Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Apa Itu Teknologi Modifikasi Cuaca?

Reporter

image-gnews
Warga berjalan di tengah cuaca terik di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Senin, 24 April 2023. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyampaikan dinamika atmosfer yang tidak biasa menjadi salah satu penyebab Indonesia mengalami suhu panas dalam beberapa hari terakhir. ANTARA/Fauzan
Warga berjalan di tengah cuaca terik di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Senin, 24 April 2023. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyampaikan dinamika atmosfer yang tidak biasa menjadi salah satu penyebab Indonesia mengalami suhu panas dalam beberapa hari terakhir. ANTARA/Fauzan
Iklan

TEMPO.CO, JakartaModifikasi cuaca adalah perubahan kondisi atmosfer yang disengaja atau tidak disengaja oleh aktivitas manusia. Namun, kalau bicara tentang “teknologi”, dapat dipastikan bahwa perubahan yang dimaksud mengacu kepada suatu kesengajaan. Teknologi modifikasi cuaca mampu untuk mengubah cuaca pada skala lokal maupun regional.

Manusia telah lama berusaha mengubah fenomena atmosfer seperti awan, hujan, salju, kilat, badai petir, tornado, angin topan, hingga siklon. Era modern modifikasi cuaca ilmiah dimulai pada 1946 dengan karya Vincent Schaefer dan Irving Langmuir, peneliti asal New York. Schaefer menemukan bahwa ketika butiran es kering (karbon dioksida beku) dijatuhkan ke dalam awan yang terdiri atas tetesan air di kotak pembeku, tetesan dengan cepat berubah menjadi kristal es yang ukurannya membesar, lalu jatuh ke dasar kotak.

Eksperimen Schaefer-Langmuir menunjukkan bahwa apa yang disebut awan superdingin (awan yang terdiri atas tetesan air pada suhu di bawah titik beku) dapat menghilang. Ketika awan yang sangat dingin ditaburi butiran es kering, kristal es terbentuk dan tumbuh cukup besar untuk jatuh dari awan.

Zat tertentu selain es kering dapat digunakan untuk menyemai awan. Misalnya, ketika perak iodida dan timbal iodida dibakar, mereka menghasilkan asap dari partikel-partikel kecil. Partikel-partikel ini menghasilkan kristal es pada awan superdingin di bawah suhu sekitar −5 derajat celsius saat tetesannya menguap. Uap air kemudian bebas mengendap ke kristal perak iodida atau timbal iodida.

Meskipun banyak bahan lain yang dapat membentuk kristal es, dua zat yang disebutkan di atas adalah yang paling banyak digunakan. Sebagian besar es kering tersebar dari pesawat terbang, tetapi inti perak iodida bisa dihasilkan di tanah dan dibawa ke atas oleh arus udara atau pesawat terbang maupun diproduksi oleh perangkat piroteknik seperti roket atau peluru artileri.

Berbagai macam uji ilmiah dan proyek modifikasi cuaca operasional telah dilakukan di banyak negara. Program terbesar ada di Amerika Serikat, eks Uni Soviet, Australia, dan Prancis.

Sebagian besar program modifikasi cuaca di Amerika Serikat mengatasi hujan atau salju. Meskipun masih ada banyak perdebatan tentang keefektifan metode penyemaian awan, bukti menunjukkan bahwa dalam kondisi meteorologi tertentu, penyemaian inti es dapat meningkatkan curah hujan hingga beberapa puluh persen. Dalam kondisi lain, penurunan curah hujan bisa terjadi atau penyemaian tidak memiliki efek apa pun.

Di Rusia dan Afrika Selatan, program utama modifikasi cuaca ditujukan untuk mengurangi jatuhnya hujan es yang merusak. Eksperimen di bidang ini tampaknya berhasil. Prosedur melibatkan proses memasukkan inti es ke dalam awan hujan es potensial melalui artileri atau roket. Sementara itu, upaya modifikasi hujan es di negara lain memiliki keberhasilan yang beragam.

Sejumlah badai juga pernah disemai dengan inti es oleh para ilmuwan Amerika. Meskipun hasilnya tidak meyakinkan, beberapa ahli meteorologi percaya bahwa intensitas badai bisa dikurangi dalam beberapa kasus. Namun, sebelum menyatakan bahwa badai dapat dimodifikasi secara menguntungkan, masih perlu dilakukan lebih banyak penelitian.

Selain itu, belum ada lagi program di negara mana pun yang mencoba untuk menyemai badai. Upaya terbatas untuk memodifikasi siklon lintang tengah di masa lalu tidak berhasil. Dalam kasus tornado, pengetahuan tentang struktur dinamisnya masih terbatas sehingga tidak ada upaya yang bisa dilakukan untuk mengendalikan fenomena ekstrem tersebut.

Ada banyak kesalahpahaman tentang status modifikasi cuaca saat ini. Teknik modifikasi cuaca modern sebagian besar berkaitan dengan kondisi awan yang ada. Tidak ada hal yang menjadi dasar bahwa metode penyemaian awan dapat menjadi solusi utama kekeringan di suatu wilayah. Kekeringan akibat musim kemarau dihasilkan dari perubahan sirkulasi atmosfer yang menyebabkan ketiadaan awan di langit. Ketika tidak ada awan, penyemaian tidak akan bisa dilakukan.

Teknologi Modifikasi Cuaca di Indonesia

Teknologi Modifikasi Cuaca di Indonesia biasa disingkat dengan istilah TMC. Sejarah TMC di Tanah Air sudah dimulai sejak 1977 dengan adanya proyek hujan buatan. Cuaca ekstrem yang terjadi kala itu membuat pemerintah harus menanggulangi kekeringan. Saat ini, TMC juga dilakukan sebagai langkah pencegahan cuaca ekstrem.

TMC berkaitan erat dengan siklus hidrologi di atmosfer. Keberhasilannya sangat dipengaruhi oleh arah dan besaran angin. Oleh karena itu, rasio keberhasilan implementasi TMC kurang lebih hanya sebesar 50 persen, tergantung pada cakupan cuaca wilayah yang hendak dimodifikasi.

Penerapan TMT di Indonesia melibatkan sejumlah instansi seperti BMKG, BRIN, dan Angkatan Udara untuk memulai proses penaburan garam menggunakan pesawat terbang untuk menyemai awan di wilayah yang telah ditentukan. Itu bertujuan mempercepat pergerakan terjadinya hujan. Awan pun dialihkan ke lokasi tertentu, misalnya laut, dengan melihat perhitungan intensitas hujan yang bakal terjadi.

NIA HEPPY | SYAHDI MUHARRAM

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


BMKG: Satu Pusat Tekanan Rendah dan 2 Sirkulasi Siklonik Pengaruhi Cuaca Hari Ini

22 jam lalu

Ilustrasi cuaca mendung berpotensi turun hujan. Kredit: ANTARA
BMKG: Satu Pusat Tekanan Rendah dan 2 Sirkulasi Siklonik Pengaruhi Cuaca Hari Ini

Potensi cuaca hujan lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang masih melingkupi banyak wilayah provinsi di Indonesia pada hari ini.


5 Hal Banjir Dubai, Operasional Bandara Terganggu hingga Lumpuhnya Pusat Perbelanjaan

1 hari lalu

Mobil melewati jalan yang banjir saat hujan badai di Dubai, Uni Emirat Arab, 16 April 2024. REUTERS/Abdel Hadi Ramahi
5 Hal Banjir Dubai, Operasional Bandara Terganggu hingga Lumpuhnya Pusat Perbelanjaan

Dubai kebanjiran setelah hujan lebat melanda Uni Emirat Arab


Di Balik Kecelakaan Pesawat Termahal Sepanjang Sejarah: Bomber Siluman B-2 Spirit of Kansas

3 hari lalu

Kecelakaan pesawat bomber B-2 Spirit of Kansas di Guam. Screenshot via Google Maps
Di Balik Kecelakaan Pesawat Termahal Sepanjang Sejarah: Bomber Siluman B-2 Spirit of Kansas

Insiden kecelakaan pesawat itu berlangsung hanya hitungan detik tapi meninggalkan kerugian senilai US$2 miliar atau setara lebih dari Rp 32 triliun.


Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Guru Besar Unas Dituding Gunakan Jurnal Predator, Prakiraan Cuaca BMKG, WhatsApp Dikecam

4 hari lalu

Ilustrasi jurnal ilmiah. Shutterstock
Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Guru Besar Unas Dituding Gunakan Jurnal Predator, Prakiraan Cuaca BMKG, WhatsApp Dikecam

Topik tentang Guru Besar Unas dituding menggunakan jurnal predator dan mengenal jurnal Scopus menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.


