlebihan ketika melewati ketinggian 2.400 meter.

Kondisi asma juga mempengaruhi laju pernapasan, karena menyempitkan saluran udara. Kondisi itu termasuk pula penyakit paru-paru obstruktif kronik membuat harus bekerja keras untuk memasukkan udara ke paru-paru. Situasi ini menyebabkan pernapasan menjadi cepat yang ditandai bengek, nyeri dada, batuk. Kondisi yang berakibat hiperventilasi.

 

Pilihan Editor: 5 Cara Membuat Paru-Paru Bekerja Optimal hingga Usia Lanjut

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan




Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mengenali 6 Penyebab Rambut Rontok

3 jam lalu

Ilustrasi rambut rontok.
Mengenali 6 Penyebab Rambut Rontok

Rambut rontok ada banyak penyebabnya


Kesedihan Menumpuk, Apa Itu Kondisi Compounded Grief?

4 jam lalu

Ilustrasi remaja sedih atau galau. Pxhere.com
Kesedihan Menumpuk, Apa Itu Kondisi Compounded Grief?

Compounded grief merujuk kesedihan atau keadaan duka yang majemuk


5 Kiat Manajeman Stres

2 hari lalu

Ilustrasi wanita melakukan peregangan. Freepik.com
5 Kiat Manajeman Stres

Stres berkepanjangan bisa berakibat penyakit serius dan masalah kesehatan mental lainnya


Tidur Setelah Berolahraga, Apa Efeknya Untuk Tubuh?

3 hari lalu

Ilustrasi wanita tidur. Freepik.com
Tidur Setelah Berolahraga, Apa Efeknya Untuk Tubuh?

Setelah berolahraga terasa mengantuk atau ingin tidur tersebab respons alami tubuh terhadap aktivitas fisik


Gangguan Kepribadian Menghindar, Mengenali Gejala dan Penyebab Avoidant Personality Disorder

3 hari lalu

ilustrasi pria sendiri (pixabay.com)
Gangguan Kepribadian Menghindar, Mengenali Gejala dan Penyebab Avoidant Personality Disorder

Orang dengan gangguan kepribadian menghindar cenderung menghindari situasi sosial karena takut ditolak orang lain


4 Macam Bau Mulut dan Masalah Kesehatan di Baliknya

3 hari lalu

ilustrasi bau mulut (pixabay.com)
4 Macam Bau Mulut dan Masalah Kesehatan di Baliknya

Pakar menyebutkan empat jenis bau mulut yang mesti diwaspadai karena terkait dengan masalah kesehatan.


Cerita Gisele Bundchen Mengalami Kesulitan di Puncak Karier Modeling

4 hari lalu

Gisele Bundchen. Foto: Instagram/@gisele
Cerita Gisele Bundchen Mengalami Kesulitan di Puncak Karier Modeling

Gisele Bundchen mengungkapkan gangguan kesehatan mentalnya sejak awal karier modeling


Mengapa Sering Mengeluh Dapat Membahayakan Kesehatan?

6 hari lalu

Ilustrasi pria di tempat kerja. lovebscott.com
Mengapa Sering Mengeluh Dapat Membahayakan Kesehatan?

Meskipun dapat menurunkan suasana hati dan kebahagiaan, mengeluh juga dapat berdampak besar pada fungsi otak dan tubuh.


Banyak Debu di Penitipan Anak, Waspadai Paru-parunya

7 hari lalu

Ilustrasi penitipan anak (daycare). shutterstock.com
Banyak Debu di Penitipan Anak, Waspadai Paru-parunya

Debu bercampur bakteri banyak terdapat di penitipan anak sehingga bisa memicu asma, ungkap sebuah penelitian di European Respiratory Society.


Vokalis Sum 41 Sakit Pneumonia, Mengenal Deryck Whibley

9 hari lalu

Vokalis SUM 41, Deryck Whibley saat  konser bertajuk 'Screaming Bloody Murder Festival with SUM 41' di Mata Elang International Stadium, Pantai Karnaval Ancol, Jakarta Utara, Selasa(10/4). TEMPO/Dwianto Wibowo
Vokalis Sum 41 Sakit Pneumonia, Mengenal Deryck Whibley

Vokalis Sum 41 Deryck Whibley dibawa ke rumah sakit akibat pneumonia atau infeksi saluran pernapasan akut yang menyerang paru-paru