Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Korban Kerusuhan Masih Alami Trauma, Berikut Penjelasan Trauma Korban Kerusuhan

image-gnews
Kerusuhan Mei 1998, menjelang Soeharo lengser, berupa amuk massa, pembakaran, penjarahan dan pemerkosaan. Ita Marthadinata, korban pemerkosaan, yang kemudian dibunuh sehari menjelang ia pergi ke PBB untuk sampaikan testimoni. MARIA FRANSISCA
Kerusuhan Mei 1998, menjelang Soeharo lengser, berupa amuk massa, pembakaran, penjarahan dan pemerkosaan. Ita Marthadinata, korban pemerkosaan, yang kemudian dibunuh sehari menjelang ia pergi ke PBB untuk sampaikan testimoni. MARIA FRANSISCA
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Secara umum kerusuhan massal mengacu pada penembakan atau kerusuhan di depan umum yang menyebabkan lebih dari satu orang terluka atau tewas. Tindakan kekerasan massal mungkin ditujukan pada kelompok masyarakat tertentu seperti aksi genosida di Palestina ataupun kerusuhan Mei 1998 yang menyerang kelompok etnis Tionghoa. Namun, pasca peristiwa itu bisa berdampak panjang karena timbulnya trauma yang mengendap di bawah sadar.

Dilansir dari laman National Center for PTSD, peristiwa kerusuhan massal terjadi dengan frekuensi yang mengkhawatirkan. Kerusuhan kerap terjadi dengan menggunakan senjata api, pisau, bom, atau kendaraan seperti mobil dan truk. Beberapa peristiwa ini dapat digambarkan sebagai kejahatan dengan dasar kebencian kepada ras, agama, etnis, gender, seksualitas serta faktor sosial lainnya.

Orang-orang yang mengalami peristiwa kekerasan massal dapat mengalami reaksi stres traumatis yang parah, dan reaksi ini akan bertahan dalam waktu yang lama. Kebanyakan orang, reaksi akan berkurang dalam beberapa minggu pertama setelah kejadian. Namun, bagi yang mereka yang sebelumnya pernah mengalami trauma seperti kehilangan seseorang yang dikenal atau hadir saat kekerasan terjadi, tentu akan menghasilkan reaksi yang lebih intens dan bertahan lama.

Berikut beberapa dampak yang ditimbulkan seseorang ketika mengalami kekerasan atau kerusuhan secara massal.

1.       Kehilangan Rasa Aman

Kerusuhan menghasilkan reaksi mendalam yang membuat mereka was-was akan keselamatan mereka dan kemungkinan terjadinya peristiwa secara berulang. Hal ini berlaku bagi individu, komunitas, dan masyarakat secara keseluruhan. Mereka yang mengalami kerusuhan akan kesulitan berhenti memikirkan peristiwa yang sedang terjadi, sulit tidur, dan merasa gelisah.

2.       Berkurangnya Kemampuan untuk Merasa Tetap Tenang secara Emosional 

Orang-orang yang terkena dampak kerusuhan massal secara langsung mungkin akan merasakan serangkaian reaksi yang muncul terus-menerus, bahkan bertahun-tahun seperti kemarahan, frustrasi, ketidakberdayaan, kesedihan, kesedihan, ketakutan dan keinginan untuk membalas dendam merupakan reaksi yang sering terjadi terhadap kejahatan seperti ini.

