Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Muncul Lagi Perilaku Gemar Hirup Aroma Bensin, Ini Dampak Buruknya bagi Kesehatan

image-gnews
Ilustrasi bensin eceran. TEMPO/Seto Wardhana
Ilustrasi bensin eceran. TEMPO/Seto Wardhana
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Baru-baru ini, viral bocah asal Bojonegoro kecanduan menghirup aroma bensin. Bocah berinisial F itu dikabarkan telah kecanduan menghirup aroma pertalite sejak usia TK. Santer dikabarkan, bila tak menghirup aroma bensin tersebut tubuhnya menjadi lemas.

Menurut Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surabaya, Ira Purnamasari, perilaku tersebut tidak mengherankan. Sebab, aroma bensin memang dapat menimbulkan kecanduan. Sebagai cairan yang beraroma kuat, di dalam bensin terkandung zat kimia benzena yang bila dihirup terus menerus dapat menimbulkan kecanduan. 

“Kebiasaan menghirup bensin merupakan bentuk penyimpangan perilaku. Menghirup bensin dengan tujuan supaya ngefly, halusinasi, dan euforia. Tidak jarang pada akhirnya melakukan tindakan impulsif dan agresif,” ujar Ira dilansir dari website UM Surabaya, Senin, 8 Mei 2023.  

Ira menuturkan, benzena juga dikenal sebagai karsinogenik, zat yang berpotensi menyebabkan kanker dan berbahaya jika terhirup dalam konsentrasi tinggi atau paparan jangka panjang.

“Saat aroma bensin dihirup mengalir dari paru-paru menuju ke jantung yakni sistem peredaran darah dan menuju ke otak, secara otomatis bahan kimia beracun yang dihirup akan merusak paru-paru, jantung, otak, hati dan ginjal,” jelas Ira. 

Ira menyebut pengabaian yang dilakukan dapat berakibat fatal. Perilaku menyimpang ini dapat merusak saraf, mengakibatkan penurunan kemampuan bicara, penurunan ingatan, berpikir lambat, disorientasi, agresif, halusinasi, hilang kesadaran, kejang hingga kematian.

Kebiasaan menghirup bensin dilakukan sejak kecil ujar Ira bisa terjadi jika tidak ada larangan atau ketegasan dari orang tua. " Sehingga akhirnya dibawa hingga remaja dengan alasan enak. Bisa dikatakan salah satu faktor pendorong remaja menghirup bensin adalah peran keluarga," kata Ira.

“Kita harus memperjelas tugas dan peran orang tua dalam kehidupan sehari-hari anak. Jika anak telah melakukan penyimpangan yang mengganggu kesehatan, segeralah membawa anak ke pelayanan kesehatan terdekat untuk mendapatkan penanganan,”Ira menambahkan.

Benzena merupakan komponen dari minyak bumi. Zat ini pertama kali ditemukan oleh Michael Faraday pada 1825. Penemuan benzena diawali dari penelitian soal residu minyak mentah, sebagai salah satu elemen industrial. 

Benzena merupakan bahan kimia organik yang tidak memiliki warna dan berbau manis. Benzena sangat mudah terbakar dan dapat menguap dengan cepat saat terkena udara. Benzena terbentuk dari proses alami seperti gunung berapi, kebakaran hutan dan banyak terdapat pada minyak bumi. 

Benzena memiliki bilangan oktan yang tergolong tinggi. Sehingga benzena digunakan sebagai salah satu komponen penting dalam pembuatan bensin. Benzena juga menjadi dasar bahan dari pembuatan senyawa turunan benzena yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembuat plastik, peledak, zat pewarna, tinta, detergen, karet dan nilon. 

Terpapar benzena memiliki efek tidak baik bagi tubuh, seseorang dapat dengan tidak sengaja terhirup benzena melalui emisi dari pembakaran batu bara dan minyak, knalpot kendaraan bermotor, dan penguapan dari tangki bensin. Paparan benzena juga dapat diperoleh dari aktivitas merokok. 

Benzena sangat berbahaya bila terkena tubuh, bahaya tersebut diantaranya adalah bersifat karsinogen atau memicu kanker, leukimia, gangguan pernapasan, infeksi paru-paru, rentan mengalami anemia, mual, kejang, pusing dan masih banyak lainnya.  

Pilihan Editor: Aneh, Balita Hobi Hirup Aroma Bensin

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Benarkah Tidur di Lantai atau dengan Kipas Angin Sebabkan Paru-paru Basah?

