Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

image-gnews
Ilustrasi Imunisasi. TEMPO/Fully Syafi
Ilustrasi Imunisasi. TEMPO/Fully Syafi
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Imunisasi dapat mencegah penyakit umum yang berisiko serius atau membunuh bayi. Jika tidak menjalani imunisasi, bayi akan berisiko sakit parah atau bahkan meninggal dunia karena penyakit masa kanak-kanak, seperti campak dan batuk rejan. Orang tua lebih baik untuk mencegah penyakit tersebut daripada mengobatinya setelah terjadi.

Imunisasi adalah cara aman, efektif, dan mudah untuk membantu menjaga kesehatan keluarga. Biasanya, bayi memiliki jadwal imunisasi sesuai rekomendasi dokter. Jadwal tersebut dapat menyeimbangkan kapan bayi kemungkinan akan terkena penyakit dan waktu imunisasi paling efektif. Jika melewati jadwal imunisasi, bayi dapat mengalami beberapa bahaya kesehatan.

Berikut adalah bahaya yang akan dialami bayi jika tidak melakukan imunisasi:

1. Mudah terkena penyakit serius

Jika tidak menerima imunisasi lengkap tepat waktu, bayi akan rentan terhadap berbagai penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin, seperti hepatitis, tuberkulosis, batuk rejan, dan difteri. Selain itu, bayi juga rentan terhadap berbagai masalah kesehatan lain, seperti campak, pneumonia, kebutaan, dan malnutrisi.

2. Menularkan penyakit di komunitas lebih luas

Saat banyak bayi melewatkan imunisasi, penyakit menular yang telah menurun selama bertahun-tahun dapat muncul kembali. Akibatnya, pemerintah dan masyarakat perlu bekerja sama untuk menggiatkan imunisasi terhadap bayi, terutama polio. Jika tidak melakukan imunisasi, bayi dapat menyebarkan penyakit menular yang dapat menyerang komunitas lebih luas.

3. Mengeluarkan biaya perawatan untuk penyakit dan komplikasinya

Penyakit tidak hanya berdampak langsung pada individu dan keluarga, tetapi juga membawa label harga tinggi bagi masyarakat secara keseluruhan. Penyakit dengan komplikasi tertentu membutuhkan perawatan yang mahal dan memakan waktu. Misalnya difteri yang menyerang bayi membutuhkan perawatan di rumah sakit untuk mengobati penyakit ini dan komplikasinya. Selain itu, bayi yang lahir dengan sindrom rubella bawaan membutuhkan perawatan seumur hidup, bantuan medis, serta terapi berbiaya tinggi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

4. Penurunan kualitas hidup

Imunisasi penyakit mencegah kecacatan seumur hidup, seperti campak yang dapat menyebabkan kebutaan. Selain itu, bayi yang melewatkan imunisasi polio juga akan mengalami kelumpuhan, cacat permanen, dan kematian. Akibatnya, imunisasi yang tidak dijalani oleh bayi menurunkan kualitas hidup.

5. Risiko penurunan harapan hidup

Imunisasi yang tidak lengkap berkontribusi pada penurunan harapan hidup. Sementara itu, imunisasi lengkap yang dilakukan balita dapat memengaruhi peningkatan harapan hidup. Data menunjukkan bahwa anak-anak yang tidak menerima imunisasi lengkap lebih mungkin tertular berbagai penyakit lain yang akan mengarah pada penurunan harapan hidup. Di Papua Barat, harapan hidup meningkat dari 2010 hingga 2017 dengan kontribusi signifikan dari peningkatan jumlah anak-anak yang diimunisasi.

6. Pembatasan perjalanan dan pendaftaran sekolah

Beberapa negara mengharuskan orang asing yang berkunjung untuk diimunisasi. Sebab, tanpa imunisasi, bayi bisa kehilangan kesempatan melanjutkan pendidikan di negara ini. Semakin banyak sekolah yang mencantumkan "status imunisasi lengkap" sebagai salah satu kriteria penerimaan untuk memastikan semua anak dilindungi dari penyakit tertentu.

CDC.GOV | UNICEF.ORG

Pilihan Editor: Jangan Beri Anak Parasetamol setelah Imunisasi, Ini Alasannya

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Warga Bekasi Utara Digegerkan Penemuan Bayi Perempuan yang Dibuang di Warung Nasi

2 jam lalu

Ilustrasi bayi. freepik.com
Warga Bekasi Utara Digegerkan Penemuan Bayi Perempuan yang Dibuang di Warung Nasi

Polisi tengah berupaya mengumpulkan bukti-bukti untuk menemukan siapa orang tua dari bayi yang dibuang di Bekasi Utara tersebut.


