Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ragam Pengobatan Kanker Kolorektal

Reporter

image-gnews
Ilustrasi kanker usus (pixabay.com)
Ilustrasi kanker usus (pixabay.com)
Iklan

TEMPO.CO, JakartaKanker kolorektal merupakan kanker yang menyerang jaringan usus besar (kolon) dan usus paling bawah sampai anus (rektum). Namun, Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia (YKI) Prof. Dr. dr. Aru W. Sudoyo, SpPD, mengatakan kanker kolorektal menjadi jenis kanker dengan kemajuan pengobatan paling pesat. Terbukti dari banyaknya ragam pengobatan yang dapat dilakukan, mulai operasi hingga imunoterapi. 

Kanker kolorektal sebagian besar dimulai dari pertumbuhan polip pada lapisan dalam usus besar atau rektum. Kemungkinan polip berubah menjadi kanker tergantung pada jenis polip tersebut. Jika terbentuk dalam polip maka kanker tersebut dapat tumbuh ke dinding usus besar atau rektum dari waktu ke waktu.

Aru memaparkan pengobatan kanker kolorektal yang tersedia di Indonesia saat ini meliputi pengobatan kemoterapi konvensional, terapi target, dan imunoterapi. Pengobatan kemoterapi bertujuan mencegah atau memperlambat pertumbuhan danpembelahan sel kanker. Sementara terapi target menargetkan protein yang mengatur pertumbuhan, pembelahan, dan penyebaran sel.

Imunoterapi merupakan metode terapi terbaru yang berupaya membantu sistem kekebalan tubuh agar mampu melawan kanker, kemudian memodulasi mekanisme penghambatan kekebalan untuk mengaktifkan kembali kekebalan antitumor.

"Dengan kemajuan ilmu pengetahuan, kita lihat yang sekarang bisa diberdayakan adalah sel kekebalan tubuh sendiri untuk bisa melawan tumornya," ujar lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) itu.

Harapan baru pasien
Berbagai opsi pengobatan tersebut akan memberikan harapan baru bagi pasien kanker kolorektal. "Setiap pasien kanker kolorektal akan mendapatkan pengobatan yang disesuaikan dengan karakteristik masing-masing sehingga hasil yang didapatkan optimal," jelasnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Berdasarkan data Globocan tahun 2020, secara global kanker kolorektal diperkirakan berada di urutan kedua penyebab kematian terbesar akibat kanker. Sementara di Indonesia, berdasarkan sumber data yang sama, kanker tersebut menduduki kasus tertinggi kedua pada pria setelah kanker paru dengan jumlah kasus baru mencapai 34.189. Kanker tersebut juga menjadi kanker dengan angka kematian tertinggi kelima di Indonesia.

Faktor risiko kanker kolorektal di antaranya berusia di atas 50 tahun, memiliki riwayat infeksi usus besar, genetik, konsumsi daging merah berlebihan, diet tidak seimbang, kurang aktivitas fisik, obesitas, merokok, minum alkohol berlebihan, menderita gangguan pencernaan berulang, dan memiliki riwayat diabetes tipe 2.

Pilihan Editor: Penyebab Kanker Kolorektal, Gaya Hidup dan Makanan Tak Sehat

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Alasan Peluang Sembuh dari Kanker Lebih Besar Karena Deteksi Dini

16 menit lalu

Ilustrasi kanker prostat. Shutterstock
Alasan Peluang Sembuh dari Kanker Lebih Besar Karena Deteksi Dini

Deteksi kanker sejak dini sangatlah penting agar penanganan dapat segera dilakukan dan peluang sembuh pun semakin tinggi.


Gastroenterolog Ingatkan Bahaya Suplemen Pembersih Usus Besar, Termasuk Gagal Ginjal

13 jam lalu

Ilustrasi usus besar. Cellularhealthinc.com
Gastroenterolog Ingatkan Bahaya Suplemen Pembersih Usus Besar, Termasuk Gagal Ginjal

Gastroenterolog mengingatkan risiko serius mengonsumsi suplemen pembersih usus besar, termasuk gagal ginjal. Apalagi risiko lainnya?


Hati-hati, Kedutan Ternyata Bisa Jadi Gejala Kanker dan Tumor Otak

2 hari lalu

Ilustrasi otak. medicalnews.com
Hati-hati, Kedutan Ternyata Bisa Jadi Gejala Kanker dan Tumor Otak

Meski tak secara langsung menjadi indikator kanker, kedutan bisa juga menjadi sinyal kanker otak, menurut Asosiasi Tumor Otak Amerika.


Saran Pakar untuk Tekan Kasus Kanker Serviks, Salah Satu Penyebab Kematian Tertinggi

2 hari lalu

Ilustrasi Kanker Serviks. Cancerbox.org
Saran Pakar untuk Tekan Kasus Kanker Serviks, Salah Satu Penyebab Kematian Tertinggi

Kanker serviks bisa dideteksi dan dicegah dengan melakukan pap smear secara rutin. Berikut penjelasan pakar ginekologi onkologi.


Terdapat 230 Ribu Kematian Akibat Kanker, Kemenkes Kampanyekan Vaksinasi HPV

5 hari lalu

Ilustrasi kanker (pixabay.com)
Terdapat 230 Ribu Kematian Akibat Kanker, Kemenkes Kampanyekan Vaksinasi HPV

Budi meluncurkan serangkaian inisiatif yang bertujuan meningkatkan akses terhadap deteksi dini kanker dengan mengandalkan kemitraan internasional.


4 Hal Penting yang Dianjurkan Peneliti Demi Turunkan Risiko Kanker

6 hari lalu

Ilustrasi perempuan tidur. Foto: Freepik.com
4 Hal Penting yang Dianjurkan Peneliti Demi Turunkan Risiko Kanker

Para peneliti di Mass General Brigham menyebut empat strategi spesifik untuk menurunkan risiko kanker. Berikut pendapat pakar.


Urolog Minta Pria 45 Tahun ke Atas Rutin Periksa Kanker Prostat

7 hari lalu

Ilustrasi kanker prostat. Shutterstock
Urolog Minta Pria 45 Tahun ke Atas Rutin Periksa Kanker Prostat

Spesialis urologi mengingatkan laki-laki yang telah menginjak usia 45 tahun harus melakukan pemeriksaan kanker prostat, ini alasannya.


Bintang Broadway Gavin Creel Berpulang di Usia 48 Tahun karena Kanker Langka

7 hari lalu

Gavin Creel. Foto: Instagram.
Bintang Broadway Gavin Creel Berpulang di Usia 48 Tahun karena Kanker Langka

Aktor Gavin Creel berpulang pada usia 48 tahun akibat kanker langka. Kepergiannya sangat mengejutkan Broadway.


Efek Kandungan Hidrokuinon Tinggi pada Skincare, Keracunan hingga Kanker

10 hari lalu

Ilustrasi cuci muka. Shutterstock
Efek Kandungan Hidrokuinon Tinggi pada Skincare, Keracunan hingga Kanker

Dokter kulit mengatakan penggunaan hidrokuinon dengan kadar tinggi dapat menyebabkan efek jangka panjang, salah satunya potensi kanker.


Masyarakat Diminta Rajin Periksa Kesehatan Cegah Kanker

11 hari lalu

Ilustrasi kanker (pixabay.com)
Masyarakat Diminta Rajin Periksa Kesehatan Cegah Kanker

Kemenkes masyarakat rajin memeriksakan kesehatan seiring pergeseran penyakit tidak menular, termasuk kanker, yang semakin besar.