Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Memahami Jenis Disfungsi Ereksi dan Penyebabnya

Reporter

Ilustrasi disfungsi ereksi. Shutterstock
Ilustrasi disfungsi ereksi. Shutterstock
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Spesialis urologi dan konsultan andro-urologi endourologi RS Siloam ASRI Duren Tiga, Jakarta Selatan, Prof. dr. Ponco Birowo, Sp.U (K), Ph.D., mengatakan urologi pada pria adalah salah satu bidang medis yang berfokus pada masalah yang terjadi di sistem kemih dan reproduksi pria. Hal ini mencakup berbagai macam penyakit dan kondisi kesehatan yang dapat terjadi pada organ-organ yang terlibat dalam sistem reproduksi pria. Salah satu kondisi dan penyakit yang mungkin terjadi pada pria adalah disfungsi ereksi.

Guru Besar Ilmu Urologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia itu menjelaskan ada beberapa jenis disfungsi ereksi yang dapat diderita berdasarkan penyebabnya. Pertama, disfungsi ereksi organik yang merupakan penyakit sistemik atau cacat organik yang mempengaruhi fungsi ereksi penis. Beberapa contoh penyakit yang dapat menyebabkan disfungsi ereksi organik antara lain diabetes, penyakit jantung, hipertensi, dan penyakit neurologis.

Disfungsi ereksi akibat masalah hormon, trauma, atau cedera fisik juga termasuk dalam klasifikasi disfungsi ereksi organik. Ada pula disfungsi ereksi psikogenik, yakni jenis yang terjadi karena masalah psikologis seperti kecemasan, depresi, atau trauma psikologis. Ketiga adalah disfungsi ereksi campuran, jenis yang disebabkan campuran masalah psikogenik dan organik.

"Pengobatan untuk mengatasi masalah tersebut dilakukan secara bertahap. Perlu diperhatikan bahwa tata laksana disfungsi ereksi membutuhkan waktu dan tidak dapat diselesaikan secara instan," jelas Ponco.

Berbagai penyebab
Pertama, pasien disfungsi ereksi perlu didiagnosis terlebih dulu untuk menentukan jenis disfungsi ereksi yang diderita. Selanjutnya, dari diagnosis tersebut pasien akan mendapat pengobatan untuk disfungsi ereksi, dapat diberikan obat-obatan. Jika obat-obatan tidak dapat menyembuhkan, penanganan dapat berlanjut ke tahap operasi.

Saat mengalami disfungsi ereksi, gejala yang dirasakan antara lain kesulitan mempertahankan ereksi yang cukup keras dan tahan lama saat melakukan hubungan seksual, kesulitan mencapai ereksi walaupun sudah dirangsang secara seksual, dan gairah seksual menurun. Disfungsi ereksi juga bisa menyebabkan gangguan kesuburan pria berupa kualitas dan jumlah sperma yang dihasilkan saat ejakulasi, penurunan gairah seksual yang mempengaruhi kemampuan dalam menghasilkan sperma, ketidakmampuan mencapai atau mempertahankan ereksi, dan rasa sakit atau ketidaknyamanan saat ejakulasi atau saat melakukan hubungan seksual.

"Disfungsi ereksi bukan penyakit komplikasi tetapi dapat menjadi tanda adanya masalah kesehatan yang mendasar atau penyakit yang mempengaruhi sistem vaskular atau saraf," papar Ponco.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Jika dibiarkan tanpa pengobatan, disfungsi ereksi bisa memburuk sehingga mempengaruhi kehidupan seksual dan memicu masalah psikologis seperti depresi atau kecemasan. Kualitas hidup secara keseluruhan juga bisa terganggu karena disfungsi ereksi.

Berdasarkan Jurnal Ilmiah Departemen Urologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia yang terbit pada 2019, dari total 255 responden yang mengisi survei, 35,6 persen di antaranya mengalami disfungsi ereksi atau 92 responden. Oleh karena itu, disfungsi ereksi dan gangguan kesuburan pria tidak bisa dianggap remeh.

Kebiasaan hidup tidak sehat, obesitas, hipertensi, dan kebiasaan merokok menjadi beberapa faktor yang dapat mengakibatkan disfungsi ereksi. Umumnya, pria yang sehat mengalami sekitar 3-6 ereksi setiap malam. Ponco mengatakan ereksi pada malam hari adalah metode tubuh untuk menjaga jaringan di dalam penis tetap sehat karena bagian tubuh itu memiliki kulit tapi tidak memiliki otot di bawah kulit.

