TEMPO.CO, Jakarta - Suka terbangun di malam hari bisa dialami siapa saja. Ahli psikologi klinis dari Sleep Disorder Centre di Guy’s Hospital NHS Foundation Trust, Dr Maja Schaedel, mengatakan ada banyak faktor seseorang terbangun dari tidur di malam hari. "Bisa karena gerakan dari kaki yang gelisah atau entakan ringan anggota tubuh lainnya. Bisa pula karena gangguan pernapasan saat tidur, atau kecenderungan untuk buang air kecil yang menjadi lebih sering seiring bertambahnya usia," kata Schaedel seperti dilansir The Independent pada Kamis 27 April 2023.
Schaedel yang juga salah seorang pendiri The Good Sleep Clinic mengingatkan pentingnya mengetahui persis kesulitan fisik apa yang membuat tidurnya mudah terganggu. Yang umum terjadi, kata Schaedel, gangguan tidur bisa mengakibatkan permasalahan psikologis, misalnya insomnia. Keadaan itu muncul ketika tubuh dan otak merespons keadaan dan berjuang untuk kembali tertidur atau terjaga di malam atau dini hari.
"Bahkan, ketika tidak ada hambatan fisik sekalipun untuk tidur, seseorang masih saja kesulitan untuk melakukannya. Tentu kita semua memahami betapa frustrasi mesti terbangun dengan perasaan kesal dan lelah," kata Schaedel.
Wakil CEO The Sleep Charity, Lisa Artis, mengingatkan bahwa tidur adalah bagian penting dari kesehatan, sama halnya seperti diet dan olahraga. "Tidur turut mempengaruhi suasana hati, perilaku, dan kesejahteraan kita secara keseluruhan. Jadi, kurang tidur dapat menyebabkan gangguan besar pada kehidupan sehari-hari seseorang," ucapnya.
Pilihan Editor: Cukup Latihan Aerobik 30 Menit, Tidur pun Lebih Nyenyak
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.