Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pekan Imunisasi Dunia, Ini 3 Strategi Tingkatkan Cakupan Imunisasi Nasional

Reporter

Editor

Mitra Tarigan

image-gnews
Ilustrasi Imunisasi. TEMPO/Fully Syafi
Ilustrasi Imunisasi. TEMPO/Fully Syafi
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Cakupan imunisasi rutin di beberapa wilayah Indonesia sempat rendah selama masa pandemi. COVID-19 menyebabkan penurunan yang signifikan dalam imunisasi rutin anak, terutama karena gangguan yang terhadap layanan perawatan kesehatan esensial. Laporan terbaru UNICEF dalam State of the World Children mengungkapkan bahwa secara global, ada 67 juta anak yang tidak diimunisasi selama tiga tahun terakhir. Hal ini merupakan kemunduran terbesar dalam imunisasi rutin anak dalam 30 tahun terakhir.

Penurunan di Indonesia berdampak pada target imunisasi nasional. Cakupan anak yang diimunisasi lengkap untuk bayi usia 0-11 bulan adalah 84,2 persen pada tahun 2020 dan 84,5 persen pada tahun 2021. Jumlah anak yang belum mendapat imunisasi sama sekali meningkat dari 10 persen pada tahun 2019 menjadi 26 persen pada tahun 2021.

Kemunduran ini membuat anak-anak berisiko tertular penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) seperti difteri, tetanus, campak, rubella, pertusis, hepatitis, dan polio. Menanggapi hal tersebut, pemerintah melakukan kampanye imunisasi kejar dan imunisasi tambahan melalui Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) pada tahun 2022, yang menjangkau 26,5 juta anak dengan vaksin campak dan rubella, 1,3 juta dengan vaksin polio, dan 2 juta dengan vaksin DTP-HB-Hib.

Pada 2022, Indonesia mencapai 94,6 persen cakupan imunisasi lengkap, melebihi target nasional sebesar 94,1 persen. Namun, selama enam bulan terakhir telah terjadi beberapa wabah penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin di daerah yang masih memiliki cakupan imunisasi yang rendah. “Kemenkes mengembangkan tiga strategi untuk meningkatkan cakupan imunisasi rutin”jelas Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, dr. Maxi Rein Rondonuwu dalam keterangan pers yang diterima Tempo pada 7 Mei 2023.

"Pertama dengan menambah 3 jenis imunisasi rutin pada anak yang sebelumnya 11 vaksin menjadi 14 vaksin," kata Maxi. 

Vaksin yang ditambahkan adalah vaksin Rotavirus untuk anti diare dan vaksin PCV untuk anti pneumonia yang ditargetkan untuk anak, serta vaksin HPV untuk mencegah kanker serviks yang diberikan untuk anak perempuan kelas 5 dan 6 SD untuk mencegah potensi kanker serviks saat anak menjadi dewasa. 

Kedua, digitalisasi data imunisasi. "Melalui Aplikasi Sehat IndonesiaKu (ASIK). Tidak ada lagi pencatatan manual di buku, semua data imunisasi anak akan langsung dimasukkan di ASIK yang terintegrasi ke platform SatuSehat. Ketiga, nantinya imunisasi anak akan dilakukan melalui undangan di aplikasi,” kata Maxi melanjutkan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Rencana dua tahun tersebut juga mencakup strategi untuk meningkatkan manajemen vaksin dan sistem rantai pasokan imunisasi serta membangun kepercayaan terhadap vaksin. Keragu-raguan terhadap vaksin di antara orang tua dan pengasuh – terutama dengan suntikan ganda yang diperlukan untuk vaksinasi rutin – mempengaruhi penerimaan vaksin selama pandemi, bersama dengan misinformasi dan hoaks vaksin.

Menurut laporan State of the World Children – yang berfokus pada imunisasi – Indonesia adalah salah satu dari 55 negara yang kepercayaan terhadap program imunisasinya menurun selama pandemi.

Perwakilan UNICEF Maniza Zaman mengatakan timnya berkomitmen mendukung upaya berkelanjutan Indonesia untuk memastikan bahwa setiap anak memiliki akses ke vaksin yang menyelamatkan jiwa. “Ini melibatkan upaya yang disengaja untuk membangun kembali kepercayaan pada vaksin dengan meyakinkan orang tua dan pengasuh tentang keamanan dan pentingnya imunisasi dan dengan mengurangi penyebaran hoaks dan informasi yang salah,” kata Maniza.

Perwakilan WHO untuk Indonesia, Dr N. Paranietharan mengingatkan pentingnya kolaborasi yang erat lintas kementerian, lembaga, dan sektor kunci untuk mengejar ketertinggalan imunisasi anak-anak di tahun-tahun sebelumnya. "Dengan itu, kita dapat melampaui cakupan imunisasi 95 persen, yang merupakan ambang kekebalan kelompok, dan menutup kesenjangan imunisasi untuk mencegah wabah di masa mendatang,” kata Perwakilan WHO untuk Indonesia, Dr N. Paranietharan. “WHO berkomitmen untuk mendukung Indonesia memberikan imunisasi yang berkualitas tinggi dan aman untuk semua anak.”

Pilihan Editor: IDAI Ingatkan Cakupan Imunisasi Lengkap Demi Cegah Penyakit pada Anak

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Cegah Pneumonia pada Anak dengan Imunisasi, pada Usia Berapa?

29 hari lalu

Ilustrasi pneumonia. shutterstock.com
Cegah Pneumonia pada Anak dengan Imunisasi, pada Usia Berapa?

