Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pikiran Berulang Secara Negatif, Apa Itu Ruminasi?

Reporter

Editor

Bram Setiawan

image-gnews
Ilustrasi stres/bingung. Shutterstock.com
Ilustrasi stres/bingung. Shutterstock.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Kondisi ruminasi pikiran berulang mengenai kenangan atau pengalaman masa lalu. Ruminasi tergolong salah satu kesamaan dengan kecemasan dan depresi. Mengutip Psychology Today, kondisi ini mengalami merenungi hal yang sama berulang-ulang, tapi tidak produktif atau bukan menyelesaikan suatu masalah.

Orang yang depresi biasanya merenungi kekurangan diri selalu merasa tidak mampu atau tak berharga. Pengulangan pikiran negatif macam itu menimbulkan kecemasan dan berakibat depresi makin dalam.

Apa itu ruminasi?

Saat ruminasi, fungsi otak berperan dalam beberapa cara, tapi berpusat terhadap ingatan. Mengingat berbagai hal dalam jaringan saraf. Merenungi berlebihan pikiran negatif atau pengalaman buruk dipengaruhi kecemasan dan depresi.

Kondisi ini rentan berakibat ketakmampuan berpikir solusi secara luwes. Otak sulit untuk beralih ke perspektif lain untuk menemukan jalan keluar dari masalah. Keadaan itu yang memicu pikiran secara berulang negatif semakin intensif.

Mengutip Psychiatry, ruminasi mendorong makin dalam perasaan negatif yang mengakibatkan diri terus kesusahan. Ketika seseorang dalam suasana hati tertekan mengalami ruminasi cenderung mengingat lebih banyak hal negatif yang terjadi pada masa lalu. Situasi dalam kehidupan dipandang terus negatif dan putus asa tentang masa depan. Ada dorongan menghanyutkan diri dalam masalah yang membuat sulit untuk menuju solusi. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Merujul laporan Rumination Syndrome (2021), ruminasi memiliki hubungan dari berbagai bentuk psikopatologi seperti gangguan kecemasan, depresi, gangguan obsesif kompulsif (OCD), gangguan stres pascatrauma (PTSD).

Ruminasi memperburuk psikopatologi dan mengganggu proses pemecahan masalah. Ruminasi berdampak kemampuan penyelesaian masalah, berkurangnya dukungan sosial, menurunkan kemampuan kognitif, dan menghambat produktivitas.

Pilihan Editor: 5 Cara Mengatasi Pikiran Negatif

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Tubuh yang Tetap Aktif Bantu Cegah Keinginan Bunuh Diri

3 hari lalu

Ilustrasi pencegahan atau stop bunuh diri. Shutterstock
Tubuh yang Tetap Aktif Bantu Cegah Keinginan Bunuh Diri

Psikolog mengatakan menjaga tubuh tetap aktif dan terkena sinar matahari bisa menjadi pertolongan pertama mencegah pikiran bunuh diri.


Psikiater Ungkap Perlunya Perubahan Narasi Seputar Bunuh Diri untuk Pencegahan

3 hari lalu

Ilustrasi pencegahan atau stop bunuh diri. Shutterstock
Psikiater Ungkap Perlunya Perubahan Narasi Seputar Bunuh Diri untuk Pencegahan

Narasi seputar bunuh diri perlu diubah untuk memahami dan mencarikan solusi bagi yang berniat bunuh diri, kata psikiater.


Saran Psikolog untuk Bantu Rekan Kerja yang Stres agar Tak Bunuh Diri

3 hari lalu

Ilustrasi pekerja stres. Shutterstock
Saran Psikolog untuk Bantu Rekan Kerja yang Stres agar Tak Bunuh Diri

Rekan kerja yang melihat rekan lain sedang menghadapi masalah berat bisa dibantu dengan mengamati lingkungan sekitar untuk mencegahnya bunuh diri.


10 Makanan yang Bisa Meredakan Stres

5 hari lalu

Ilustrasi mengurangi stress. Freepik.com/fabrikasimf
10 Makanan yang Bisa Meredakan Stres

Stres karena berbagai hal dapat diredakan dengan 10 makanan berikut.


Psikolog Sebut Gangguan Mental di Jakarta Dipicu Biaya Hidup dan Trauma

10 hari lalu

Ilustrasi pasangan merencanakan keuangan. Freepik.com/tirachardz
Psikolog Sebut Gangguan Mental di Jakarta Dipicu Biaya Hidup dan Trauma

Banyak masalah yang jadi penyebab gangguan mental paling banyak dialami di Jakarta, seperti kemacetan, biaya hidup, dan trauma pengasuhan.


PHK Semakin Masif, Ini Bahayanya Jika Pengangguran Semakin Meningkat

12 hari lalu

Ilustrasi PHK. Shutterstock
PHK Semakin Masif, Ini Bahayanya Jika Pengangguran Semakin Meningkat

Pemutusan hubungan kerja (PHK) massal di Indonesia membuat pengangguran semakin meningkat. Jika dibiarkan, ini bahayanya.


Makin Marak Pinjol Ilegal, Pakar Manajemen UGM Desak OJK Perketat Pengawasan

16 hari lalu

Pesan penawaran pinjaman online yang ada di gawai saat rilis kasus di kantor Bareskrim Mabes Polri, Jakarta, 15 Oktober 2021. ANTARA/Sigid Kurniawan
Makin Marak Pinjol Ilegal, Pakar Manajemen UGM Desak OJK Perketat Pengawasan

Pinjol ilegal kian marak. Sepanjang 2023, lebih dari 1.600 pinjol ilegal yang dihentikan oleh Satgas PASTI dan OJK. Ini respons pakar manajemen UGM.


Kenapa Bisa Bau Ketiak? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya

17 hari lalu

Ilustrasi bau badan. shutterstock.com
Kenapa Bisa Bau Ketiak? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya

Bau ketiak bisa mengganggu aktivitas sehari-hari. Kenali penyebab dan cara mengatasinya agar selalu segar sepanjang hari.


Kapan Kita Harus ke Psikologi? Ini 5 Tanda yang Perlu Diketahui

18 hari lalu

Konsultasi Psikolog. shutterstock.com
Kapan Kita Harus ke Psikologi? Ini 5 Tanda yang Perlu Diketahui

Ketahui tanda-tanda harus ke psikolog. Apabila mengalami hal sulit, sebaiknya jangan dipendam dan segera mencari bantuan ke psikolog.


Tips Kurangi Risiko Depresi di Masa Tua dengan Makan Buah

18 hari lalu

Ilustrasi makan buah-buahan. Shutterstock
Tips Kurangi Risiko Depresi di Masa Tua dengan Makan Buah

Studi peneliti Singapura temukan makan buah-buahan dapat mengurangi depresi di masa tua.