TEMPO.CO, Jakarta - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut kanker kolorektal menempati peringkat keempat dari total kasus kanker di Indonesia pada 2018. Sedangkan menurut Kementerian Kesehatan RI, kanker kolorektal merupakan dua besar kasus kanker yang paling banyak menyerang pria dengan tingkat kejadian 15,9 per 100.000 orang dan tingkat kematian 10,8 per 100.000 kasus.
Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia (YKI), Prof. Dr. dr. Aru W. Sudoyo, Sp.PD, mengatakan lingkungan dan gaya hidup menjadi faktor risiko kanker kolorektal yang menyerang jaringan usus besar (kolon) dan usus paling bawah sampai anus (rektum). Sekitar 95 persen faktor risiko itu ada di lingkungan, kebiasaan, serta gaya hidup, dan terutama pada kanker kolorektal adalah bahan-bahan makanan yang masukn ke dalam usus.
Menurut Aru, saat ini gaya hidup masyarakat Indonesia sudah hampir sama dengan negara maju, terlihat dari berkurangnya rempah-rempah dan serat yang dikonsumsi dalam makanan sehari-hari. Padahal, serat serta rempah-rempah seperti jahe dan kunyit dapat mengurangi risiko kanker usus besar.
Gaya hidup tak sehat
Makan makanan tinggi lemak, termasuk daging merah, secara berlebihan serta kebiasaan merokok dan minum alkohol juga juga dapat menjadi penyebab kanker kolorektal. Gejala di antaranya nyeri pada perut, berat badan turun, merasa lemah berlebihan, buang air besar berdarah, dan perubahan pola buang air besar.
"Perubahan pola buang air besar ini yang kadang-kadang terjadi sebelum ada gejala-gejala lain," ujar Aru.
Lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) itu mengatakan saat ini kasus kanker kolorektal naik amat pesat, termasuk di kalangan usia muda, karena gaya hidup yang tidak sehat. Kanker kolorektal juga menyerang usia muda di Amerika Serikat sehingga batas usia skrining turun dari 50 tahun menjadi 45 tahun.
Masalahnya, 70 persen dari pasien kanker kolorektal baru berkonsultasi ke dokter ketika sudah memasuki stadium tiga bahkan empat. Padahal, penanganan kanker kolorektal akan semakin mudah dan efektif jika ditemukan lebih awal melalui deteksi dini, di antaranya dengan metode pemeriksaan kondisi anus, DNA feses, kadar CEA dalam darah, tes darah samar pada kotoran, dan penapis tumor M2-PK dari kotoran.
Pilihan Editor: 5 Jenis Kanker yang Paling Sering Diderita Pria, Kanker Prostat Urutan Pertama
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.