TEMPO.CO, Jakarta - Kenaikan kasus sifilis di Indonesia patut diwaspadai semua pihak. Apalagi penyakit kelamin itu ditemukan juga menjangkit ibu rumah tangga. Penularannya yang diam-diam bahkan berpotensi menyebabkan janin tertular.
Sifilis adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum. Penularan sifilis umumnya terjadi melalui hubungan seksual dengan pasangan yang terinfeksi, baik melalui kontak langsung dengan luka sifilis atau melalui kontak dengan cairan tubuh yang terinfeksi. Selain itu, sifilis juga dapat ditularkan dari ibu yang terinfeksi kepada bayi yang dikandungnya selama kehamilan atau persalinan.
Sifilis memiliki beberapa tahap perkembangan, yaitu tahap primer, tahap sekunder, tahap laten, dan tahap tersier. Pada tahap primer, biasanya muncul luka terbuka yang tidak nyeri di area infeksi, seperti alat kelamin, anus, atau mulut. Luka ini dapat sembuh sendiri dalam beberapa minggu, tetapi tanpa pengobatan, infeksi akan terus berkembang ke tahap berikutnya.
Melansir healthline, tahap sekunder ditandai dengan munculnya ruam kulit, terutama pada telapak tangan dan kaki. Gejala lain yang mungkin timbul meliputi demam, sakit tenggorokan, pembesaran kelenjar getah bening, dan rasa lelah yang berkepanjangan. Jika tidak diobati, sifilis akan memasuki tahap laten, di mana tidak ada gejala yang muncul. Namun, bakteri masih ada dalam tubuh dan dapat menyebabkan komplikasi serius pada tahap tersier.
Bagi ibu hamil, sifilis dapat memiliki dampak yang serius terhadap kesehatan ibu dan janin. Jika seorang ibu hamil terinfeksi sifilis, bakteri tersebut dapat menyebar melalui aliran darah menuju janin melalui plasenta. Dampaknya dapat meliputi:
1. Infeksi janin: Sifilis dapat menyebabkan infeksi pada janin yang dapat mengakibatkan cacat bawaan, seperti kerusakan tulang, gigi, pendengaran, dan penglihatan. Infeksi tersebut dapat mengganggu perkembangan janin dan menyebabkan kelainan pada organ vital.
2. Keguguran atau kematian janin: Infeksi sifilis yang tidak diobati dapat meningkatkan risiko keguguran atau kematian janin dalam kandungan.
3. Penularan saat persalinan: Jika seorang ibu terinfeksi sifilis pada saat persalinan, bayi dapat terinfeksi saat melewati jalan lahir yang terinfeksi. Hal ini dapat menyebabkan infeksi sistemik yang serius pada bayi yang baru lahir.
Untuk mencegah dampak sifilis pada ibu hamil dan janinnya, penting untuk menjalani pemeriksaan sifilis selama kehamilan sebagai bagian dari pemeriksaan prenatal rutin. Jika seorang ibu hamil terdiagnosis dengan sifilis, pengobatan dengan antibiotik yang tepat dapat dilakukan untuk mengobati infeksi dan mencegah penularannya kepada janin.
Pengobatan sifilis pada ibu hamil biasanya dilakukan dengan antibiotik yang disebut penisilin. Penisilin merupakan obat pilihan untuk mengobati sifilis pada semua tahap kehamilan karena memiliki efektivitas yang tinggi dalam membunuh bakteri Treponema pallidum.
Pada umumnya, pengobatan sifilis pada ibu hamil dilakukan melalui suntikan penisilin yang diberikan oleh tenaga medis yang terlatih. Dosis dan durasi pengobatan akan disesuaikan dengan tahap sifilis dan keadaan ibu hamil. Penting untuk menjalani pengobatan sesuai petunjuk dokter dan mengikuti jadwal pemeriksaan lanjutan untuk memastikan bahwa infeksi telah sembuh sepenuhnya.
Penting juga untuk pasangan seksual ibu hamil diperiksa dan diobati jika terinfeksi sifilis, serta melakukan tindakan pencegahan dengan menggunakan kondom selama hubungan seksual. Selain itu, edukasi mengenai sifilis dan praktik seksual yang aman juga penting untuk mencegah penularan infeksi pada masa mendatang.
Jika seorang ibu hamil memiliki alergi terhadap penisilin, dokter akan menentukan alternatif pengobatan yang aman dan sesuai dengan kondisi ibu hamil tersebut.
Penting untuk diingat bahwa sifilis pada ibu hamil dapat memiliki dampak yang serius terhadap kesehatan ibu dan janin. Oleh karena itu, jika Anda atau seseorang yang Anda kenal sedang hamil dan diduga terinfeksi sifilis, sangat penting untuk segera menghubungi tenaga medis atau dokter untuk pemeriksaan dan pengobatan yang tepat.
Pilihan Editor: Dipicu Seks Bebas Orang Eropa, Begini Awal Mula Kenaikan Kasus Sifilis di Hindia Belanda
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.