Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Penyebab OCD dan Perawatannya

Reporter

Editor

Nurhadi

image-gnews
Ilustrasi cemas. Shutterstock.com
Ilustrasi cemas. Shutterstock.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Obsessive compulsive disorder atau OCD merupakan gangguan mental yang mendorong penderitanya untuk melakukan tindakan tertentu secara berulang-ulang. Lantas, apa yang menyebabkan gangguan ini?

Mengutip NHS UK, tidak jelas apa penyebab OCD. Sejumlah faktor yang berbeda mungkin berperan, termasuk:

- Riwayat keluarga

Penderita OCD lebih mungkin mengembangkan OCD jika ada anggota keluarga yang juga mengidapnya. Dapat dikatakan mungkin karena genetik.

- Perbedaan di otak

Beberapa orang dengan OCD memiliki area aktivitas yang sangat tinggi di otak mereka atau tingkat rendah zat kimia yang disebut serotonin.

- Peristiwa kehidupan

OCD mungkin lebih sering terjadi pada orang yang telah diintimidasi, dilecehkan, atau diabaikan, dan terkadang dimulai setelah peristiwa penting dalam hidup, seperti melahirkan atau berkabung.

- Kepribadian

Orang yang rapi, teliti, metodis dengan standar pribadi yang tinggi mungkin lebih mungkin mengembangkan OCD. Juga orang yang umumnya cukup cemas atau memiliki rasa tanggung jawab yang sangat kuat terhadap diri sendiri dan orang lain

Perawatan untuk Gangguan Obsesif Kompulsif (OCD)

Ada beberapa perawatan efektif untuk OCD yang dapat membantu mengurangi dampaknya terhadap hidup penderitanya, yaitu:

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

- Terapi bicara

Biasanya terapi perilaku kognitif (CBT) yang membantu Anda menghadapi ketakutan dan pikiran obsesif tanpa "memperbaikinya" melalui paksaan.

- Obat

Biasanya sejenis obat antidepresan yang disebut selective serotonin reuptake inhibitors (SSRIs) yang dapat membantu dengan mengubah keseimbangan bahan kimia di otak Anda

CBT biasanya akan memberikan efek yang cukup cepat. Diperlukan waktu hingga 12 minggu sebelum penderita melihat efek pengobatan dengan SSRI, tetapi kebanyakan orang pada akhirnya akan merasakan manfaatnya. Namun jika perawatan ini tidak membantu, dokter mungkin akan menawari:

- SSRI alternatif

- Kombinasi SSRI dan CBT

- Antidepresan yang disebut clomipramine

- Beberapa orang mungkin dirujuk ke layanan spesialis kesehatan mental untuk perawatan lebih lanjut.

Pilihan Editor: Kenali Penyebab dan Gejala OCD

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Faktor yang Tentukan Kondisi Kesehatan Mental Seseorang

2 hari lalu

Ilustrasi wanita bahagia. Unsplash.com/Priscilla du Preez
Faktor yang Tentukan Kondisi Kesehatan Mental Seseorang

Psikolog mengatakan kondisi kesehatan mental seseorang ditentukan oleh berbagai faktor. Apa saja?


Definisi Kesehatan Mental Menurut Psikolog, Perlu Dimiliki Setiap Orang

2 hari lalu

Ilustrasi wanita bahagia. Unsplash.com
Definisi Kesehatan Mental Menurut Psikolog, Perlu Dimiliki Setiap Orang

Kesehatan mental lebih dari sekadar gangguan atau kecacatan mental yang diderita seseorang. Psikolog beri penjelasan.


Karyawan Alami Burnout, Ini yang Perlu Dilakukan Atasan

5 hari lalu

Ilustrasi wanita lelah bekerja. Freepik.com
Karyawan Alami Burnout, Ini yang Perlu Dilakukan Atasan

Jika karyawan mengalami burnout, bukan hanya ia sendiri yang harus mencari solusi mengatasinya. Atasan juga perlu memperhatikan hal ini.


Kak Seto Minta Game Mengandung Kekerasan dan Konten Negatif Diberantas

7 hari lalu

Ilustrasi anak main game. Shutterstock.com
Kak Seto Minta Game Mengandung Kekerasan dan Konten Negatif Diberantas

Kak Seto mengatakan game atau permainan dengan kekerasan dan konten negatif mesti dibersihkan karena berdampak buruk pada anak.


Dampak Buruk Kesepian di Masa Pensiun dan Cara Mengatasinya

7 hari lalu

Ilustrasi lansia. Mirror.co.uk
Dampak Buruk Kesepian di Masa Pensiun dan Cara Mengatasinya

Banyak warga senior yang merasa kesepian setelah masa pensiun sehingga mempengaruhi kesehatan mental dan fisik. Apa yang perlu dilakukan?


4 Program Kesehatan yang Bisa Dorong Produktivitas Karyawan

9 hari lalu

Ilustrasi surat keterangan sakit / sehat dari dokter. Nieuwsblad.be
4 Program Kesehatan yang Bisa Dorong Produktivitas Karyawan

Produktivitas karyawan yang tinggi harus dibarengi dengan perhatian dan dukungan yang memadai dari perusahaan. Apa saja benefit yang bisa ditawarkan?


Menonton Drama Korea, Belajar Kesehatan Mental hingga Budaya Korea

10 hari lalu

Bagi Anda yang ingin menonton drama dengan tema thriller, beberapa list drama Korea detektif berikut ini bisa jadi pilihan. Ada banyak plot twist. Foto: Canva
Menonton Drama Korea, Belajar Kesehatan Mental hingga Budaya Korea

Beberapa drama Korea atau drakor mengajarkan beberapa hal secara populer misalkan soal kesehatan mental hingga budaya Korea Selatan.


Lelah dengan Kesehatan Mentalnya, Wanita Muda di Belanda akan Jalani Eutanasia

13 hari lalu

Seorang pengunjuk rasa memegang poster memprotes eutanasia di depan gedung parlemen di Lisbon, Portugal, 29 Mei 2018.[REUTERS/Rafael Marchante]
Lelah dengan Kesehatan Mentalnya, Wanita Muda di Belanda akan Jalani Eutanasia

Frustasi dengan masalah kesehatan mentalnya yang tak ada perbaikan, wanita muda di Belanda ini akan mengakhiri hidupnya lewat eutanasia.


3 Jenis Tes Kesehatan Mental

13 hari lalu

Ilustrasi pria konsultasi dengan Psikolog. shutterstock.com
3 Jenis Tes Kesehatan Mental

Jika kesehatan mental terganggu mempengaruhi kemampuan berpikir dan suasana hati yang berdampak terhadap perilaku


Penelitian Sebut Penyakit Autoimun Juga Memicu Depresi dan Kecemasan

18 hari lalu

Ilustrasi autoimun. Shutterstock
Penelitian Sebut Penyakit Autoimun Juga Memicu Depresi dan Kecemasan

Lebih dari 50 persen penderita penyakit autoimun juga mengalami depresi dan gangguan kecemasan. Berikut penjelasan peneliti.