TEMPO.CO, Jakarta - Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menganjurkan orang tua melindungi saluran pernapasan atas anak dari berbagai penyakit, terutama pascakegiatan mudik Lebaran yang hingga masih berlangsung hingga akhir April.
“Kita lihat dari penularannya sendiri, yang lebih rentan berisiko terkena pada saat Lebaran ini apabila banyak orang berkumpul di satu tempat,” kata anggota Unit Kerja Koordinasi (UKK) Gastro-Hepatologi IDAI, Himawan Aulia Rahman.
Baca juga:
Himawan menekankan banyak penyakit berbahaya yang menghantui selama anak mengikuti perjalanan mudik Lebaran. Sampai kini pandemi COVID-19 belum usai. Virus masih cepat menginfeksi melalui partikel udara atau droplet dan semakin berbahaya ketika momen Lebaran. Hal itu karena banyaknya kegiatan yang mengharuskan anak-anak mengikuti silaturahmi, melakukan mobilisasi dan berkerumun di dalam satu ruangan yang sama dengan banyak orang dan kemungkinan minim protokol kesehatan seperti tidak memakai masker.
Penyakit lain yang rentan menulari anak adalah selesma atau infeksi virus yang menyerang saluran pernapasan atas seperti hidung atau tenggorokan. Anak juga bisa mengalami batuk dan pilek akibat kuman, virus, atau bakteri lain yang secara tidak sengaja masuk ke dalam tubuh.
“Ada juga penyakit dari virus yang bisa ditularkan lewat droplet dan saluran napas seperti infeksi lain seperti campak, itu berisiko bisa meningkat kembali saat pascalebaran ini,” ujarnya.
Terlalu banyak kontak
Ia menyoroti salah satu penyebabnya adalah banyak orang sembarang memeluk atau mencium anak tanpa memperhatikan kebersihan diri dan kesehatan anak. Bisa pula hal itu disebabkan ketika anak bermain dan seorang teman atau saudara menjadi sumber infeksi dari penyakit akibat melakukan kontak erat. Dikhawatirkan bila anak mengalami batuk pilek, gejala lain yang mungkin mengikuti adalah demam, mencret, atau diare. Himawan meminta orang tua apabila menemukan gejala yang diderita masih dalam batas wajar maka bisa memberikan perawatan di rumah terlebih dulu.
“Kalau anak demam, selain termometer, yang harus ada di rumah tentu parasetamol. Itu orang tua harus menyediakan di rumah sebagai pertolongan pertama,” ucapnya.
Sebaliknya, bila gejala sudah diikuti sesak napas, anak harus segera ditangani dengan fasilitas yang ada di rumah sakit. “Kita perlu berhati-hati apabila nanti sudah masuk sekolah, misal masih banyak anak yang sakit batuk pilek, itu pasti kejadian angka sakit infeksi saluran pernapasan atas akan meningkat. Apalagi orang tua sudah bekerja, anak dititipkan di daycare akan meningkat juga. Jadi, harus selalu waspada dengan penyakit-penyakit tadi,” imbaunya.
Ia menambahkan, karena Lebaran merupakan momen anak memakan beragam jenis makanan yang mengandung banyak gula, hal itu bisa berdampak pula pada saluran pencernaan. Karena itu, ia mengimbau orang tua untuk bisa memastikan anak tidak dehidrasi atau lemas tiba-tiba, yang bisa berujung pada diare, sakit perut, alergi makanan, kembung, muntah, hingga sembelit.
Pilihan Editor: Cara Atur Napas saat Lari agar Tidak Mudah Lelah
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.