Mayat Bayi Perempuan dalam Tas Ditemukan Membusuk di Sebuah Gang di Depok

8 jam lalu

Petugas mengevakuasi jasad bayi perempuan yang ditemukan membusuk di pinggir jalan Gang Swadaya RT. 01/09 Kelurahan Sukamaju Baru, Kecamatan Tapos, Depok, Rabu, 11 September 2024. TEMPO/Ricky Juliansyah
Mayat Bayi Perempuan dalam Tas Ditemukan Membusuk di Sebuah Gang di Depok

Warga Tapos Depok mengira bungkusan dalam tas itu sampah. Gang tersebut jalan pintas menuju Tol Cimanggis dan Kelurahan Jatijajar.


Ingin Berat Badan Ideal? Kenali 5 Jenis Diet Sehat Berikut Ini

9 jam lalu

Ilustrasi pria diet. Shutterstock
Ingin Berat Badan Ideal? Kenali 5 Jenis Diet Sehat Berikut Ini

Memilih jenis diet yang sesuai dengan kebutuhan dan preferensi pribadi Anda sangat penting untuk keberhasilan jangka panjang.


5 Alasan Pepaya Wajib Masuk dalam Daftar Makanan Diet Anda

10 jam lalu

Ilustrasi pepaya. Foto: Unsplash.com/Happy Surani
5 Alasan Pepaya Wajib Masuk dalam Daftar Makanan Diet Anda

Dengan kandungan gula alami yang rendah dan efek kenyang yang lama, pepaya membantu mengontrol nafsu makan tanpa menambah kalori berlebih.


Penyakit yang Umum Menular di Sekolah dan Cara menghindarinya

1 hari lalu

Ilustrasi anak sakit flu/pilek. Shutterstock.com
Penyakit yang Umum Menular di Sekolah dan Cara menghindarinya

Bergulat dengan penyakit seperti pilek, sakit perut, dan flu membuat anak-anak stres. Berikutsaran agar anak tak gampang tertular penyakit di sekolah.


Banyak Tenaga Medis Tak Terima Upah Layak, Serikat Pekerja: Kami Selalu Kalah

3 hari lalu

Ketua Umum Kesatuan Serikat Pekerja Tenaga Medis dan Kesehatan Indonesia Roy Tanda Anugrah Sihotang (tengah) dan Ketua Umum Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia atau KASBI (kanan) dalam agenda deklarasi serikat pekerja KSPTMK Indonesia di Gedung Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI), Menteng, Jakarta Pusat, Ahad, 8 September 2024. TEMPO/Ihsan Reliubun
Banyak Tenaga Medis Tak Terima Upah Layak, Serikat Pekerja: Kami Selalu Kalah

Banyak tenaga medis dan kesehatan tak mendapatkan upah layak. Ada yang tidak menerima pesangon.


Deklarasi Serikat Pekerja Tenaga Medis dan Kesehatan: Masih Ada Kontrak Kerja Tidak Jelas

3 hari lalu

Suasana deklarasi Serikat Pekerja Tenaga Medis dan Kesehatan Indonesia di Gedung Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI), Menteng, Jakarta Pusat, Ahad, 8 September 2024. TEMPO/Ihsan Reliubun
Deklarasi Serikat Pekerja Tenaga Medis dan Kesehatan: Masih Ada Kontrak Kerja Tidak Jelas

Masalah yang dihadapi tenaga medis di antaranya kontrak kerja yang tidak jelas.


Pakistan Laporkan Kasus Polio Pertama dalam 16 Tahun

4 hari lalu

Pakistan Laporkan Kasus Polio Pertama dalam 16 Tahun

Pada 2023 Pakistan melaporkan enam kasus polio sedangkan pada 2022 angkanya adalah 20 kasus.


Perhatikan Kesehatan Anak untuk Cegah Cacar Monyet

4 hari lalu

Ilustrasi MPOX. Shutterstock
Perhatikan Kesehatan Anak untuk Cegah Cacar Monyet

WHO menyebutkan anak-anak berisiko lebih tinggi terkena cacar monyet, bahkan lebih parah dibanding orang dewasa. Jaga selalu kesehatannya.


Cara Mengedukasi Anak untuk Cegah Pelecehan Seksual Menurut Psikolog

5 hari lalu

Ilustrasi pelecehan seksual pada anak laki-laki. Shutterstock
Cara Mengedukasi Anak untuk Cegah Pelecehan Seksual Menurut Psikolog

Psikolog membagi tips bagi orang tua dalam mengedukasi anak untuk mencegah menjadi pelaku atau korban pelecehan seksual.