TEMPO.CO, Jakarta - Depresi melankolis gejala gangguan perasaan yang sulit merasakan kegembiraan. Mengutip Healthline, depresi melankolis tergolong major depressive disorder. Depresi mayor kondisi kesehatan mental yang ditandai dengan perasaan sedih dan putus asa terus-menerus.
Apa itu depresi melankolis?
Gangguan ini mempengaruhi aktivitas sehari-hari, termasuk pekerjaan, sekolah, dan hubungan dengan orang lain. Kondisi itu mempengaruhi suasana hati dan perilaku nafsu makan dan tidur. Orang dengan gangguan depresi melankolis sering merasa bosan terhadap aktivitas yang dijalani atau murung. Terkadang, kondisi yang parah orang dengan depresi ini merasa hidup tidak layak untuk dijalani.
Gejala depresi mayor setiap orang berlainan. Beberapa orang mengalami gejala depresi mayor dengan gejala tambahan, melankolis dan katatonia atau ketegangan otot yang tak wajar.
Mengutip WebMD, perubahan di otak dan jalur hormonal menjadi penyebab depresi melankolis. Sebab hipotalamus, kelenjar hipofisis, dan kelenjar adrenal mungkin tidak berfungsi secara tepat. Jalur ini disebut sumbu hipotalamus-hipofisis-adrenal (HPA). Kelenjar ini melepaskan senyawa kimia yang mengatur stres dan nafsu makan.
Orang dengan depresi melankolis, memiliki kortisol tingkat tinggi. Kortisol termasuk dalam hormon steroid yang dibuat oleh kelenjar adrenal saat sedang stres. Untuk mengatasi kelebihan kortisol, sumbu HPA akan mengaturnya. Hal ini mempengaruhi fungsi dalam tubuh, termasuk nafsu makan, metabolisme, dan ingatan.
Baca juga:
Orang dengan depresi melankolis juga mengalami perubahan isyarat otak yang mempengaruhi cara merespons lingkungan sekitar.
Pilihan Editor: Depresi Setelah Menonton Konser, Apa Itu Post Concert Depression?
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.