1 hari lalu

Sejumlah anggota ormas dari BPPKB tidur di lantai  saat menunggu pendataan setelah diamankan oleh tim pemburu preman Polres Jakarta Barat (21/9).  Tempo/Aditia Noviansyah
Benarkah Tidur di Lantai atau dengan Kipas Angin Sebabkan Paru-paru Basah?

Dokter meluruskan beberapa mitos seputar paru-paru basah, termasuk yang mengaitkan kebiasaan tidur di lantai dan kipas angin menghadap badan.


Resep Ramuan Herbal Habbatussauda untuk Cegah Batuk

22 hari lalu

Ilustrasi obat herbal/alami, kayu manis, madu, cengkeh. REUTERS/Susan Lutz
Resep Ramuan Herbal Habbatussauda untuk Cegah Batuk

Intip resep ramuan herbal untuk mencegah batuk dan gangguan pernafasan di tengah musim hujan dan banjir saat bulan Ramadan.


Cuci Hidung Pakai Apa? Berikut Cara Melakukan dan Manfaatnya

44 hari lalu

Cuci hidung pakai apa? Umumnya, mencuci hidung menggunakan larutan NaCl yang bisa dibeli di apotek. Berikut cara melakukannya. Foto: Canva
Cuci Hidung Pakai Apa? Berikut Cara Melakukan dan Manfaatnya

Cuci hidung pakai apa? Umumnya, mencuci hidung menggunakan larutan NaCl yang bisa dibeli di apotek. Berikut cara melakukannya.


Kemenkes Soroti Jam Kerja KPPS yang Overtime, Berikut Aturan Jam Kerja Normal

57 hari lalu

Petugas KPPS TPS 60 melakukan penghitungan suara untuk pemilihan presiden dan wakil presiden Indonesia di Lebak Bulus, Jakarta, Rabu, 14 Februari 2024. Di TPS ini, pasangan Anies-Cak Imin unggul dengan memperoleh 140 suara. Sementara paslon Prabowo-Gibran mendapat 35 suara. Sedangkan Ganjar-Mahfud MD memperoleh 19 suara. TPO / Hilman Fathurrahman W
Kemenkes Soroti Jam Kerja KPPS yang Overtime, Berikut Aturan Jam Kerja Normal

Kemenkes merilis sebanyak 84 orang petugas KPPS meninggal karena kelelahan saat bertugas. Jam kerja dinilai melebihi ambang batas kerja normal.


Seberapa Jahat Mycoplasma Pneumoniae?

21 Desember 2023

Ilustrasi pneumonia. shutterstock.com
Seberapa Jahat Mycoplasma Pneumoniae?

Mycoplasma pneumoniae patogen pernapasan umum yang menyebabkan penyakit dengan tingkat keparahan bervariasi. Ini gejalanya


Sebab Anak Kecil Lebih Berisiko Kena Pneumonia dan Gejalanya

11 Desember 2023

Ilustrasi anak demam. webmd.com
Sebab Anak Kecil Lebih Berisiko Kena Pneumonia dan Gejalanya

Infeksi mycoplasma pneumoniae dijuluki "pneumonia berjalan" karena gejalanya cenderung ringan bila dibandingkan pneumonia akibat bakteri lain.


Deteksi Mycoplasma Pneumonia, Kemenkes Siapkan Jejaring Laboratorium

4 Desember 2023

Ilustrasi pneumonia. shutterstock.com
Deteksi Mycoplasma Pneumonia, Kemenkes Siapkan Jejaring Laboratorium

Kemenkes menyiapkan jejaring laboratorium untuk keperluan diagnosa gejala mycoplasma pneumonia yang terjadi di Indonesia.


Kenali Perbedaan Kanker Paru-paru dan Infeksi Paru-paru

24 November 2023

Ilustrasi Kanker paru-paru. Shutterstock
Kenali Perbedaan Kanker Paru-paru dan Infeksi Paru-paru

Kanker paru-paru dan infeksi paru-paru adalah dua penyakit yang berbeda. Berikut cara membedakannya.


Ketahui Penyebab dan Faktor Risiko Pneumonia

13 November 2023

Ilustrasi pneumonia. Foto : Radiopaedia
Ketahui Penyebab dan Faktor Risiko Pneumonia

Ketika seseorang menderita pneumonia, alveoli dipenuhi nanah dan cairan, yang membuat pernapasan terasa nyeri dan membatasi asupan oksigen.


Bedakan Gejala Bronkitis dan Pneumonia dengan Kanker Paru

1 November 2023

Ilustrasi kanker paru-paru. Shutterstock
Bedakan Gejala Bronkitis dan Pneumonia dengan Kanker Paru

Gejala infeksi paru-paru dengan kanker paru mungkin mirip. Namun tambahan gejala berikut bisa jadi kanker paru.