TEMPO.CO, Jakarta - Batuk kronis ini sangat umum dijumpai pada kehidupan sehari-hari, terutama pada anak. Dilansir dari jurnal Batuk Kronik Pada Anak, gejala batuk yang mengulang ini akan mengganggu aktivitas.
Batuk sebenarnya memiliki fungsi sebagai mekanisme pertahanan respiratorik dan sebagai penanda yang mengindikasikan adanya gangguan, kelainan atau penyakit di bagian respiratorik dan sebagian di laur respiratorik. Pada orang dewasa, batuk yang merupakan mekanisme pertahanan repiratorik mencapai 30 ml/hari. Sedangkan pada anak-anak secara obyektif dengan rata-rata umur 10 tahun mengalami rentang batuk 10 kali dalam 24 jam.
Batuk kronis berulang adalah keadaan klinis oleh berbagai penyebab dengan gejala batuk yang berlangsung selama 2 minggu atau lebih. Batuk ini berulang sedikitnya 3 kali dalam 3 bulan berturut, dengan atau tanpa disertai gejala respiratorik atau non-respiratorik lainnya. Mengenai batasan batuk akut dan kronik terdapat beberapa pendapat. Beberapa mengajukan batas batuk 3 minggu atau lebih sebagai batas batuk kronik.
Sedangkan pendapat lain membagi menjadi 3 kelompok, batuk akut, sub-akut, dan kronis. Kurang dari 2 minggu termasuk batuk akut, antara 2-4 minggu disebut batuk sub-akut, sedangkan lebih dari 4 minggu disebut batuk kronik. Terdapat pendapat lain mengusulkan batas akut adalah kurang dari 3 minggu, subakut antara 3-8 minggu, dan kronis 8 minggu atau lebih.
Batuk kronis ini secara simultan disebabkan lebih dari satu etiologi. Pada orang dewasa yang tidak merokok, biasanya disebabkan oleh sindrom postnasal drip, asma, dan refluks gastro-esofagus. Sedangkan pada anak umumnya disebabkan oleh infeksi respiratorik akut. Penyebab lainnya seperti anomali kongenital, aspirasi kronik berulang, atau polutan lingkungan.
Pada pasien dengan batuk kronik perlu dilakukan foto torak. Dalam Jurnal Vocational Health Studies, penangannya juga dapat dilakukan dengan akupunktur dan terapi herbal. Menurut teori meridian, akupunktur baik dilakukan karena teknik menusukkan jarum ini dilakukan ke titik-titik meridian yang mampu membuat Qi (kekuatan hidup atau kekuatan spiritual) mengalir dengan baik.
Selain itu, terapi herbal menggunakan kombinasi kunyit dengan akar manis juga dilakukan. Rimpang kunyit yang berkhasiat sebagai immunomodulator dan akar manis yang mampu mengatasi batuk, sakit tenggorokan, dan masalah pernafasan lainnya.
Batuk kronis yang berulang dan lama perlu diperiksakan pada ahli, karena dari foto torak yang diambil dapat diketahui perawatan seperti apa yang diperlukan atau kejanggalan-kejanggalan dalam paru.
Pilihan Editor: Kapan Batuk Disebut Batuk Kronis? Ini Obat Tradisional untuk Meringankannya
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.