Spesialis anak mengatakan pneumonia bisa diantisipasi dengan serangkaian pencegahan berupa imunisasi hingga protokol kesehatan.


Kemenkes Pastikan Vaksin HPV Tak Sebabkan Kemandulan

57 hari lalu

Petugas medis (kanan) menyuntikkan vaksin HPV (Human Papillomavirus) kepada Siswi Sekolah Dasar Negeri (SDN) 05 pada kegiatan bulan imunisasi di Pondok Kelapa, Jakarta Timur, Rabu 26 Agustus 2020. Imunisasi yang diikuti siswi kelas V dan VI untuk mencegah infeksi virus HPV (human papillomavirus). ANTARA FOTO/ Fakhri Hermansyah
Kemenkes Pastikan Vaksin HPV Tak Sebabkan Kemandulan

Vaksin HPV diberikan sebanyak dua dosis kepada anak perempuan sebelum lulus SD/MI atau sederajat.


Waspadai Difteri, Bisa Sebabkan Kematian dalam 72 Jam

58 hari lalu

Ilustrasi vaksin difteri. shutterstock.com
Waspadai Difteri, Bisa Sebabkan Kematian dalam 72 Jam

Difteri dapat menyebabkan kematian dalam waktu 48-72 jam jika tidak ditangani secara serius. Segera kenali gejalanya agar cepat mendapat pertolongan.


Tanda Anak Diare Berat dan Harus Segera Ditangani

23 Agustus 2023

Petugas kesehatan melakukan imunisasi pada balita saat pelayanan imunisasi Rotavirus (RV) di Posyandu Nirwana, Kecamatan Karang Tengah, kota Tangerang, Banten, Selasa, 15 Agustus 2023. Imuniasi yang diberikan pada bayi umur 2-4 bulan tersebut bertujuan untuk mencegah diare berat serta mengatisipasi terjadinya stunting. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Tanda Anak Diare Berat dan Harus Segera Ditangani

Dokter mengatakan diare dengan gejala lebih berat umumnya terjadi pada anak yang belum mendapat imunisasi rotavirus. Kenali gejala untuk pertolongan.


Mulai 1 Januari 2024, Vaksinasi Covid-19 Bakal Berbayar

22 Agustus 2023

Vaksinasi Covid-19 tetap digencarkan di Yogyakarta pada Senin (26/6) meski status pandemi telah dicabut. Dok.istimewa
Mulai 1 Januari 2024, Vaksinasi Covid-19 Bakal Berbayar

Ada beberapa kelompok masyarakat yang nantinya akan masuk pada kriteria penerima program vaksinasi Covid-19.


Mulai 1 September 2023, Pasien Covid-19 Harus Tanggung Sendiri Biaya Perawatannya

22 Agustus 2023

Ilustrasi virus Corona (Covid-19) varian MU. Shutterstock
Mulai 1 September 2023, Pasien Covid-19 Harus Tanggung Sendiri Biaya Perawatannya

Klaim penggantian biaya perawatan Covid-19 tidak bisa diajukan ke Kemenkes, tetapi ditanggung JKN, dibiayai mandiri oleh masyarakat atau penjamin lain


Saran Dokter untuk Lindungi Anak dari Polusi Udara

15 Agustus 2023

Ilustrasi batuk. huffingtonpost.com
Saran Dokter untuk Lindungi Anak dari Polusi Udara

Polusi udara yang tinggi sangat berisiko bagi kesehatan anak. Berikut saran dokter anak untuk melindungi si kecil.


Polusi Jakarta Memburuk, Dinas Kesehatan DKI Imbau Orang Tua Imunisasi Anak Cegah ISPA dan Pneumonia

15 Agustus 2023

Pemandangan Kota Jakarta yang tertutup polusi udara pada Selasa, 25 Juli 2023. Berdasarkan data IQAir pukul 16.29 WIB, Jakarta tercatat menjadi kota dengan kualitas udara dan polusi terburuk di dunia dengan nilai indeks 168 atau masuk kategori tidak sehat. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Polusi Jakarta Memburuk, Dinas Kesehatan DKI Imbau Orang Tua Imunisasi Anak Cegah ISPA dan Pneumonia

Dinas Kesehatan DKI imbau orang tua imunisasi anak untuk mencegah ISPA dan pneumonia karena polusi udara Jakarta yang terus memburuk.


Imbauan IDAI untuk Bayi yang Ikut Imunisasi Rotavirus agar Tak Muntah

14 Agustus 2023

Ilustrasi Imunisasi. TEMPO/Fully Syafi
Imbauan IDAI untuk Bayi yang Ikut Imunisasi Rotavirus agar Tak Muntah

IDAI mengingatkan agar bayi yang akan imunisasi Rotavirus tidak dalam keadaan kenyang karena berpotensi muntah.


Seluruh Bayi di Indonesia Akan Dapatkan Imunisasi Tetes Rotavirus

14 Agustus 2023

Anak-anak PAUD IPHI belajar mencuci tangan dengan sabun selama 20 detik dibawah bimbingan guru dan penggerak PKK Kelurahan Merdeka, Bandung, Jawa Barat, 10 Juni 2015. Kampanye kebersihan sejak dini dilaksanakan untuk mencegah penularan penyakit diare, ISPA, dan cacingan. TEMPO/Prima Mulia
Seluruh Bayi di Indonesia Akan Dapatkan Imunisasi Tetes Rotavirus

Menjelang hari Kemerdekaan Republik Indonesia, seluruh bayi akan mendapatkan imunisasi tetes rotavirus (RV).