Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Cara Menangani Alergi Debu Agar Tak Sering Kambuh

Reporter

Editor

Dwi Arjanto

image-gnews
Ilustrasi Alergi Debu. shutterstock.com
Ilustrasi Alergi Debu. shutterstock.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Alergi debu merupakan kondisi yang terjadi ketika sistem kekebalan Anda bereaksi berlebihan terhadap zat asing yang biasanya tidak berbahaya.  

Pada dasarnya, alergi merupakan kondisi yang tidak dapat hilang ataupun disembuhkan sepenuhnya. Hanya saja, terdapat beberapa upaya untuk meredakan gejalanya dan mencegahnya kambuh kembali.

Penanganan dan Mencegah Kambuh 

Cara terbaik untuk menghindari kambuhnya alergi debu adalah dengan menghindari paparan debu. Namun, rasanya sulit untuk menghindari debu karena keberadaannya ada di mana-mana, bahkan di dalam rumah sendiri. Apalagi di musim kemarau seperti saat ini.

Melansir dari berbagai sumber, berikut cara penanganan alergi debu, diantaranya:

1. Obat-obatan

Biasanya untuk menangani alergi debu, dokter akan meresepkan obat. Mengutip dari WebMD, obat alergi yang dijual bebas atau diresepkan dapat membantu mengendalikan gejala Anda. Adapun obat-obatan yang dimaksud seperti antihistamin meredakan gatal, bersin, dan mata berair.  

Selain itu ada juga dekongestan, meredakan atau membuka sumbatan hidung yang tersumbat. Steroid hidung, mengurangi pembengkakan di hidung Anda sehingga Anda bisa bernapas lebih baik. Serta pengubah leukotrien yang bermanfaat untuk memblokir bahan kimia tertentu dalam sistem kekebalan tubuh Anda. 

2. Imunoterapi

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Mengutip dari siloamhospitals.com, perawatan ini bertujuan untuk membuat tubuh lebih kebal terhadap debu penyebab alergi. Imunoterapi biasanya menjadi pilihan pengobatan kedua ketika pemberian obat-obatan lain tidak efektif. 

Melansir dari my.clevelandclinic, diperlukan waktu antara 6 hingga 12 bulan suntikan alergi biasa sebelum gejala Anda mulai membaik. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal dari perawatan ini, diperlukan waktu sekitar 3 hingga 5 tahun. Selama perawatan yang panjang ini, ahli alergi memberikan serangkaian suntikan untuk secara bertahap melatih kembali sistem kekebalan Anda agar tidak terlalu sensitif terhadap alergen 

3. Suntik epinefrin.

Suntikan ini biasanya diberikan kepada orang yang memiliki riwayat alergi parah (termasuk alergi debu) dan berisiko mengalami anafilaksis.

Pilihan editor : Mengenal Alergi Debu, Gejala dan Ragam Pemicunya

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung.

Iklan

Berita Selanjutnya




Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Merti Umbul, Tradisi Warga Sleman Yogyakarta Syukuri Mata Air yang Terus Mengalir saat Kemarau

17 jam lalu

Warga Dusun Saren Sleman menggelar Merti Umbul untuk mensyukuri limpahan air yang terus mengalir di masa kemarau. (Dok. Istimewa)
Merti Umbul, Tradisi Warga Sleman Yogyakarta Syukuri Mata Air yang Terus Mengalir saat Kemarau

Merti Umbul dianggap penting dilakukan warga Dusun Saren di Sleman, Yogyakarta, karena sejarah panjang mata air serta kemanfaatan Umbul Saren.


Fenomena Hujan di Musim Kemarau Sebagai Anomali, Apa Itu Anomali Cuaca?

2 hari lalu

Ilustrasi olah raga lagi saat hujan turun. Foto : Shutterstock
Fenomena Hujan di Musim Kemarau Sebagai Anomali, Apa Itu Anomali Cuaca?

Kadang-kadang cuaca bisa menjadi sangat tidak biasa atau tidak sesuai dengan yang diharapkan. Fenomena ini dikenal sebagai anomali cuaca.


Kekeringan Ekstrem di Jawa Barat Meluas Hampir 40 Persen, Musim Hujan Diprediksi November

4 hari lalu

Anggota kepolisian membantu menyalurkan air bersih gratis kepada warga di Desa Ciparay, Kecamatan Cidolong, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Kamis 7 September 2023. Polres Ciamis mendistribusikan sebanyak 25.000 liter air bersih kepada warga setelah 488 sumur di tujuh dusun mengalami kekeringan. ANTARA FOTO/Adeng Bustomi
Kekeringan Ekstrem di Jawa Barat Meluas Hampir 40 Persen, Musim Hujan Diprediksi November

Sebelumnya pada sepuluh hari atau satu dasarian lalu, luas wilayah yang mengalami kekeringan ekstrem di Jawa Barat, yaitu 36 persen.


