TEMPO.CO, Jakarta - Beberapa trauma tidak semua bisa disembuhkan. Tetapi bukan berarti trauma tersebut membayangi anda untuk melanjutkan hidup yang leboh baik.
Dilansir dari Psychology Today, jejak trauma dapat mudah diketahui apabila seseorang kembali teringat atau menunjukkan reaksi terkejut ataupun takut dikarenakan pernah mengalaminya, misalnya seseorang yang pernah mengalami kecelakaan tentu menunjukkan reaksi yang berbeda di kemudian hari, apabila seseorang berkendara kembali di jalan raya dan merasakan peristiwa yang dialami dulunya seperti kendaraan yang melaju kencang di depannya ataupun mengerem mendadak dikarenakan kendaraan nya didepan berhenti secara tiba-tiba dapat menunjukkan reaksi seperti jantung berdebar lebih cepat, merasa panik, dan nafas menjadi lebih cepat.
Gejala trauma dari jejak trauma yang tidak sembuh seutuhnya ataupun belum diproses dengan baik, menunjukkan beberapa gejala diantaranya:
· Gejala fisik berupa jantung berdebar-debar, alur nafas lebih cepat, berkeringat hingga gemetar
· Gejala emosional berupa merasa panik, terjebak dan ketakutan
· Gejala psikologis berupa rasa penghindaran akan situasi yang bisa memicu trauma, missal orang-orang yang pernah mengalami perselingkuhan memilih tidak berpasangan kembali dikarenakan rasa trauma yang ada
Beberapa trauma yang diderita tentu saja tidak dapat disembuhkan, tetapi bisa dikelola dan dikontrol agar penderita dapat melanjutkan hidup dengan baik. Trauma harus dihadapi, dan ketika siap menghadapinya, penderita memliki kemungkinan akan mengalami tanda-tanda berikut:
1. Ingatan yang dipulihkan, potongan-potongan ingatan akan trauma mulai muncul ketika potongan peristiwa belum sepenunya sebongkar
2. Peningkatan emosi yang mengganggu, penderita mungkin mengalami lonjakan kecemasan, kesulitan tidur, mimpi buruk, OCD, atau perilaku depresi.
3. Keinginan untuk membicarakan, setelah potongan trauma yang muncul, anda mungkin tiba-tiba ingin membicarakan trauma tersebut. Membicarakannya akan melegakan sekaligus melepaskan perasaan terpendam.
Langka-langkah untuk membantu dalam mengelola trauma
1. Jurnaling. Meluapkan perasaan, pikiran, dan ingatan yang dapat membantu untuk memahami trauma yang dialami, memilah-milah, dan menguasainya.
2. Berbagi dengan Orang Terdekat, membagikan cerita mengenai trauma dengan orang-orang yang bisa dipercaya agar proses pengelolaan trauma tidak harus dihadapi sendirian.
3. Membatasi Waktu ketika merenungkannya, hindari terobesi dan berpikirnya secara berlebihan. Saat membuat jurnal atau merenungkan kejadian traumatis, batasi waktunya. Jangan Stres
4. Bekerja sama dengan Terapis, terapi yang dilakukan secara rutin dengan tenaga professional tentu dapat membantu dalam mengelola trauma
5. Bergabung dengan kelompok trauma, mendapatkan dukungan dan berbagi dengan orang-orang yang memiliki trauma yang sama dapat membantu untuk tidak merasa sendiri.
6. Bersikap baik pada diri sendiri
Jangan menuntut diri untuk segera sembuh (dari trauma) serta sering-sering memberikan afirmasi positif bagi diri sendiri.
PSYCHOLOGY TODAY
Pilihan editor: Pengaruh Trauma Masa Lalu pada Hubungan Sekarang, Cek Dampaknya