Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Memahami Gaya Hidup Slow Living untuk Redakan Stres

Reporter

Ilustrasi berkebun. Freepik.com/Senivpetro
Ilustrasi berkebun. Freepik.com/Senivpetro
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Anda lelah, kurang tidur, stres meningkat, bahkan kesehatan mental memburuk? Mungkin saatnya beralih ke gaya hidup slow living, melambatkan laju hidup demi menikmati setiap momen dan menjadikan setiap aktivitas lebih bermakna.

Slow living dalam terjemahan bebas bisa berarti hidup santai atau dalam pandangan Islam serupa tuma’ninah. Gaya hidup ini mulai banyak dilirik menyusul tingginya tingkat stres dan memburuknya kesehatan mental masyarakat sebagai dampak kehidupan modern yang menuntut melakukan aktivitas serbacepat. Hidup seperti harus terus berlarian dalam kecepatan tinggi. Padahal, perangkat lunak manusia tidak didesain untuk melakukan hal demikian.

Sejumlah ciri gaya hidup modern berpengaruh pada tingkat stres dan kondisi kesehatan mental yang terlibat di dalamnya, seperti paparan informasi berlebih, durasi tatap layar yang relatif lama, dan tuntutan kerja multitugas yang mengakibatkan kurang tidur atau istirahat tidak berkualitas. Berlimpahnya informasi dari media massa, surel, hingga media sosial yang terus-menerus diikuti dapat memicu terjadinya stres. Paparan informasi berlebih juga akan menyulitkan untuk berkonsentrasi pada satu tugas. 

Profesor Psikologi dari Gresham College, Glenn Wilson, mengatakan distraksi dari informasi berlebih dapat menurunkan IQ efektif hingga 10 poin. Kehidupan modern juga ditandai dengan ketergantungan terhadap gawai dan berbagai perangkat elektronik, mulai dari mengerjakan tugas kantor, kuliah, atau sekolah semua menggunakan komputer, baik komputer meja, laptop, tablet, atau ponsel, termasuk aktivitas memantau media sosial. Semua itu membuat orang lupa waktu hingga waktu layar terlalu panjang.

Kurang interaksi langsung
Kegiatan tatap layar yang semakin menyita waktu telah mengurangi interaksi tatap muka secara signifikan. Padahal, perbincangan tatap muka memiliki banyak manfaat bagi otak. Studi dari Universitas Michigan menyebut percakapan tatap muka 10 menit saja dalam sehari bisa memberi dampak positif bagi peningkatan daya ingat dan kognisi. Sementara kurangnya interaksi personal dapat memicu kesepian dan depresi, masalah mental yang berkontribusi pada penurunan kesehatan otak.

Dalam dunia kerja, tuntutan terhadap SDM multitasking juga menjadi ciri dari gaya hidup modern. SDM dengan singletasking tidak lagi diperhitungkan atas nama efisiensi pengeluaran perusahaan. Nyatanya, multitasking memiliki dampak tersendiri pada otak yang pada akhirnya akan membuat orang menjadi kurang produktif.

Seorang ahli saraf kognitif dari Institut Teknologi Massachusetts (MIT), Earl Keith Miller, menyatakan otak manusia pada dasarnya tidak dirancang untuk melakukan multitasking dengan baik. Ketika orang berpikir sedang multitasking, yang sebenarnya terjadi dia hanya berpindah dari satu tugas ke tugas lain dengan sangat cepat.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Dan setiap kali dia melakukan itu ada dampak terhadap fungsi kognitif yang akan terjadi," jelas Miller.

Multitasking juga diketahui dapat meningkatkan hormon stres kortisol dan juga hormon adrenalin. Dalam jumlah yang tinggi, hormon-hormon ini bisa menstimulasi otak secara berlebih dan menyebabkan sulit berpikir jernih.

Tuntutan pekerjaan yang tinggi membuat banyak orang mengalami kurang tidur yang berdampak dalam jangka pendek maupun panjang. Beberapa di antaranya adalah memperlambat waktu reaksi, mempengaruhi kadar gula darah, suasana hati, memicu sakit kepala, gangguan daya ingat, dan ketidakseimbangan hormon. 

Hasil penelitian terbaru memperingatkan kurang tidur dapat menyebabkan otak mengecil karena cukup tidur berperan penting bagi kesehatan otak. Ketika kurang tidur, kemampuan otak untuk memproses informasi hingga daya ingat turut terganggu. Kurang tidur juga dapat menyebabkan orang berpikir lebih lambat, sulit berkonsentrasi, dan kurang mampu membuat keputusan. Menjalani kehidupan di zaman modern dengan segala dampak buruk yang mengancam dapatkah orang melarikan diri darinya?