Begini Kanker Ginjal Didiagnosis dan Diobati, Pria Berisiko 2 Kali Lipat Dibandingkan Wanita

4 hari lalu

ilustrasi kemoterapi (pixabay.com)
Begini Kanker Ginjal Didiagnosis dan Diobati, Pria Berisiko 2 Kali Lipat Dibandingkan Wanita

Kanker ginjal paling sering terjadi pada orang berusia antara 65 dan 74 tahun. Pria diklaim berisiko dua kali lipat dibandingkan wanita.


Ratusan Hektare Sawah di Kabupaten Lumajang Kekeringan, Ini Saran Khofifah Indar Parawansa

5 hari lalu

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa usai menemui Presiden Joko Widodo atau Jokowi di Istana Negara, Jakarta Pusat, Kamis, 10 Agustus 2023. TEMPO/M Julnis Firmansyah
Ratusan Hektare Sawah di Kabupaten Lumajang Kekeringan, Ini Saran Khofifah Indar Parawansa

Gubernur Jawa Timur meminta para petani di Kabupaten Lumajang belajar ke para petani di daerah Mataraman untuk mengatasi masalah kekeringan.


13 Cara Menghemat Air yang Bisa Dicoba di Rumah

5 hari lalu

Ada banyak cara menghemat air di musim kemarau ini, mulai dari membetulkan keran bocor hingga menggunakan air secukupnya. Simak info lengkapnya. Foto: Canva
13 Cara Menghemat Air yang Bisa Dicoba di Rumah

Ada banyak cara menghemat air di musim kemarau ini, mulai dari membetulkan keran bocor hingga menggunakan air secukupnya. Simak info lengkapnya.


Kekeringan Hampiri Tangsel, 700 Keluarga di 10 RT Kesulitan Air Bersih

10 hari lalu

Warga tengah mengantre air bersih di pemukiman kawasan Tajur, Citeureup, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis 7 September 2023. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat mendistribusikan 970.000 liter air bersih itu didistribusikan ke 58 desa/kelurahan di 17 kecamatan sejak 2 Mei 2023 hingga 21 Agustus 2023. Tempo/Tony Hartawan
Kekeringan Hampiri Tangsel, 700 Keluarga di 10 RT Kesulitan Air Bersih

Kekeringan melanda ratusan keluarga di Keranggan, Setu Tangsel. Mereka kesulitan air bersih sejak sebulan lalu.


3 Varian Resep Es Teler, Cocok dan Menyegarkan di Saat Musim Kemarau

10 hari lalu

Es teler. Shutterstock
3 Varian Resep Es Teler, Cocok dan Menyegarkan di Saat Musim Kemarau

Segar dan manis, itulah yang terpantul dari Es Teler. Selain segar juga bergizi Yuk, coba buat sendiri di rumah dengan resep es teler berikut.


Awal Musim Hujan DIY Mundur 30 Hari Dibandingkan Periode 30 Tahun Terakhir

10 hari lalu

Relawan membersihkan diri menggunakan air hasil percobaan pemompaan dari Gua Cikal, Gunungkidul, DI Yogyakarta, 15 Oktober 2020. Pendiri komunitas relawan Save Rescue Agus Fitriyanto Hidayat mengatakan saat ini timnya masih melakukan tes pemompaan air dari Gua Cikal untuk mengukur volume tampungan sumber mata air. Mereka berharap sumber-sumber air yang bisa di angkat ini dapat dimanfaatkan masyarakat dan menjadi solusi masalah kekeringan di Gunungkidul. ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah
Awal Musim Hujan DIY Mundur 30 Hari Dibandingkan Periode 30 Tahun Terakhir

BMKG Yogyakarta menyebut Kabupaten Kulon Progo diprakirakan memasuki musim hujan lebih awal pada November 2023 dibanding wilayah lain di DIY.


BMKG Bandung Jelaskan Fenomena Angin Kencang Setiap Siang

11 hari lalu

Ilustrasi angin kencang. the-star.co
BMKG Bandung Jelaskan Fenomena Angin Kencang Setiap Siang

Kondisi angin kencang saat siang hari itu bisa terus terjadi selama masa puncak musim kemarau.