Setelah kerusuhan massal terjadi, orang-orang memiliki prioritas yang berbeda dalam pemulihan diri dan keadaan. Umumnya segera setelah terjadinya kerusuhan massal, kebanyakan orang mempunyau serangkaian prioritas inti yang berkaitan dengan 5 kebutuhan utama:

-Membangun kembali rasa aman

-Mendapatkan kembali kendali dan ketenangan

-Berhubungan dengan orang yang dicintai dan orang lain

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

-Melewati krisis

-Merasakan harapan, optimisme, keyakinan, atau keyakinan bahwa segala sesuatunya akan berhasil

Kebanyakan orang yang mengalami kerusuhan secara massal secara langsung atau memiliki kontak dengan orang-orang terdekat yang mengalami kerusuhan massal membutuhkan waktu memulihkan diri dan dapat berlangsung dalam jangka waktu yang panjang. Anda dapat melakukan beberapa strategi berikut;

1.     Meningkatkan keamanan dengan melakukan hal-hal positif serta fokus pada rutinitas spesifik kehidupan sehari-hari

2.     Beristirahat dari media sosial jika menonon liputan tersebut mengembalikan memori yang buruk terhadap peristiwa tersebut

3.     Mengelola emosi dengan mendengarkan music, berolahraga, mempraktikkan rutinitas pernapasan, berbicara dengan orang lain, menghabiskan waktu di alam bebas, menulis jurnal

4.     Mendapatkan dukungan sosial dengan menghabiskan waktu dengan orang-orang tersayang

5.     Bersikap suportif kepada orang-orang yang mengalami kejadian serupa, baik secara informal atau melalui kerja sukarela. Hal ini dapat membantu anda membangun hubungan dengan orang-orang yang memiliki minat atau nilai yang sama.

Tidak ada batasan waktu yang pasti untuk pulih dari peristiwa yang intens dan berpotensi menimbulkan trauma seperti kerusuhan massal, hal tersebut bergantung pada seberapa dekat seseorang dengan peristiwa tersebut, mungkin perlu waktu lama untuk merasa lebih baik. 

PTSD VA | MEADOWSOUTPATIENT | RESEARCH GATE
Pilihan editor: Pengaruh Trauma Masa Lalu pada Hubungan Sekarang, Cek Dampaknya

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Hari ke-340 Genosida Israel di Gaza: Angka Korban Tewas Tembus 41.000

9 jam lalu

Warga Palestina memeriksa lokasi setelah serangan Israel menghantam kamp tenda pengungsi di tengah konflik Israel-Hamas, di daerah Al-Mawasi di Khan Younis, di Jalur Gaza selatan, 10 September 2024. Layanan darurat sipil Gaza mengatakan sedikitnya 20 tenda terbakar, dan rudal menyebabkan kawah sedalam sembilan meter. REUTERS/Mohammed Salem
Hari ke-340 Genosida Israel di Gaza: Angka Korban Tewas Tembus 41.000

Pasukan Israel melakukan tiga pembantaian di Gaza, menewaskan 32 orang dan melukai 100 orang lainnya dalam 24 jam terakhir.


Lahir di Argentina dengan Nama Jorge Mario Bergoglio, Berikut Sosok Paus Fransiskus

7 hari lalu

Paus Fransiskus memimpin doa Angelus di Vatikan, 17 Desember 2023. REUTERS/Guglielmo Mangiapane
Lahir di Argentina dengan Nama Jorge Mario Bergoglio, Berikut Sosok Paus Fransiskus

Paus Fransiskus akan mengunjungi Indonesia pada 3-6 September 2024. Berikut profil pemimpin umat Katolik tersebut.


Kenali Jenis-jenis Kekerasan Seksual dan Ancaman Hukuman Bagi Pelakunya

11 hari lalu

Ilustrasi kekerasan seksual. Freepik.com
Kenali Jenis-jenis Kekerasan Seksual dan Ancaman Hukuman Bagi Pelakunya

Kekerasan Seksual adalah setiap perbuatan merendahkan, menghina, melecehkan, dan/atau menyerang tubuh, dan/atau fungsi reproduksi seseorang.


Kapan Kita Harus ke Psikologi? Ini 5 Tanda yang Perlu Diketahui

15 hari lalu

Konsultasi Psikolog. shutterstock.com
Kapan Kita Harus ke Psikologi? Ini 5 Tanda yang Perlu Diketahui

Ketahui tanda-tanda harus ke psikolog. Apabila mengalami hal sulit, sebaiknya jangan dipendam dan segera mencari bantuan ke psikolog.


