TEMPO.CO, Jakarta - Glaukoma adalah penyebab utama kebutaan bagi orang berusia di atas 60 tahun. Namun kebutaan akibat glaukoma seringkali dapat dicegah dengan pengobatan dini. Apa saja yang dapat dilakukan untuk mengobati glaukoma?
Mengutip my.clevelandclinic.org, glaukoma merupakan penyebab kebutaan nomor dua di dunia. Orang dengan glaukoma mengalami kerusakan saraf optik akibat penumpukan cairan di mata. Jika tidak diobati, tekanan mata ini dapat mempengaruhi penglihatan secara permanen atau mengalami kebutaan.
Baca Juga:
Melansir American Academy of Ophthalmology, berikut beberapa orang memiliki risiko lebih tinggi untuk terkena glaukoma:
- berusia di atas 40 tahun
- memiliki anggota keluarga dengan glaukoma
Baca Juga:
- keturunan Afrika, Hispanik, atau Asia
- memiliki tekanan mata yang tinggi
- memiliki rabun jauh atau rabun dekat
- mengalami cedera mata
- menggunakan obat steroid jangka panjang
- memiliki kornea yang tipis di tengah
- mengalami penipisan saraf optik
- menderita diabetes, migrain, tekanan darah tinggi, sirkulasi darah yang buruk atau masalah kesehatan lainnya yang mempengaruhi seluruh tubuh.
Adapun berikut pengobatan yang dapat dilakukan bagi para penderita glaukoma:
1. Obat tetes mata
Mengutip Mayo Clinic, perawatan glaukoma sering dimulai dengan resep obat tetes mata. Obat tetes mata dapat menurunkan tekanan di mata Anda dan mencegah kerusakan saraf optik Anda.
Selain itu, obat tetes mata juga mampu mengurangi jumlah cairan yang dihasilkan mata Anda. Bergantung pada seberapa rendah tekanan mata Anda, Anda mungkin akan diresepkan lebih dari satu obat tetes mata.
Obat tetes mata resep meliputi prostaglandin, beta blockers, agonis alfa-adrenergik, penghambat karbonat anhidrase, penghambat Rho kinase, agen miotik atau kolinergik.
2. Obat oral
Tetes mata saja mungkin tidak menurunkan tekanan mata Anda ke tingkat yang diinginkan. Jadi dokter mata Anda mungkin juga meresepkan obat oral. Obat ini biasanya merupakan inhibitor karbonat anhidrase. Kemungkinan efek samping termasuk sering buang air kecil, kesemutan di jari tangan dan kaki, depresi, sakit perut, dan batu ginjal.
3. Laser
Melansir dari laman nhs.uk, perawatan laser mungkin disarankan bila obat tetes mata tidak memperbaiki gejala Anda. Di sinilah berkas cahaya berenergi tinggi diarahkan dengan hati-hati ke bagian mata Anda untuk menghentikan penumpukan cairan di dalamnya. Adapun jenis perawatan laser meliputi laser trabeculoplasty, perawatan laser siklodioda dan laser iridotomi.
4. Operasi
Apabila obat-obatan dan perawatan laser tidak berhasil, dokter Anda mungkin menyarankan operasi. Mengutip National Eye Institute, ada beberapa jenis operasi yang dapat membantu cairan mengalir keluar dari mata Anda.
Pilihan Editor: Cara Mudah Cek Glaukoma, Tutup Mata Bergantian