TEMPO.CO, Jakarta - Menikmati sunset atau matahari terbenam punya sensasi tersendiri. Cuaca yang semakin teduh, pemandangan langit yang menakjubkan dan sinar matahari yang meredup lembut diyakini bisa berpengaruh pada hormon di otak. Paparan sinar matahari juga dapat meningkatkan pelepasan serotonin yang dapat meningkatkan suasana hati. Sinar matahari juga dipercaya dapat mengobati masalah kesehatan mental.
Melansir dari laman Healthline, kekurangan paparan sinar matahari dapat menyebabkan penurunan kadar serotonin dan dapat meningkatkan risiko depresi berat dengan pola musiman. Terapi cahaya matahari adalah salah satu perawatan utama untuk depresi dengan pola musiman, dan dapat membantu memperbaiki kadar serotonin.
Mengutip dari laman Very Well Mind, berikut 4 masalah kesehatan mental yang dapat dikurangi dengan melihat sinar matahari:
1. Mencegah depresi
Depresi merupakan penyakit mental dan menjadi penyebab utama cacat yang mempengaruhi lebih dari 121 juta orang di seluruh dunia. Studi menunjukkan bahwa orang yang mengalami depresi cenderung memiliki tingkat vitamin D yang lebih rendah. Vitamin D berperan dalam mengatur serotonin dan kalsium untuk mengatasi depresi.
Namun, manfaat vitamin D untuk mencegah dan mengobati depresi hanya efektif pada orang yang kekurangan vitamin D. Meskipun tinjauan pada tahun 2020 menemukan hubungan antara tingkat vitamin D rendah dan risiko terkena depresi, namun peran vitamin D dan siapa yang dapat mengambil manfaat dari vitamin ini masih belum jelas.
2. Skizofernia
Skizofrenia merupakan penyakit mental yang dapat menyebabkan seseorang kehilangan kontak dengan realitas dan gejala psikotik seperti halusinasi dan waham. Orang dengan skizofrenia biasanya memiliki kadar vitamin D yang rendah dan tinggal di daerah dengan sinar matahari yang kurang.
Bayi yang tidak mendapatkan sinar matahari yang cukup berisiko tinggi terkena skizofrenia di kemudian hari. Selain itu, seseorang yang memiliki kadar vitamin D yang lebih rendah memiliki gejala yang lebih parah dibandingkan dengan mereka yang dalam masa remisi.
3. Gangguan afektif musiman
Gangguan afektif musiman terjadi ketika seseorang mengalami perubahan suasana hati negatif yang terkait dengan perubahan musim, terutama pada bulan musim dingin (disebut SAD pola musim dingin).
Hal ini terjadi karena kurangnya paparan sinar matahari yang dapat mempengaruhi orang yang tinggal di Utara dibandingkan dengan yang tinggal lebih dekat ke garis khatulistiwa. Kekurangan vitamin D juga mempengaruhi regulasi serotonin, yaitu neurotransmitter yang mengatur suasana hati dan siklus tidur.
4. Gangguan makan
Para peneliti menemukan bahwa kekurangan vitamin D dapat meningkatkan gejala dan gangguan makan di musim gugur dan musim dingin. Karena itu, peneliti menyarankan seseorang untuk melakukan terapi matahari atau mengonsumsi suplemen vitamin D dalam pengobatan dan pencegahan gangguan makan.
Tinjauan pada tahun 2016 menemukan bahwa terapi matahari berguna bagi perilaku dan suasana hati orang dengan gangguan makan, terutama bagi mereka yang mengalami pola makan berlebihan dan makan di malam hari. Para peneliti juga percaya bahwa peran vitamin D dalam mengatur ritme sirkadian dan serotonin dapat mempengaruhi perkembangan gangguan makan yang berbahaya.
Pilihan Editor: Sekarang, Waktu yang Tepat Menikmati Sunset Terbaik dari Obelix Hills Yogyakarta
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.