Hari Peringatan Genosida, 2 Ribu Pengungsi Rohingya Baru Datang ke Bangladesh

16 hari lalu

Orang-orang melarikan diri dengan barang-barang mereka saat kebakaran di kamp pengungsi Cox's Bazar berlanjut, Bangladesh 5 Maret 2023 dalam gambar diam yang diperoleh REUTERS dari sebuah video.  Mohammed salim Khan/melalui REUTERS
Hari Peringatan Genosida, 2 Ribu Pengungsi Rohingya Baru Datang ke Bangladesh

Hari Genosida Rohingya diperingati tiap 25 Agustus sejak 2017, ketika ratusan ribu pengungsi Rohingya menyeberangi perbatasan ke Bangladesh


UNRWA: Gaza Sangat Padat akibat Perintah Evakuasi Israel, 30 Ribu Warga Per Kilometer Persegi

20 hari lalu

Warga Palestina membawa barang-barangnya saat mengungsi setelah melarikan diri dari wilayah barat Khan Younis, menyusul perintah evakuasi oleh tentara Israel, di tengah konflik Israel-Hamas, di Jalur Gaza selatan, 21 Agustus 2024. REUTERS/Mohammed Salem
UNRWA: Gaza Sangat Padat akibat Perintah Evakuasi Israel, 30 Ribu Warga Per Kilometer Persegi

UNRWA mengatakan sekitar 30.000 orang berdesakan di setiap kilometer persegi di Gaza di tengah perintah evakuasi Israel


PM Belanda Desak Israel Segera Sepakati Gencatan Senjata di Gaza

20 hari lalu

Perdana Menteri Belanda Dick Schoof. Patrick van Katwijk/Pool via REUTERS
PM Belanda Desak Israel Segera Sepakati Gencatan Senjata di Gaza

PM Belanda Dick Schoof pada Selasa mendesak PM Israel Benjamin Netanyahu untuk segera menyepakati gencatan senjata di Jalur Gaza


Lebih dari 16.400 Anak Palestina Tewas dalam Serangan Israel di Gaza sejak 7 Oktober

21 hari lalu

Seorang bayi Palestina yang kekurangan gizi menerima perawatan di rumah sakit lapangan Korps Medis Internasional, di tengah konflik Israel-Hamas, di Deir Al-Balah di selatan Jalur Gaza, 22 Juni 2024. REUTERS/Mohammed Salem
Lebih dari 16.400 Anak Palestina Tewas dalam Serangan Israel di Gaza sejak 7 Oktober

Setidaknya 115 bayi Palestina turut menjadi korban tewas, kata kantor media pemerintah Gaza


Qatar: Perundingan Gencatan Senjata Gaza Capai Tahap Kritis

25 hari lalu

Menteri Luar Negeri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al-Thani. REUTERS/Ibraheem Al Omari/
Qatar: Perundingan Gencatan Senjata Gaza Capai Tahap Kritis

Pembicaraan dimulai di ibu kota Qatar, Doha, untuk mencapai kesepakatan antara Israel dan Hamas mengenai pertukaran sandera dan gencatan senjata Gaza


Warga Inggris Unjuk Rasa Minta Dukungan ke Israel Dihentikan

28 hari lalu

Warga Palestina berdoa di samping jenazah warga Palestina yang tewas dalam serangan Israel di sebuah sekolah yang menampung para pengungsi, di tengah konflik Israel-Hamas, di Kota Gaza, 10 Agustus 2024. REUTERS/Abed Sabah
Warga Inggris Unjuk Rasa Minta Dukungan ke Israel Dihentikan

Unjuk rasa di Inggris menuntut agar pemerintah secepatnya menghentikan penjualan senjata ke Israel dan mengambil sejumlah langkah.