Pilihan Editor: Stres Hingga Suka Kantongi Telepon Genggam Faktor Infertilitas pada Pria

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu. 

Iklan

Berita Selanjutnya




Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.




Video Pilihan


Kenali Tanda-tanda dan Gejala Gangguan Jiwa

1 detik lalu

Sejumlah pasien orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) beristirahat setelah mengikuti vaksinasi Covid di Yayasan Jamrud biru di Bekasi, Jawa Barat, Rabu, 4 Agustus 2021. TEMPO/Hilman Fathurrahman W
Kenali Tanda-tanda dan Gejala Gangguan Jiwa

Gangguan jiwa mencakup berbagai gangguan yang mempengaruhi kesejahteraan psikologis, emosional, dan sosial seseorang.


5 Cara Mengatasi Pikiran Negatif

11 jam lalu

Ilustrasi wanita berpikir. Unsplash.com
5 Cara Mengatasi Pikiran Negatif

Saat tidak ditangani dengan benar, pikiran negatif mampu memicu kelelahan fisik dan emosional jangka panjang.


Migrain tanpa Sakit Kepala, Seperti Apa?

13 jam lalu

ilustrasi sakit kepala (pixabay.com)
Migrain tanpa Sakit Kepala, Seperti Apa?

Ada jenis migrain yang tanpa disertai sakit kepala yang disebut silent migraine. Apa pemicu dan gejalanya?


8 Cara Manajemen Stres, Kunci Utama Berpikir Positif

19 jam lalu

Ilustrasi pekerja stres. Shutterstock
8 Cara Manajemen Stres, Kunci Utama Berpikir Positif

Stres bisa dialami siapa saja, tapi manajemen tres jauh lebih penting dipahami. Berikut 8 cara mengelola stres.


Inilah 5 Hal yang Sering Menyebabkan Pikiran Negatif

19 jam lalu

Ilustrasi mengurangi stress. Freepik.com/fabrikasimf
Inilah 5 Hal yang Sering Menyebabkan Pikiran Negatif

Jika tidak ditangani dengan benar, pikiran negatif mampu memicu kelelahan fisik dan emosional jangka panjang.


Ketahui 4 Sumber Pemicu Stres, Bagaimana Mengatasinya?

22 jam lalu

ilustrasi stres (pixabay.com)
Ketahui 4 Sumber Pemicu Stres, Bagaimana Mengatasinya?

Begini cara mengatasi stres dan penjelasan mengenai sumber pemicu stres


11 Cara Menghilangkan Overthinking Agar Tidak Menjadi Kebiasaan Buruk

1 hari lalu

Ilustrasi mengurangi stress. Freepik.com/fabrikasimf
11 Cara Menghilangkan Overthinking Agar Tidak Menjadi Kebiasaan Buruk

Overthinking atau berpikir berlebihan bisa menjadi masalah yang mengganggu kehidupan sehari-hari. Berikut ini cara menghilangkan kebiasaan tersebut.


Peneliti Sebut Kaitan Berhenti Merokok dan Kesehatan Mental

2 hari lalu

13-terkaitHL-ilustrasi-penyakitKarenaRokok-bebaniKeuanganNegara
Peneliti Sebut Kaitan Berhenti Merokok dan Kesehatan Mental

Berhenti merokok dapat memperbaiki kesehatan mental, baik bagi penderita gangguan mental maupun yang tidak memiliki masalah tersebut.


Mimpi Aneh Saat Demam, Apa Itu Fever Dream?

4 hari lalu

Ilustrasi anak tidur/mimpi buruk. Shutterstock.com
Mimpi Aneh Saat Demam, Apa Itu Fever Dream?

Mimpi yang sangat intens saat sakit atau demam kecenderungan kondisi fever dream


Inilah Tanda-tanda Seseorang Mengalami Kelelahan Mental

5 hari lalu

Jika Anda pernah alami demotivasi atau alami kelelahan fisik dan mental. Bisa jadi itu burnout.
Inilah Tanda-tanda Seseorang Mengalami Kelelahan Mental

Kelelahan mental dapat terjadi ketika otak menerima terlalu banyak rangsangan atau harus mempertahankan tingkat aktivitas yang intens tanpa istirahat.