Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Waspada, Penyempitan Pembuluh Darah Arteri Kaki Pasien Diabetes Bisa Berujung Amputasi

Reporter

Editor

Mitra Tarigan

image-gnews
Ilustrasi diabetes. Freepik.com
Ilustrasi diabetes. Freepik.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Dokter Spesialis Jantung dari Heartlogy Center Suko Adiarto mengatakan penyempitan pembuluh darah arteri pada tubuh, khususnya kaki, seringkali terjadi pada pasien diabetes. Hal ini membuat kaki pada pasien diabetes sulit disembuhkan. Tidak jarang akhirnya kaki pasien diabetes harus mengalami amputasi. 

Dokter jantung sub spesialisasi kardiologi intervensi tersebut mengatakan banyak pasien dengan penyempitan pembuluh darah arteri datang ke dokter sudah dalam keadaan terlambat. Tidak jarang, pasien diabetes harus dioperasi hingga diamputasi.

Akibatnya, aliran darah dari jantung yang kaya oksigen serta nustrisi menuju seluruh tubuh menjadi terhambat. Hal ini dapat menimbulkan Penyakit Arteri Perifer (PAP), yaitu terjadinya penyumbatan pada arteri perifer dan memiliki risiko lebih besar terhadap pasien diabetes. “Paling sering ke kaki, walaupun juga bisa stroke, ke tangan, ke ginjal,” kata dr Suko di Jakarta, Kamis 4 Mei 2023.

Dia mengatakan ancaman amputasi paling nyata jika penyemputan artri perifer itu terjadi secara tiba-tiba atau akut di daerah kaki. Penyempitan pembuluh darah yang terjadi secara perlahan itu juga bisa menyebabkan kaki kekurangan oksigen. 

Dampak Penumbatan Aliran Darah di Pasien Diabetes

Apa saja dampak penyempitan aliran darah? Suko mengatakan pasien diabetes yang mengalami penyumbatan aliran darah, kulitnya yang luka akan sulit sembuh.  Tidak hanya pasien diabetes yang berisiko mengalami penyumbatan aliran darah. Pasien dengan tinggi kolesterol, perokok, pun perlu waspada dengan masalah ini. Mereka harus menjaga kondisi tubuhnya dan melakukan pengecekan rutin ke dokter.

Fase Kritis Dampak Penyempitan Pembuluh Darah 

Suko menjelaskan bahwa semakin tinggi usia seseorang maka akan semakin tinggi prevalensi atau kecenderungan mereka mengalami penyempitan arteri perifer. Suko pun menjelaskan ada beberapa fase kritis saat suplai darah ke kaki sangat sedikit hingga risiko ancaman amputasi menjadi tinggi. 

Pertama adalah rest pain, yakni saat kaki tidak digerakkan, tetapi kaki tetap terasa nyeri. Kedua, saat terjadi luka pada kaki dan tidak dapat disembuhkan. Ketiga, tekanan darah di pergelangan kaki < 50 mmHg dan tekanan darah di jari kaki < 30 mmHg.

Untuk mendeteksi adanya penyempitan pembuluh darah sedari awal, Suko menyarankan untuk pasien secara mandiri meraba pembuluh darah di sekitar kaki, apakah berdenyut atau tidak. Bandingkan dengan pembuluh darah di bagian tubuh lain, seperti tangan, jika denyut terasa kecil atau bahkan tidak berdenyut sama sekali, dapat dipastikan bagian kaki tersebut mengalami penyempitan pembuluh darah dan harus segera dirujuk ke dokter.

Penyakit Arteri Perifier Bisa Disembuhkan

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Meskipun PAP berisiko mengalami amputasi bagi penderitanya, Suko mengatakan PAP dapat disembuhkan. Hal itu bisa dilakukan jika telah dideteksi dan diobati sejak dini. Salah satunya dengan melakukan angioplasti atau prosedur medis untuk mengatasi pembuluh darah arteri jantung yang tersumbat dengan bantuan kateter yang memiliki balon di ujungnya. 

Dokter spesialis luka, Adisaputra Ramadhinara, dari Heartlogy Center mengatakan perawatan luka karena PAP penting dilakukan bersamaan dengan pengawasan dokter terhadap pasien, terutama bagi pasien diabetes. “Satu hal yang penting saat perawatan luka yang tidak sembuh-sembuh, kunci utamanya biasanya tidak bisa diselesaikan sendiri,” kata dr. Adi.

Waspada Luka Kecil pada Pasien Diabetes

Salah satu yang disayangkan Adi adalah ketika para pasien diabetes menyepelekan luka kecil. Padahal diagnosa dan penanganan yang tidak tepat dapat berujung pada amputasi anggota tubuh. "Bagi pasien diabetes, luka sekecil apapun jika tidak dirawat dengan baik dapat menyebabkan risiko amputasi," kata Adi.

