TEMPO.CO, Jakarta - Stroke termasuk penyebab kematian terbesar di Amerika Serikat dan mengakibatkan kecacatan serius. Selama stroke, aliran darah ke area otak tersumbat atau pembuluh darah pecah, menyebabkan pendarahan di otak.
Wanita memiliki risiko stroke seumur hidup yang lebih tinggi daripada pria. Centers for Disease Control and Prevention memperkirakan 1 dari 5 wanita Amerika akan mengalami stroke dan hampir 60% akan meninggal akibat serangan itu. Stroke adalah kematian ketiga bagi wanita di Amerika Serikat.
American Heart Association dan American Stroke Association merilis pedoman risiko stroke khusus pada wanita dibandingkan pria, prodman ini menjelaskan mengapa wanita memiliki pedoman sendiri untuk pencegahan stroke yang dirancang khusus untuk mereka.
Kehamilan
Beberapa kondisi pada orang yang sedang hamil mengakibatkan peningkatan risiko stroke, menurut laman health-cleceandclinic. Sejumlah komplikasi yang meningkatkan risiko stroke dan gangguan jantung pada ibu hamil, seperti hipertensi selama kehamilan, diabetes gestasional, preeklampsia.
Jika anda mulai merasakan sakit kepala selama kehamilan, ini bisa menjadi tanda pertama dari kondisi seperti preeklampsia dan kondisi lain yang menyebabkan penyempitan pembuluh darah di otak. Pada periode post-partum, tak lama setelah melahirkan, ahli saraf Dolora Wisco, MD mengatakan lebih umum melihat serangkaian bekuan darah dan gangguan pembuluh darah lain yang menyebabkan stroke, termasuk trombosis vena serebral dan diseksi arteri.
Penggunaan Kontrasepsi
Walaupun KB terbilang aman, ada kondisi tertentu dimana hormon yang digunakan dalam pil KB dapat meningkatkan risiko stroke. Secara khusus, apabila anda memiliki tekanan darah tinggi, diabetes, obesitas, saat ini merokok atau pernah mengalami kondisi tertentu, anda harus memeriksakan diri ke penyedia layanan kesehatan sebelum memulai kontrasepsi.
Menopause
Saat mengalami menopause, tubuh menghasilkan lebih sedikit estrogen, yang menyebabkan gejala seperti sulit tidur, dan vagina kering. Terapi hormon untuk menopause melibatkan penggunaan estrogen atau progesteron untuk meredakan gejala tersebut. Namun, beberapa data menunjukkan, orang yang menggunakan terapi hormon jenis ini cenderung terkena risiko pembekuan darah dan stroke.
Endometriosis
Melansir dari situs Health, wanita dengan endometriosis memiliki risiko stroke yang lebih tinggi. Sebuah jurnal dari American Stroke Association menemukan, wanita dengan endometriosis memiliki risiko 34% lebih tinggi terkena stroke dibandingkan mereka yang tidak memiliki kondisi peradangan kronis.
Endometriosis terjadi ketika jaringan yang mirip dengan yang melapisi rahim (endometrium) tumbuh di luar rahim, biasanya pada ovarium, saluran tuba, atau di usus atau kandung kemih. Hal ini menyebabkan rasa sakit yang luar biasa, bersamaan dengan menstruasi, serta kemandulan, menstruasi yang sangat berat, dan masalah pencernaan.
Pilihan editor : Bahaya! Kenali 5 Ragam Gejala Stroke yang Tidak Biasa
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung.