TEMPO.CO, Jakarta - Kissing disease termasuk istilah yang digunakan untuk penyakit menular infeksi mononukleosis biasanya disebut mono, yang disebabkan oleh virus Epstein-Barr menyebar melalui air liur.
Disebut kissing disease dalam laman verywellhealth, karena berciuman menjadi penyebab utama infeksi virus Epstein-Barr di kalangan remaja dan dewasa muda.
Sementara virus ini juga dapat berkembang melalui peralatan makanan yang terkontaminasi air liur, sedotan bekas, dan gelas minum atau sikat gigi yang digunakan bersama. Virus Epstein-Barr memiliki masa inkubasi yang berlangsung sangat lama, antara empat dan delapan minggu.
Gejala Kissing Disease
Lantaran masa inkubasi yang panjang ini, dibutuhkan lebih dari satu bulan bagi seseorang yang terinfeksi virus ini menjadi penyebab tunggal untuk mulai memperhatikan gejala mononukleosis. Orang dengan mono biasanya merasa sangat lelah atau letih. Selain itu, sakit kepala, dan nyeri tubuh, infeksi kissing disease ditandai dengan 3 gejala klinis, seperti demam, sakit tenggorokan, sampai pembengkakan kelenjar getah bening.
Kissing disease menular juga menyebabkan ruam kulit yang bervariasi, itu bisa terlihat makulopapular, morbiliformis, ruam campak dengan bintik-bintik.
Siapa Saja Yang Rentan?
Baca juga:
Seringkali ada dua orang yang mendapatkan virus Epstein-Barr, yaitu anak usia sekolah awal dan remaja atau dewasa muda. Anak-anak kecil biasanya terkena tanpa gejala, sedangkan remaja dan orang berusia 20-an kemungkinan besar terkena mono. Sekitar satu dari empat orang dalam kelompok usia ini yang terkena Epstein-Barr mengalami kissing disease, tetapi siapa pun bisa mendapatkannya, berapa pun usianya.
Di sisi lain, anak kecil lebih mungkin merasakan gejala yang jauh lebih ringan, seperti demam ringan, kehilangan nafsu makan, sementara, atau merasa lebih lelah dari biasanya, atau mereka mungkin tidak memiliki gejala sama sekali.
Profesor di Sekolah Kedokteran di Minneapolis, Hank Balfour, Jr., MD mengatakan dokter belum yakin mengapa remaja dan orang dewasa terkena mono lebih keras daripada anak-anak yang lebih muda, tetapi beberapa percaya itu ada hubungannya dengan perbedaan dalam sistem kekebalan mereka.
“Reaksi yang lebih ringan terhadap Epstein-Barr mungkin ada kaitannya dengan fakta anak kecil memiliki sistem kekebalan yang lemah. Saat anda mencapai usia dewasa tanpa mengalami infeksi itu, maka sistem imun akan terpukul lebih keras.” jelas Dr. Balfour seperti yang dikutip dalam laman everydayhealth ihwal penyakit menular ini.
VERYWELLHEALTH | EVERYDAYHEALTH
Pilihan editor : Sering Tersandung atau Kerap Nyeri Otot Bisa Jadi Pertanda Gejala Myositis
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung.