TEMPO.CO, Jakarta - Seorang ilmuwan bernama Justine Butler memperingatkan bahwa mengkonsumsi produk dairy, termasuk susu, bisa berpotensi memicu penyakit jantung. Menurutnya, susu dan milkshake mengandung lemak jenuh dalam jumlah besar yang dapat berdampak buruk pada kesehatan.
Mengutip Times of India, peraih gelar PhD dalam biologi molekuler dari Universitas Bristol itu merujuk studi dari Nurses 'Health Study yang mengungkapkan hubungan antara mengonsumsi produk susu berlemak tinggi dan peningkatan risiko penyakit jantung.
Solusinya, menurut Butler, sederhana saja: hindari susu dan jadilah vegan. Alasannya, diet vegan membuat tekanan darah dan kadar kolesterol yang jauh lebih rendah daripada semua jenis diet lainnya, serta risiko penyakit jantung yang jauh lebih kecil.
Sejalan dengan Butler, Ahli Diet Tracy Parker dari British Heart Foundation, Inggris mengingatkan perlunya berhenti mengonsumsi susu. Parker menyatakan bahwa mengonsumsi produk susu tidak diperlukan guna menghindari gangguan jantung dan sirkulasi.
Ia menyarankan untuk tidak mengonsumsi susu full-fat dan menggantinya dengan susu low-fat lebih direkomendasikan. Selama tidak memiliki gula tambahan sebagai pengganti lemak, menurutnya memilih produk susu low-fat seharusnya tidak berbahaya. Produk susu low-fat juga berguna untuk mempertahankan berat badan karena mengandung lebih sedikit kalori.
Namun, menepis klaim tersebut, sebuah laporan dari Heart Foundation menyebut bahwa susu tanpa rasa dapat dikonsumsi sebagai bagian dari diet sehat jantung. Mayoritas orang dapat mengonsumsi opsi konvensional atau low-fat.
Susu tanpa rasa dalam bentuk mentahnya diklaim "netral" untuk kesehatan jantung, menurut pernyataan tersebut. Ini artinya minum susu tersebut berarti tidak meningkatkan atau menurunkan risiko penyakit jantung. Susu low-fat dianggap sebagai pilihan yang lebih baik bagi orang yang memiliki penyakit jantung atau kolesterol tinggi.
Sementara itu menurut laporan National Health Service (NHS), sangat penting untuk mencermati informasi nutrisi pada label karena kadar lemak total susu bisa sangat bervariasi. Perhatikan jumlah garam, gula, dan lemak, terutama lemak jenuh, dalam produk susu apa pun yang dipilih.
Organisasi kesehatan ini memperingatkan bahwa makan terlalu banyak lemak dapat menyebabkan asupan energi berlebihan pada anak-anak dan orang dewasa, yang dapat dapat berujung pada obesitas. Pola makan yang banyak mengandung lemak jenuh juga dapat menyebabkan peningkatan kadar kolesterol darah. Hal itu dapat meningkatkan kemungkinan menderita serangan jantung atau stroke.
Pilihan editor : Agar Dapat Nutrisi Maksimal, Kapan Waktu Terbaik Minum Susu
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung.