TEMPO.CO, Jakarta - Mudah marah dan sulit mengendalikan emosi menandakan anger issues. Kondisi itu ketika mudah marah, entah kepada orang lain atau diri sendiri.
Mengutip WebMD, sebenarnya amarah merupakan reaksi normal dari manusia dan bermanfaat untuk situasi tertentu, seperti keadaan bahaya atau menghadapi ancaman. Namun, kemarahan menjadi masalah ketika sulit dikendalikan.
Mengutip Healthline, kemarahan yang tidak terkendali berdampak buruk bagi kesehatan fisik dan mental. Kemarahan yang cepat meningkat tak terkendali menjadi kekerasan verbal atau fisik yang merugikan diri dan orang lain. Orang yang anger issues bisa meledak amarahnya tak terkendali sampai memukul dinding atau menjerit.
Penyebab anger issue
Banyak kondisi yang memicu kemarahan, termasuk stres, masalah keluarga, dan keuangan. Sebagian orang meledak amarahnya tersebab gangguan yang mendasarinya, seperti konsumsi berlebihan minuman beralkohol atau depresi. Kemarahan memang tidak dianggap sebagai gangguan, karena respons alami emosi. Tapi, kemarahan tak terkendali dan tanpa sebab salah satu gejala yang diketahui dari beberapa kondisi kesehatan mental.
Gejala anger issue
1. Gejala fisik
Kemarahan mempengaruhi organ tubuh, yaitu jantung, otak, dan otot.
Adapun tanda dan gejala fisik dari kemarahan, antara lain:
- Peningkatan tekanan darah
- Peningkatan detak jantung
- Sensasi kesemutan
- Ketegangan otot
2. Gejala emosional
Kemarahan muncul bersamaan dengan beberapa jenis emosi, antara lain:
- Frustrasi
- Kecemasan
- Kemarahan
- Stres
- Merasa kewalahan
- Rasa bersalah
- Mudah tersinggung
Jenis anger issue
Tidak semua kemarahan sama ekspresinya. Kemarahan dan agresi bisa bersifat ke luar, ke dalam, atau pasif.
1. Keluar
Ekspresi kemarahan dan agresi dengan cara yang jelas. Kondisi ini perilaku seperti berteriak, mengutuk, melempar atau memecahkan barang, bersikap kasar secara verbal atau fisik terhadap orang lain.
2. Ke dalam
Jenis kemarahan ini ditujukan kepada diri sendiri. Misalnya, pembicaraan diri yang negatif, menyangkal kebahagiaan atau kebutuhan dasar sendiri seperti tak mau makan. Melukai dan memencilkan diri dari orang lain, ciri kemarahan yang diarahkan ke dalam.
3. Pasif
Penggunaan cara yang halus dan tidak langsung untuk mengekspresikan kemarahan. Contoh perilaku agresif pasif ini termasuk mendiamkan orang lain, mengomel, mengejek, dan berkomentar sinis.
Pilihan Editor: 5 Tips Dasar Ajarkan Anak Manajemen Amarah Sejak Dini
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.