Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Bahaya Penyakit Rabies, Lakukan Cara Ini Setelah Digigit atau Dicakar Binatang

image-gnews
Ilustrasi suntik rabies. AP/Wally Santana
Ilustrasi suntik rabies. AP/Wally Santana
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Kesehatan mengumumkan ada 11 kasus kematian yang disebabkan rabies. Hingga April 2023 sudah ada 31.113 kasus gigitan hewan penular rabies, 23.211 kasus gigitan yang sudah mendapatkan vaksin anti rabies, dan 11 kasus kematian di Indonesia.

"Rabies merupakan tantangan besar di Indonesia karena dalam tiga tahun terakhir kasus gigitan hewan rabies itu rata-rata setahunnya lebih dari 80.000 kasus dan kematiannya rata-rata 68 orang,” ujar Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular dr Imran Pambudi, MPHM pada konferensi pers secara virtual, Jumat, 2 Juni 2023.

Saat ini terdapat 25 provinsi yang menjadi endemis rabies, tapi hanya 8 provinsi yang bebas rabies, yakni Kepulauan Riau, Bangka Belitung, DKI Jakarta, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Papua Barat, dan Papua.

Sudah ada dua kabupaten yang menyatakan kejadian luar biasa (KLB), rabies yaitu Kabupaten Sikka dan Kabupaten Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur. Situasi rabies di Indonesia pada 2020 hingga April 2023, rata-rata per tahun kasus gigitan sebanyak 82.634, kemudian yang diberi vaksin anti rabies hampir 57.000.

Apa itu penyakit rabies?

Mengutip laman World Health Organization, rabies adalah penyakit zoonosis virus yang menyebabkan peradangan otak dan sumsum tulang belakang yang progresif dan fatal. Secara klinis, rabies memiliki dua bentuk, yakni rabies ganas yang ditandai dengan hiperaktif dan halusinasi serta rabies paralitik yang ditandai dengan kelumpuhan dan koma.

Gejala awal infeksi rabies dapat berupa demam disertai rasa sakit dan kesemutan yang tidak biasa dan rasa tertusuk atau terbakar (parestesia) di area luka. Pada tahap selanjutnya, virus menyebar ke sistem saraf pusat yang menyebabkan peradangan fatal pada otak dan sumsum tulang belakang. Masa inkubasi penyakit ini dapat bervariasi dari 1 minggu sampai 1 tahun, namun biasanya 2-3 bulan.

Kedua jenis rabies tersebut menunjukkan gejala yang berbeda. Rabies ganas menyebabkan tanda-tanda hiperaktif, perilaku bersemangat, hidrofobia (takut air) dan terkadang aerofobia (takut angin atau udara segar). Kematian terjadi setelah beberapa hari karena henti jantung-pernapasan.

Rabies paralitik, yang menyumbang sekitar 20 persen dari jumlah total kasus manusia, berjalan lebih lama daripada bentuk ganasnya. Otot secara bertahap menjadi lumpuh, dimulai dari tempat gigitan atau cakaran. Koma perlahan berkembang dan akhirnya menyebabkan kematian. Rabies paralitik sering salah didiagnosis sehingga berdampak pada kurangnya laporan penyakit rabies.

Memvaksinasi anjing adalah langkah paling terjangkau untuk mencegah rabies. Vaksin rabies untuk manusia juga tersedia sebagai imunisasi. Jika Anda digigit atau dicakar binatang, khususnya anjing, lakukan langkah-langkah ini: 

  • Segera cuci luka dengan sabun. 

    Iklan
    Scroll Untuk Melanjutkan

  • Bilas luka secara menyeluruh selama sekitar 15 menit dengan air yang banyak.  

  • Oleskan obat yang mengandung yodium atau anti virus pada luka 15 menit setelah dicuci dan dibilas. 

  • Hindari mengoleskan sesuatu yang bisa memperburuk iritasi pada luka seperti bubuk cabai, jus tanaman, asam dan basa. 

  • Hindari menutupi luka dengan pembalut atau perban. 

  • Kunjungi fasilitas perawatan kesehatan untuk peninjauan dan perawatan lebih lanjut oleh profesional. 

Jika memungkinkan, amankan hewan yang menggigit dan kumpulkan informasi tentangnya dan keadaan gigitan untuk diberikan kepada profesional. Biarkan hewan penggigit terkurung dan berada di bawah pengawasan selama 10 hari. 

Pilihan Editor: Hingga April 2023 Ada 11 Kasus Kematian karena Rabies. Kemenkes: Segera ke Faskes Jika Digigit Anjing

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Leptospirosis Penyakit Langganan Musim Hujan, Seberapa Berbahaya?

1 hari lalu

Ilustrasi banjir. Dok. TEMPO/M. Iqbal Ichsan
Leptospirosis Penyakit Langganan Musim Hujan, Seberapa Berbahaya?

Leptospirosis adalah penyakit yang kerap muncul setiap musim hujan, terutama di daerah yang rawan banjir dan genangan air. Seberapa berbahaya?


