TEMPO.CO, Jakarta - Seorang introvert mungkin saja lebih menyukai tempat yang membuat dia menepi dari hiruk-pikuk keramaian. Namun, bukan berarti isi kepalanya kosong. Seorang introvert justru seringkali memikirkan lebih banyak hal dengan lebih mendalam daripada seorang ekstrovert. Hal itu biasa dikenal dengan overthinking atau lewah pikir. Lantas, mengapa seorang introvert cenderung lebih mudah untuk overthinking?
Dilansir dari Psychology Today, overthinking orang introvert berhubungan dengan tingkat aktivitas di otak. Sebuah penelitian menemukan bahwa introvert memiliki tingkat aktivitas listrik yang lebih tinggi daripada ekstrovert. Hal itu menunjukkan bahwa introvert memiliki rangsangan kortikal yang lebih besar. Kortikal mengacu pada lapisan luar otak besar, bagian otak yang mengintegrasikan fungsi sensorik dan saraf yang kompleks, dan mengkoordinasikan aktivitas sukarela dalam tubuh.
Menurut penelitian ini, tidak masalah apakah introvert dalam keadaan istirahat atau melakukan tugas, mereka semua menunjukkan lebih banyak aktivitas otak daripada ekstrovert. Ini berarti bahwa introvert dapat memproses lebih banyak informasi per detik daripada ekstrovert, yang membantu menjelaskan mengapa introvert cenderung terlalu banyak berpikir.
Selain itu, studi neuroimaging menemukan bahwa di otak introvert, aktivasi berpusat di korteks frontal, yakni bagian otak yang bertanggung jawab untuk mengingat, merencanakan, membuat keputusan, dan memecahkan masalah. Hal-hal tersebut merupakan aktivitas yang membutuhkan banyak fokus dan perhatian, seperti yang cenderung dilakukan oleh introvert.
Mengingat, merencanakan, membuat keputusan, dan memecahkan masalah adalah aktivitas yang berkaitan dengan terlalu banyak berpikir. Otak introvert menunjukkan peningkatan aliran darah di area Broca saat melakukan aktivitas tersebut. Broca merupakan wilayah otak yang terkait dengan produksi ucapan, yang kemungkinan bertanggung jawab untuk berbicara sendiri.
Orang bilang terlalu banyak berpikir seperti itu adalah hal yang buruk. Dalam banyak kasus, memang demikian. Terlalu banyak berpikir dapat menyebabkan kekhawatiran dan kecemasan. Overthinking bisa membuat kita berakar dalam ketakutan, kebimbangan, dan keraguan. Overthinking bahkan mungkin menghalangi kita untuk bergerak maju dalam hidup kita.
Namun, terlalu banyak berpikir juga bisa menjadi kekuatan super seorang introvert. Jika seseorang tidak berpikir berlebihan, dia akan membiarkan pekerjaannya sebagaimana apa adanya, tanpa meluangkan waktu untuk meneliti, mengedit, dan mengoreksi. Seorang yang terlalu banyak berpikir mungkin menghasilkan sesuatu dengan lebih sempurna.
Pilihan Editor: Dampak Overthinking bagi Kesehatan Mental dan Fisik