Prediksi Cuaca pada Jalur Lintas Arus Balik Lebaran dan Selama Sepekan di Jawa Barat

4 hari lalu

Ilustrasi hujan disertai angin kencang. Shutterstock
Prediksi Cuaca pada Jalur Lintas Arus Balik Lebaran dan Selama Sepekan di Jawa Barat

Cuaca di sejumlah daerah berpotensi hujan sedang hingga sangat lebat yang bisa disertai petir dan angin kencang pada skala lokal secara singkat.


Siklon Tropis Olga dan Paul Meluruh, Dua Gangguan Cuaca Menghadang Pemudik Saat Arus Balik

5 hari lalu

Penumpang Kapal Motor (KM) Dobonsolo menggunakan sepeda motor saat tiba di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Minggu, 14 April 2024. Kementerian Perhubungan memberangkatkan peserta mudik gratis pada arus balik Lebaran 2024 dengan rincian sebanyak 1.705 orang penumpang dan 663 unit sepeda motor melalui jalur transportasi kapal laut dari Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang tujuan Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta dengan menggunakan Kapal Pelni KM Dobonsolo. TEMPO/M Taufan Rengganis
Siklon Tropis Olga dan Paul Meluruh, Dua Gangguan Cuaca Menghadang Pemudik Saat Arus Balik

Cuaca di Indonesia selama periode arus balik mudik hingga sepekan mendatang masih dipengaruhi oleh dua gangguan cuaca skala sinoptik.


Keamanan Wahana Wisata Bianglala di Pangalengan Bandung, Pengelola Pantau Cuaca

6 hari lalu

Bianglala Nimo Eye di Pangalengan Kabupaten Bandung. (Dok.Nimo Highland)
Keamanan Wahana Wisata Bianglala di Pangalengan Bandung, Pengelola Pantau Cuaca

Kondisi cuaca ikut mempengaruhi pengoperasian wahana wisata baru bianglala di Pangalengan, Kabupaten Bandung


Prakiraan Cuaca Destinasi Wisata Jabar Akhir Pekan, Bandung dan Bogor Berpotensi Hujan Petir

6 hari lalu

Owa Jawa berinteraksi dengan pengunjung di Bandung Zoo, Sabtu, 27 Mei 2023. (ANWAR SISWADI)
Prakiraan Cuaca Destinasi Wisata Jabar Akhir Pekan, Bandung dan Bogor Berpotensi Hujan Petir

Hujan berpotensi mengguyur sejumlah destinasi wisata di Jawa Barat pada Sabtu, 13 April 2024.


Prediksi Cuaca Arus Balik Mudik di Jawa Barat Pagi, Siang, dan Malam Nanti Menurut BMKG

6 hari lalu

Foto udara antrean kendaraan pemudik di jalur selatan Lingkar Gentong, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Jumat 12 April 2024. Satlantas Tasikmalaya Kota melakukan sistem satu arah atau one way sebanyak empat kali dari arah Tasikmalaya menuju Bandung dan Jakarta untuk mengurai kepadatan dan kemacetan pada H+1 Lebaran dan diprediksi puncak arus balik yang melintas di jalur selatan pada H+3 lebaran atau Minggu (14/4) mendatang. ANTARA FOTO/Adeng Bustomi
Prediksi Cuaca Arus Balik Mudik di Jawa Barat Pagi, Siang, dan Malam Nanti Menurut BMKG

Intensitas hujan diperkirakan BMKG meningkat pada kurun pukul 13.00-16.00 WIB seperti di Cikampek, Wanayasa, Purwakarta, dan Tol Cipali KM 102


BMKG Pantau Sirkulasi Siklonik hingga Labilitas Lokal Hari Ini, Bagaimana dengan Siklon Paul?

6 hari lalu

Ilustrasi Info BMKG. Google Play Store
BMKG Pantau Sirkulasi Siklonik hingga Labilitas Lokal Hari Ini, Bagaimana dengan Siklon Paul?

BMKG masih memantau sirkulasi siklonik di Laut Arafura untuk peringatan dini cuaca hari ini, Sabtu 13 April 2024.