TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti menemukan kaitan anak obesitas dengan gangguan kesuburan di masa datang. Sebuah makalah baru di European Journal of Endocrinology menunjukkan anak laki-laki yang kelebihan berat badan cenderung memiliki volume testis lebih rendah yang berisiko infertilitas di masa dewasa.
Para peneliti, seperti dilansir Medical Express, melalui studi lintas seksi atau potong-lintang retrospektif pada 268 anak dan remaja berusia 2-18 tahun yang dirujuk ke Unit Endokrinologi Anak di Universitas Catania, Sisilia, Italia untuk pengendalian berat badan. Mereka mengumpulkan data volume testis, usia, indeks massa tubuh, dan resistensi insulin anak-anak itu.
Hasilnya, peneliti menemukan anak laki-laki dengan berat badan normal memiliki volume testis 1,5 kali lebih tinggi dibanding yang kelebihan berat badan atau obesitas pada usia peripubertas. Selain itu, anak-anak dan remaja dalam penelitian dengan kadar insulin normal memiliki volume testis 1,5-2 kali lebih tinggi dibanding hiperinsulinemia atau kondisi yang sering terkait diabetes tipe 2, yakni memiliki kadar insulin lebih tinggi dalam darah.
Hasil ini menunjukkan mereka yang kelebihan berat badan atau obesitas, hiperinsulinemia, atau resistensi insulin menunjukkan volume testis yang lebih rendah daripada yang sehat. Kemudian, mengingat volume testis yang lebih rendah memprediksi produksi sperma yang lebih sedikit di masa dewasa, para peneliti meyakini penurunan berat badan dapat membantu pasien menghindari kemandulan di kemudian hari.
"Kami berspekulasi kontrol berat badan yang lebih hati-hati di masa kanak-kanak dapat mewakili strategi pencegahan untuk mempertahankan fungsi testis di kemudian hari," kata salah satu penulis makalah studi, Rossella Cannarella.
Beban psikologis
Infertilitas diketahui membebani kesehatan psikologis dan kehidupan ekonomi dan sosial pada usia subur. Kondisi ini mempengaruhi 48 juta pasangan pada 2010. Sebuah penelitian di Jerman mengevaluasi ketidaksuburan pada lebih dari 20.000 pasien laki-laki yang dirujuk ke pusat kesuburan menemukan kecenderungan penurunan konsentrasi sperma dan jumlah total sperma selama 40 tahun terakhir.
Sejalan dengan penurunan jumlah sperma, prevalensi obesitas anak meningkat di seluruh dunia dari 32 menjadi 42 juta. Pengamat memperkirakan sekitar 60 persen anak-anak saat ini akan mengalami obesitas pada usia 35 tahun. Survei di Italia memperlihatkan adanya hipotrofi atau pengecilan otot testis pada hampir seperempat pria muda berusia 18-19 tahun dan menempatkan mereka pada risiko mengalami gangguan kesuburan di masa depan.
Pilihan Editor: Pengertian, Gejala, Penyebab dan Cara Atasi Obesitas
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.