TEMPO.CO, Jakarta - Hiperventilasi kondisi ketika bernapas sangat cepat dan berlebihan, dikutip dari Healthline. Bernapas secara berlebihan atau hiperventilasi dipengaruhi banyak faktor. Misalnya, saat merasa gugup, cemas, atau stres.
Mengutip WebMD, cedera kepala dan terkejut bisa menyebabkan hiperventilasi. Ketika mengalami hiperventilasi mengembuskan napas lebih banyak dibandingkan yang dihirup. Kondisi itu mengganggu keseimbangan pernapasan, karena karbon dioksida dalam tubuh cepat berkurang.
Mengutip Medical News Today, orang yang mengalami hiperventilasi akan mengeluarkan karbon dioksida dengan jumlah besar dari tubuhnya. Kondisi tersebut rentan mempengaruhi turunnya tekanan darah.
Biasanya hiperventilasi tersebab kecemasan yang sudah memasuki taraf tidak wajar atau akut. Dalam kondisi itu pemikiran tidak bisa berfungsi secara normal. Hiperventilasi juga dipicu rasa panik yang muncul akibat takut, stres, atau fobia. Beberapa orang mengalami hiperventilasi, karena respons ekspresi emosional yang tak terkendali.
Penyebab hiperventilasi
Cedera kepala rentan mengakibatkan hiperventilasi, karena fungsi otak untuk mengendalikan pernapasan menjadi terganggu. Cedera di bagian kepala akan mempengaruhi perubahan laju pernapasan.
Ketika berada di ketinggian puncak gunung tekanan udara dan kadar oksigen menurun. Itu bisa membuat pernapasan menjadi lebih sulit. Di ketinggian lebih dari 2.400 meter, kadar oksigen yang rendah menyebabkan masalah pernapasan, termasuk hiperventilasi. Beberapa orang, bernapas berlebihan ketika melewati ketinggian 2.400 meter.
Kondisi asma juga mempengaruhi laju pernapasan, karena menyempitkan saluran udara. Kondisi itu termasuk pula penyakit paru-paru obstruktif kronik membuat harus bekerja keras untuk memasukkan udara ke paru-paru. Situasi ini menyebabkan pernapasan menjadi cepat yang ditandai bengek, nyeri dada, batuk. Kondisi yang berakibat hiperventilasi.
Pilihan Editor: 5 Cara Membuat Paru-Paru Bekerja Optimal hingga Usia Lanjut
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.
Baca juga: