TEMPO.CO, Jakarta - Peregangan penting agar badan tak kaku atau meredakan nyeri punggung, leher, dan lutut, dikutip Harvard Health Publishing. Saat perjalanan jauh misalnya, terlalu lama duduk perlu ada jeda untuk peregangan.
Sebab, peregangan bermanfaat untuk mengurangi risiko buruk terlalu lama duduk. Sebelum melakukan peregangan, perlu memastikan efektivitasnya.
Kiat peregangan
Merujuk Mayo Clinic pertama, tidak menganggap peregangan sebagai pemanasan. Sebelum melakukan peregangan juga butuh pemanasan dengan berjalan kaki atau bersepeda dengan intensitas rendah selama 5 menit hingga 10 menit. Lebih baik lagi, melakukan peregangan setelah berolahraga saat otot hangat.
Kedua, mempertimbangkan untuk tidak melakukan peregangan sebelum melakukan aktivitas yang intens, seperti lari cepat atau aktivitas di lapangan. Peregangan sebelum berolahraga justru menurunkan performa. Peregangan segera sebelum berolahraga melemahkan kekuatan otot paha belakang.
Ketiga, berusaha untuk simetri. Genetika kelenturan setiap orang berbeda. Daripada berusaha untuk memiliki kelenturan seperti penari atau pesenam, fokus saja untuk fleksibilitas yang sama di kedua sisi tubuh.
Keempat, fokus otot utama. Fokus peregangan otot utama seperti betis, paha, pinggul, punggung bawah, leher, dan bahu. Merenggangkan kedua sisi otot yang sering digunakan dalam aktivitas sehari-hari
Kelima, tahan peregangan. Bernapas secara normal dan tahan setiap peregangan selama sekitar 30 detik. Di bagian yang kaku perlu menahan sekitar 60 detik.
Keenam, peregangan dilakukan untuk merasakan kenyaman, bukan sakit. Jika terasa sakit, itu tanda peregangan dilakukan dengan berlebihan.
Pilihan Editor: Peregangan Statis, Apa Manfaatnya untuk Otot?
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.