Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Gejala dan Penyebab Gagal Napas

Reporter

Editor

Bram Setiawan

image-gnews
ilustrasi sesak napas. shutterstock.com
ilustrasi sesak napas. shutterstock.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Gagal napas kondisi jaringan tubuh tidak memiliki cukup oksigen. Gangguan sistem pernapasan jika terlambat ditangani bisa berakibat kerusakan fungsi organ. 

Merujuk Cleveland Clinic, kegagalan pernapasan terjadi ketika ada gangguan yang mencegah tubuh memasukkan oksigen ke dalam darah atau mengeluarkan karbon dioksida.

Gejala gagal napas

1. Sesak napas atau perasaan seperti tidak bisa mendapat cukup udara (dyspnea).

2. Pernapasan cepat (tachypnea).

3. Kelelahan yang ekstrem

4. Denyut jantung cepat (merasa seperti jantung berdebar kencang)

5. Meludah atau batuk darah atau lendir berdarah (hemoptisis).

6. Berkeringat berlebihan

7. Kegelisahan

8. Kulit pucat

9. Kulit, bibir atau kuku kebiruan (sianosis)

10. Sakit kepala

11. Penglihatan kabur

12. Kebingungan atau tidak mampu berpikir jernih.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

13. Perubahan perilaku, tidak bertindak seperti diri sendiri.

Penyebab gagal napas

Beberapa orang yang mengalami gagal napas menjadi sangat mengantuk atau kehilangan kesadaran. Detak jantung juga menjadi tidak teratur. Gejala ini akan terjadi jika otak dan jantung tidak mendapat oksigen yang cukup.

Kondisi gagal napas bisa mempengaruhi otot, saraf, tulang, jaringan yang mendukung pernapasan atau mempengaruhi paru-paru secara langsung. Merujuk Medline Plus, berikut penyebab gagal napas.

1. Penyakit yang menyerang paru-paru , seperti penyakit paru obstruktif kronik, cystic fibrosis, pneumonia, emboli paru, dan Covid-19.

2. Kondisi yang mempengaruhi saraf dan otot yang mengontrol pernapasan, seperti amyotrophic lateral sclerosis (ALS), distrofi otot, cedera tulang belakang, dan stroke.

3. Masalah pada tulang belakang, seperti skoliosis (bengkok pada tulang belakang). Mereka dapat mempengaruhi tulang dan otot yang digunakan untuk bernafas.

4. Kerusakan jaringan dan tulang rusuk di sekitar paru-paru. Cedera dada bisa menyebabkan gangguan itu

5. Overdosis obat atau alkohol.

6. Cedera penghirupan, seperti menghirup asap dari kebakaran atau polutan lainnya.

Pilihan Editor: Cara Atur Napas saat Lari agar Tidak Mudah Lelah

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Risiko Hidup dengan Satu Paru-Paru

2 hari lalu

Ilustrasi paru-paru basah. Foto : halodoc
Risiko Hidup dengan Satu Paru-Paru

Pneumonektomi atau operasi pengangkatan salah satu paru-paru, merupakan operasi berisiko tinggi yang dapat menyebabkan komplikasi bahkan kematian. Apa saja resikonya?


Penyebab Orang Hanya Memiliki Satu Paru-paru

3 hari lalu

Ilustrasi fibrosis paru-paru. Shutterstock
Penyebab Orang Hanya Memiliki Satu Paru-paru

Paru-paru dalam tubuh manusia terdiri daMeskipun idealnya manusia memiliki dua organ paru-paru, namun pada beberapa kondisi beberapa orang mungkin hanya memiliki satu paru-paru yang berfungsi normal.


Paus Fransiskus Hidup dengan Satu Paru-paru, Ini Riwayatnya

4 hari lalu

Pemimpin Takhta Suci Vatikan Paus Fransiskus (tengah) sebelum meninggalkan Indonesia di Bandara Internasional Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, 6 September 2024. Dok. INDONESIA PAPAL VISIT COMMITTEE/ DANU KUSWORO
Paus Fransiskus Hidup dengan Satu Paru-paru, Ini Riwayatnya

Pada November tahun lalu, Paus Fransiskus sempat dirawat di rumah sakit di Roma akibat radang paru-paru.