Penyakit pada sistem urologi pria sering terjadi namun dapat dicegah dengan melakukan beberapa tindakan preventif seperti menjaga pola hidup sehat dan meninggalkan kebiasaan buruk seperti merokok dan minum alkohol berlebih. Selain itu, Ponco menyarankan memperbanyak minum air putih agar saluran kemih selalu dalam keadaan bersih dan menjaga kebersihan organ intim. Hindari menggunakan celana atau pakaian dalam yang terlalu ketat karena dapat menekan sistem reproduksi pria.

Pilihan Editor: 8 Komplikasi Penyakit Diabetes, Bisa Sebabkan Disfungsi Ereksi Bagi Pria?

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan




Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.




Video Pilihan


Peneliti Temukan Kaitan Obesitas dengan Gangguan Kesuburan

18 hari lalu

Ilustrasi anak obesitas/obesitas dan kesehatan. Shutterstock.com
Peneliti Temukan Kaitan Obesitas dengan Gangguan Kesuburan

Penelitian menunjukkan anak laki-laki yang obesitas cenderung memiliki volume testis lebih rendah yang berisiko infertilitas saat dewasa.


Pemicu Penyakit Sifilis, Awas Hubungan Seks Berisiko

21 hari lalu

Ilustrasi kondom atau pengaman (Freepik)
Pemicu Penyakit Sifilis, Awas Hubungan Seks Berisiko

Kemenkes menyatakan penularan penyakit sifilis dapat dipicu aktivitas seksual yang menyimpang penderitanya. Hindari berganti-ganti pasangan seks.


Ragam Hukuman Berhubungan Suami Istri selama Ramadan

28 Maret 2023

Ilustrasi Sahur. Shutterstock
Ragam Hukuman Berhubungan Suami Istri selama Ramadan

Hukum berhubungan suami istri saat Ramadan masih menjadi pertanyaan banyak umat Islam. Simak penjelasan berikut.


8 Komplikasi Penyakit Diabetes, Bisa Sebabkan Disfungsi Ereksi Bagi Pria?

11 Maret 2023

Ilustrasi diabetes. Freepik.com
8 Komplikasi Penyakit Diabetes, Bisa Sebabkan Disfungsi Ereksi Bagi Pria?

Jika seseorang mengalami diabetes harus siap antisipasi 8 komplikasi penyakit lainnya. Bisa menjadi penyebab disfungsi ereksi bagi pria?


Manfaat Yoga bagi Keperkasaan Pria

7 Maret 2023

Ilustrasi yoga. TEMPO/Iqbal Ichsan
Manfaat Yoga bagi Keperkasaan Pria

Penelitian menyarankan pria melakukan yoga sebagai cara terbaik untuk menunda klimaks hingga tiga kali saat berhubungan seksual.


Sudah Menopause Kena Endometriosis, Kok Bisa?

7 Maret 2023

Harapan Baru Penderita Endometriosis
Sudah Menopause Kena Endometriosis, Kok Bisa?

Dokter mengatakan wanita yang sudah memasuki masa menopause masih bisa terkena endometriosis akibat sel yang tumbuh di bagian tubuh lain.


Nyeri Haid dan 5 Gejala Endometriosis yang Harus Ketahui Perempuan

27 Februari 2023

24_ksesehatan_ilustrasinyerihaid
Nyeri Haid dan 5 Gejala Endometriosis yang Harus Ketahui Perempuan

Nyeri haid dan kram saat menstruasi sering dianggap normal, tetapi bisa jadi itu merupakan gejala endometriosis. Kenali gejala-gejala lainnya.


Anatomi Kaitan Penyakit Diabetes dengan Disfungsi Seksual

25 Februari 2023

Ilustrasi diabetes. Freepik.com
Anatomi Kaitan Penyakit Diabetes dengan Disfungsi Seksual

Selain berdampak pada kesehatan organ tubuh, diabetes juga dapat menyebabkan gangguan pada kesehatan seksual. Benarkah demikian?


Diabetes Berefek ke Disfungsi Seksual, Sejauh Mana Dampak Negatifnya?

22 Februari 2023

Ilustrasi disfungsi ereksi. Shutterstock
Diabetes Berefek ke Disfungsi Seksual, Sejauh Mana Dampak Negatifnya?

Diabetes tidak hanya berujung pada penyakit jantung atau ginjal, namun juga bisa berdampak pada disfungsi seksual. Seburuk apa dampak negatifnya?


Wanita Lebih Rawan Menjadi Penderita Kanker Serviks, Sebab...

21 Februari 2023

Ilustrasi kanker serviks. shutterstock.com
Wanita Lebih Rawan Menjadi Penderita Kanker Serviks, Sebab...

Kanker serviks sekarang banyak ditemukan pada wanita berusia 25 tahun, dibandingkan dengan 35-40 tahun yang lalu.