Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

WHO Cabut Status Darurat Covid-19, Berikut Kilas Balik Munculnya Covid-19

Reporter

Editor

Nurhadi

image-gnews
Ilustrasi virus Corona (Covid-19) varian MU. Shutterstock
Ilustrasi virus Corona (Covid-19) varian MU. Shutterstock
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - World Health Organization (WHO) resmi mencabut status darurat Covid-19 atau Public Health Emergency of International Concern (PHEIC). Pencabutan ini diumumkan pada 5 Mei lalu pada acara pertemuan ke-15 Komite Darurat IHR (2005) mengenai pandemi Covid-19.

Melansir laman resmi WHO, selama sesi pembahasan, anggota Komite menyoroti tren penurunan kematian akibat Covid-19, penurunan rawat inap terkait Covid-19, dan tingkat kekebalan populasi yang tinggi terhadap virus ini. Karena itu, Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, menetapkan bahwa Covid-19 bukanlah kekhawatiran kesehatan masyarakat darurat internasional.

Virus Covid-19 ditemukan pada Desember 2019 di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Tiongkok. Virus ini pertama kali dikenali setelah beberapa orang di Wuhan terkena pneumonia yang tidak diketahui penyebabnya. Para ahli kesehatan setempat mulai menyelidiki penyebab dari kasus-kasus tersebut dan pada 7 Januari 2020. Mereka berhasil mengidentifikasi virus yang kemudian dikenal sebagai SARS-CoV-2.

Setelah virus ini teridentifikasi, pihak berwenang Tiongkok segera mengambil langkah-langkah untuk memerangi penyebarannya, termasuk melakukan isolasi wilayah Wuhan dan menghentikan transportasi antarkota. Namun, virus ini menyebar dengan cepat ke berbagai negara di seluruh dunia dan akhirnya dianggap sebagai pandemi global oleh WHO pada Maret 2020.

Sejak saat itu, para ilmuwan dan ahli kesehatan dari seluruh dunia bekerja sama untuk mempelajari virus ini, mengembangkan tes dan vaksin, serta memberikan perawatan dan dukungan bagi orang yang terkena dampaknya. Pandemi Covid-19 masih berlangsung hingga saat ini, dan upaya terus dilakukan untuk mengatasi pandemi ini dan mencegah penyebarannya lebih lanjut.

Seiring berjalannya waktu, para ilmuwan menemukan bahwa virus ini menyebar melalui tetesan udara yang dihasilkan saat orang yang terinfeksi batuk atau bersin, serta melalui kontak dengan permukaan yang terkontaminasi virus.

Selain itu, virus ini juga memiliki tingkat penyebaran yang sangat tinggi dan dapat menyebar bahkan sebelum orang yang terinfeksi menunjukkan gejala. Hal ini membuat virus Covid-19 sangat sulit dikendalikan dan mengakibatkan penyebarannya yang sangat luas di seluruh dunia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Di Indonesia, Covid-19 pertama kali dikonfirmasi pada 2 Maret 2020. Sejak saat itu, jumlah kasus terus meningkat dengan cepat. Pemerintah Indonesia kemudian mengambil sejumlah tindakan untuk mengatasi pandemi ini, termasuk pembatasan perjalanan internasional, pelaksanaan pembatasan sosial berskala besar (PSBB), serta kampanye mengenai kebersihan dan kesehatan.

Seiring berjalannya waktu, melansir dari laman Kementerian Kesehatan, penanganan pandemi telah menunjukkan keberhasilan yang nyata. Hal ini dibuktikan dengan situasi pandemi yang terus terkendali dalam 10 bulan terakhir dan tingkat kekebalan masyarakat yang semakin meningkat.

Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan RI, Kunta Wibawa Dasa Nugraha, mengatakan, dalam kilas balik tiga tahun penanganan pandemi Covid-19, setidaknya memberi dua pelajaran penting bagi sektor kesehatan di Indonesia.

Pertama, adalah soal pentingnya kolaborasi. Saat pandemi menghantam dunia pada tahun 2020, semua negara saling belajar dan berbagi satu sama lain, melakukan praktik terbaik untuk dapat menghadapi penyakit yang sangat menular ini.

Kedua, pandemi menjadi momentum reformasi. Pandemi Covid-19 telah menunjukkan bahwa sistem kesehatan Indonesia masih terbelakang (left behind). Karena itu, diperlukan reformasi besar-besaran untuk memperbaiki dan memperkuat sistem kesehatan Indonesia dalam menghadapi tantangan kesehatan kedepannya.

Pilihan Editor: WHO Cabut Status Darurat Covid-19, Pemerintah Kini Fokus 6 Item Kesehatan

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Leptospirosis Penyakit Langganan Musim Hujan, Seberapa Berbahaya?

1 hari lalu

Ilustrasi banjir. Dok. TEMPO/M. Iqbal Ichsan
Leptospirosis Penyakit Langganan Musim Hujan, Seberapa Berbahaya?

Leptospirosis adalah penyakit yang kerap muncul setiap musim hujan, terutama di daerah yang rawan banjir dan genangan air. Seberapa berbahaya?


Jepang Krisis Tenaga Kerja, Butuh Banyak Pekerja dari Indonesia

1 hari lalu

Menteri Tenaga Kerja Ida Fauziyah dan Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Jepang untuk Indonesia, Yasushi Masaki, di Jakarta, Selasa (19 Maret 2024). (ANTARA/HO-Kemnaker)
Jepang Krisis Tenaga Kerja, Butuh Banyak Pekerja dari Indonesia

Duta Besar Jepang untuk Indonesia mengungkap alasan negaranya banyak membuka lowongan kerja bagi warga negara Indonesia.


Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud Meminta Pemilihan Ulang

1 hari lalu

Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud Meminta Pemilihan Ulang

Permohonan Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud serupa, yakni meminta Mahkamah Konstitusi mendiskualifikasi Gibran dan pemilihan presiden ulang.


Pulang Umrah, Fadel Muhammad Penuhi Panggilan KPK untuk Diperiksa dalam Kasus Korupsi APD Covid-19

2 hari lalu

Kepala Bagian Pemberitaan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Ali Fikri saat ditemui di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta Selatan pada Selasa, 23 Januari 2024. Tempo/Mutia Yuantisya
Pulang Umrah, Fadel Muhammad Penuhi Panggilan KPK untuk Diperiksa dalam Kasus Korupsi APD Covid-19

Wakil Ketua MPR Fadel Muhammad diperiksa dalam kasus dugaan korupsi pengadaan alat pelindung diri (APD) Covid-19 di Kemenkes.


Indonesia Kecam Serangan Teroris di Gedung Konser Rusia

5 hari lalu

Petugas pemadam kebakaran Rusia memadamkan api di tempat konser Balai Kota Crocus menyusul penembakan di Krasnogorsk, di luar Moskow, Rusia, 22 Maret 2024. Sekelompok hingga lima pria bersenjata menyerang Balai Kota Crocus di wilayah Moskow, kata layanan darurat Rusia . Setidaknya 40 orang tewas dan lebih dari 100 orang terluka dalam serangan teroris itu, kata badan intelijen Rusia, FSB. EPA-EFE/MAXIM SHIPENKOV
Indonesia Kecam Serangan Teroris di Gedung Konser Rusia

Indonesia mengecam serangan teroris yang terjadi di sebuah gedung konser dekat Moskow, Rusia,. Korban tewas mencapai 115 orang pada Sabtu


Resmi Terpilih Jadi Presiden RI, Inggris Ucapkan Selamat ke Prabowo Subianto

6 hari lalu

Menteri Luar Negeri Inggris David Cameron bertemu dengan Perdana Menteri sementara Lebanon Najib Mikati (tidak terlihat) di Beirut, Lebanon 1 Februari 2024. REUTERS/Mohamed Azakir
Resmi Terpilih Jadi Presiden RI, Inggris Ucapkan Selamat ke Prabowo Subianto

David Cameron dan Duta Besar Inggris untuk Indonesia menyampaikan ucapan selamat kepada Prabowo Subianto yang terpilih jadi Presiden RI


Kesetaraan Gender, UNFPA Indonesia Serukan Isu Perempuan Jadi Prioritas

6 hari lalu

Tersangka kasus pencabulan anak di bawah umur, Suradi (20) bersama pasangannya dan keluarga berdoa usai prosesi pernikahan di kantor Satreskrim Polres Malang, Jawa Timur, Kamis 12 Maret 2014. TEMPO/Aris Novia Hidayat
Kesetaraan Gender, UNFPA Indonesia Serukan Isu Perempuan Jadi Prioritas

UNFPA Indonesia berharap isu kehamilan di kalangan remaja dan pernikahan anak menjadi priortias Pemerintah karena dampaknya ke kesetaraan gender


Daftar 10 Negara Paling Bahagia di Asia, Tak Ada Indonesia

7 hari lalu

Turis berfoto di sebelah patung singa Merlion di kawasan pusat bisnis Singapura 6 Februari 2015. [REUTERS / Edgar Su]
Daftar 10 Negara Paling Bahagia di Asia, Tak Ada Indonesia

Singapura, Taiwan dan Jepang berada di peringkat 3 besar negara paling bahagia di Asia. Indonesia tak masuk dalam 10 besar.


Kementerian Luar Negeri Benarkan Rencana Paus Fransiskus ke Indonesia

8 hari lalu

Paus Fransiskus memimpin doa Angelus di perpustakaan Istana Apostolik di Vatikan 21 Maret 2021. [Vatican Media / Handout via REUTERS]
Kementerian Luar Negeri Benarkan Rencana Paus Fransiskus ke Indonesia

Paus Fransiskus hendak kunjungna kerja ke Indonesia sejak 2020, namun karena pandemi Covid-19 maka rencana itu pun belum terwujud.


Studi: Hanya Tujuh Negara Penuhi Standar Kualitas Udara WHO, Indonesia Belum

8 hari lalu

Gedung-gedung diselimuti polusi udara di kawasan Kota Jakarta, Selasa 24 Oktober 2024. Kualitas udara di Jakarta pada Selasa (24/10/2023) pagi tidak sehat dan menempati peringkat ke 4 terburuk di dunia. Berdasarkan data IQAir, tingkat polusi di Ibu Kota berada di angka 170 AQI US pada pukul 06.00 WIB. Peringkat kualitas udara Jakarta saat ini berada di posisi ke-4 di dunia dengan indikator warna merah, yang artinya tidak sehat. Adapun indikator warna lainnya yaitu ungu yang berarti sangat tidak sehat, hitam berbahaya, hijau baik, kuning sedang, dan oranye tidak sehat bagi kelompok sensitif. TEMPO/Subekti.
Studi: Hanya Tujuh Negara Penuhi Standar Kualitas Udara WHO, Indonesia Belum

Laporan IQAir memaparkan hanya tujuh negara yang kualitas udaranya memenuhi standar WHO.