Paus Fransiskus Ternyata Hidup Hanya dengan Satu Paru-paru

6 hari lalu

Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo (kanan) mendampingi Presiden Joko Widodo bersama pimpinan lembaga tinggi saat bersalaman dengan Paus Fransiskus, di Istana Negara, Jakarta, Rabu, 4 September 2024. Dok. MPR
Paus Fransiskus Ternyata Hidup Hanya dengan Satu Paru-paru

Paus Fransiskus yang telah berusia 87 tahun, hanya memiliki satu paru-paru. Kenapa?


Kenali Gejala TBC Laten, Bahaya, dan Penanganannya

12 hari lalu

Ilustrasi Tuberkulosis atau TBC. Shutterstock
Kenali Gejala TBC Laten, Bahaya, dan Penanganannya

Spesialis paru menjelaskan beragam gejala TBC yang perlu dikenali dan jangan dibiarkan karena berbahaya dan bisa menular ke banyak orang.


Cara Menghilangkan Efek Terkena Gas Air Mata

13 hari lalu

Mahasiswa gabungan dari berbagai kampus di Semarang terpaksa mundur setelah polisi menembakkan gas air mata saat aksi menentang Revisi Undang Undang Pilkada di kantor DPRD Jawa Tengah di Semarang, Kamis, 22 Agustus 2024. Polisi membubarkan aksi mahasiswa yang memaksa masuk untuk menduduki kantor DPRD Jawa Tengah.(Tempo/Budi Purwanto)
Cara Menghilangkan Efek Terkena Gas Air Mata

Tips kurangi gejala perih akibat efel terkena semprotan gas air mata.


Pakar Ungkap Bahaya Batuk Pertusis yang Tak Diobati

18 hari lalu

Dokter memeriksa pasien anak dengan gejala batuk dan sesak di Poli Batuk dan infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) di Puskesmas Kecamatan Mampang Prapatan, Jakarta, Rabu, 23 Agustus 2023. Angka tersebut meningkat sekitar 50 persen dari biasanya yang hanya berjumlah 30-40 orang. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Pakar Ungkap Bahaya Batuk Pertusis yang Tak Diobati

Dokter anak mengatakan pertusis yang tidak segera diobati bisa menyebabkan saluran napas lumpuh sehingga batuk tidak mengeluarkan dahak.


Dokter Sebut Manfaat Teknik Pernapasan untuk Hadapi Polusi Udara

26 hari lalu

Seorang wanita melintas dengan latar belakang Monas yang tertutup polusi di Jakarta, Jumat 21 Januarta 2024. Berdasarkan data situs pemantau kualitas udara IQAir pada pukul 15.53 WIB, Indeks Kualitas Udara (Air Quality Index/AQI) di Jakarta berada pada angka 155 yang menempatkannya sebagai kota besar dengan kualitas udara terburuk kedua di dunia di bawah Kinshasa, Kongo. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
Dokter Sebut Manfaat Teknik Pernapasan untuk Hadapi Polusi Udara

Latihan teknik pernapasan diperlukan untuk menghadapi polusi udara dan membantu mengurangi sesak napas dan meningkatkan kadar oksigen dalam darah.


Dokter Paru Sebut Polusi Udara Bisa Sebabkan Kanker Paru

40 hari lalu

Ilustrasi kanker paru-paru. Shutterstock
Dokter Paru Sebut Polusi Udara Bisa Sebabkan Kanker Paru

Awas, paparan polusi udara yang berlangsung secara terus menerus bisa menyebabkan masalah pada paru-paru termasuk potensi kanker paru.


Ini Alasan Bayi Tidak Boleh Diberi Bedak Tabur

49 hari lalu

Ilustrasi bayi menguap. Foto: Unsplash.com/Minnie Zhou
Ini Alasan Bayi Tidak Boleh Diberi Bedak Tabur

Pemberian bedak tabur kepada bayi setelah mandi berpotensi menyebabkan kesulitan bernapas.