Saran agar Penderita TBC Tak Menulari Rekan Kerja

2 hari lalu

Ilustrasi Tuberkulosis atau TBC. Shutterstock
Saran agar Penderita TBC Tak Menulari Rekan Kerja

Penderita TBC perlu bersikap disiplin agar tak menulari rekan kerja, seperti memakai masker dan ruangan kerja berventilasi baik.


Koalisi Perlindungan Hewan Khawatir Penangkapan Monyet Ekor Panjang Picu Penyakit Zoonosis

3 hari lalu

Monyet ekor panjang (macaca Fascicularis) berinteraksi di Taman Nasional Baluran, Situbondo, Jawa Timur, Minggu, 18 Februari 2024. Berdasarkan Internasional Union for Conservation Nature (IUCN) Monyet ekor panjang mengalami perubahan status dari rentan (vunerable) menjadi terancam punah (endangered) yang diprediksi populasinya akan menurun hingga 40 persen dalam tiga generasi terakhir atau sekitar 42 tahun akibat habitat yang mulai hilang serta perdagangan ilegal. ANTARA/Budi Candra Setya
Koalisi Perlindungan Hewan Khawatir Penangkapan Monyet Ekor Panjang Picu Penyakit Zoonosis

Penangkapan monyet ekor panjang untuk ekspor dikhawatirkan memicu zoonosis atau penyakit dari hewan.


Wabah Antraks Gunungkidul, Apa Penyebabnya?

10 hari lalu

Petugas Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Sukoharjo menyuntikan vitamin dan vaksin antraks untuk sapi ternak warga pada kegiatan Vaksinasi Antraks di desa Karanganyar, Weru, Sukoharjo, Jawa Tengah, Selasa, 11 Juli 2023. Penyaluran vaksin sebagai langkah pencegahan penyebaran virus antraks (Bacillus Anthracis). ANTARA/Mohammad Ayudha
Wabah Antraks Gunungkidul, Apa Penyebabnya?

Wabah Antraks melanda Gunungkidul dan Sleman, Yogyakarta. Apa Penyebabnya?


Tak Nafsu Makan dan Lelah, Hati-hati Gejala TBC

14 hari lalu

Ilustrasi Tuberkulosis atau TBC. Shutterstock
Tak Nafsu Makan dan Lelah, Hati-hati Gejala TBC

Pada 2022, sebanyak 7,5 juta orang didiagnosis tuberkulosis dan menjadi rekor tertinggi yang pernah terjadi. Berikut gejala TBC yang perlu diwaspadai.


Penyebab Penyakit Tangan, Kaki dan Mulut pada Anak Akibat Virus dan Cara Menanganinya

17 hari lalu

Ilustrasi ruam kulit. Pixabay/Hans Braxmeier
Penyebab Penyakit Tangan, Kaki dan Mulut pada Anak Akibat Virus dan Cara Menanganinya

Penyakit tangan, kaki dan mulut disebabkan virus dan menyebabkan perih dan ruam di sekitar mulut, juga ruam dan lepuhan di tangan dan kaki.


Pentingnya Edukasi untuk Hilangkan Stigma tentang TBC Menurut Kemenkes

19 hari lalu

Ilustrasi Tuberkulosis atau TBC. Shutterstock
Pentingnya Edukasi untuk Hilangkan Stigma tentang TBC Menurut Kemenkes

Edukasi dan kepedulian terkait tuberkulosis (TBC) perlu ditingkatkan karena masih ada stigma di masyarakat tentang penyakit menular itu.


Guru Besar FKUI Rekomendasikan Strategi Memberantas Skabies

21 hari lalu

Gedung Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan IMERI-FKUI. Kredit: FKUI
Guru Besar FKUI Rekomendasikan Strategi Memberantas Skabies

Dalam pengukuhan Guru Besar FKUI, Sandra Widaty mendorong strategi memberantas skabies. Penyakit menular yang terabaikan karena dianggap lazim.


Tips Jaga Kesehatan di Tempat Kerja dari PERDOKI

26 hari lalu

Bekal orang kantoran/sumber: freepik.com
Tips Jaga Kesehatan di Tempat Kerja dari PERDOKI

Dokter okupasi menjelaskan prinsip utama dalam mencegah penyakit menular di tempat kerja adalah memutus rantai penularan. Simak sarannya.


Guru Besar FK UI Erlina Burhan Tawarkan SIG untuk Deteksi Kasus Aktif Tuberkulosis di Indonesia

36 hari lalu

Prof. Dr. dr. Erlina Burhan M. Sc.,Sp.p. Ui.ac.id
Guru Besar FK UI Erlina Burhan Tawarkan SIG untuk Deteksi Kasus Aktif Tuberkulosis di Indonesia

Erlina Burhan paparkan bahasan penanganan tuberkulosis di pidato pengukuhannya sebagai Guru Besar FK UI. Ia tawarkan SIG untuk deteksi TB.