Untuk itu, dr Adi menghimbau agar pasien diabetes yang mengalami PAP untuk mendapatkan perawatan luka, terutama perawatan oleh dokter spesialis luka. Selain itu, pastikan luka dibalut dengan penutup luka sesuai standar kedokteran agar luka dapat tertutupi dengan lebih optimal.

Adi juga tidak menyarankan pasien penderita PAP menggunakan kain kasa untuk menutup luka. Hal ini karena kain kasa tidak cukup melindungi luka dari risiko infeksi dan tidak dapat menjaga kelembaban daerah luka dengan baik.

Pilihan Editor: 6 Tips Menurunkan Berat Badan Bagi Penderita Diabetes

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Peran Apotek dan Klinik Penting untuk Proses Skrining Kesehatan

4 hari lalu

Ilustrasi hipertensi (Pixabay.com)
Peran Apotek dan Klinik Penting untuk Proses Skrining Kesehatan

Skrining kesehatan bisa menjadi salah satu cara untuk mencegah penyakit kronis, khususnya penyakit tidak menular.


5 Pemanis Alami yang Diklaim Lebih Sehat Dibandingkan Gula, Ada Stevia hingga Yakon

4 hari lalu

Stevia. Kredit: Britannica.com
5 Pemanis Alami yang Diklaim Lebih Sehat Dibandingkan Gula, Ada Stevia hingga Yakon

Beberapa pemanis alami ini bisa menjadi alernatif pengganti gula pasir untuk menambah cita rasa manis di makanan atau minuman sebab diklaim memiliki risiko penyakit jauh yang lebih kecil


Benarkah Stres Bisa Tingkatkan Gula Darah?

6 hari lalu

ilustrasi stres (pixabay.com)
Benarkah Stres Bisa Tingkatkan Gula Darah?

Stres ternyata berpengaruh kepada tingkat gula darah dan kesehatan mental.


Pola Makan Sehat Bisa Turunkan 3 Faktor Penyebab Stroke

7 hari lalu

Diskusi bertajuk Pendekatan terbaru untuk Mencegah Stroke/Sania Royale
Pola Makan Sehat Bisa Turunkan 3 Faktor Penyebab Stroke

Stroke dapat terjadi ketika pasokan darah ke otak terganggu karena terjadi penyumbatan atau pecahnya pembuluh darah.


Alasan Tak Boleh Minum Kopi dan Teh sebelum Tes Darah

7 hari lalu

ilustrasi tes darah (Pixabay.com)
Alasan Tak Boleh Minum Kopi dan Teh sebelum Tes Darah

Orang diminta tak minum kopi dan teh sebelum menjalani tes darah di laboratorium namun tetap boleh minum air putih karena tak mempengaruhi hasil.


Simak Aturan Terbaru PP Nomor 28 Tahun 2024 soal Pembatasan Konsumsi Gula

10 hari lalu

Ilustrasi Gula Pasir. Tempo/Tony Hartawan
Simak Aturan Terbaru PP Nomor 28 Tahun 2024 soal Pembatasan Konsumsi Gula

Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2024 adalah langkah konkret dari pemerintah dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui regulasi asupan gula.


Kemenkes Akan Buat Aturan Labeling Kadar Gula, Garam, dan Lemak

11 hari lalu

FPC. Gula, Garam, Lemak. Shutterstock
Kemenkes Akan Buat Aturan Labeling Kadar Gula, Garam, dan Lemak

Kemenkes tengah menyusun Peraturan Menteri Kesehatan terkait implementasi penambahan label Gula, Garam, Lemak (GGL) dalam produk pangan.


Selain Nutrisi, Olahraga Fisik juga Bantu Kesehatan Otak

12 hari lalu

Ilustrasi otak. Pixabay
Selain Nutrisi, Olahraga Fisik juga Bantu Kesehatan Otak

Olahraga fisik yang teratur sangat penting untuk kesehatan otak


Kapan Penderita Diabetes Harus Mendapatkan Suntik Insulin?

12 hari lalu

Ilustrasi suntik Insulin, Shutterstock
Kapan Penderita Diabetes Harus Mendapatkan Suntik Insulin?

Apakah semua penderita diabetes diperbolehkan melakukan suntik insulin?


Aturan Kadar Gula dalam Makanan Bisa Beratkan UMKM, Ini yang Akan Dilakukan Pemerintah dan BPOM

12 hari lalu

Penjual warteg saat menyajikan paket nasi Rp. 7500 di sebuah warteg di Jakarta, Jumat 19 Juli 2024.  Program Makan Siang Gratis yang berganti nama jadi Makan Bergizi Gratis jadi sorotan. Pasalnya, harga satuan per porsi Makan Bergizi Gratis dikabarkan turun dari Rp 15 ribu menjadi Rp 7.500. TEMPO/Subekti.
Aturan Kadar Gula dalam Makanan Bisa Beratkan UMKM, Ini yang Akan Dilakukan Pemerintah dan BPOM

Pemerintah dan BPOM siapkan peraturan tentang kadar gula, lemak dan garam dalam makanan yang tidak memberatkan UMKM tapi juga aman untuk masyarakat.