TEMPO.CO, Jakarta - Jangan abaikan kekurangan serat karena berdampak pada pencernaan. Kurang serat bisa menyebabkan sembelit, cepat lapar meski habis makan, dan masalah perut seperti kembung dan begah.
Ada dua macam serat, larut dan tak larut. Serat larut, seperti namanya, larut dalam air, dan kemudian berubah bentuk seperti gel di dalam perut yang akan membantu penyerapan kolesterol, lemak, dan gula darah sehingga tak sampai masuk ke aliran darah, kata Sara Elnakib dari Iniversitas Rutgers di New Jersey, Amerika Serikat.
Jenis yang lain adalah serat tak larut, yakni bagian makanan yang tak bisa dicerna. Contohnya kulit apel atau bluberi. Namun serat ini bisa melembutkan kotoran di usus sehingga mudah dikeluarkan dan melancarkan buang air besar serta mencegah sembelit.
Utamakan sumber asli
Bagaimana memenuhi kecukupan serat tanpa suplemen? "Karena bisa didapat dari sumber nabati, maka perbanyaklah makanan jenis itu," saran Veronica Mullins, pengajar gizi di Universitas Arizona, kepada HuffPost.
Jadi, perbanyaklah konsumsi makanan tinggi serat berikut:
-Buah-buahan utuh
-Sayuran utuh
-Biji-bijian
-Kacang-kacangan
-Gandum utuh
-Buncis dan kacang panjang
Menurut Cleveland Clinic, dua sendok makan biji chia mengandung 10 gram serat, semangkuk lentil mengandung 18 gram serat, dan semangkuk brokoli mengandung 5 gram serat.
Buat yang malas makan buah dan sayuran, mereka biasanya mengambil jalan pintas dengan minum suplemen. Namun pakar menilai cara ini tak seefektif mendapatkan serat dari sumber aslinya. Jika ingin tahu lebih banyak mengenai kebutuhan serat harian, lebih baik berkonsultasi dengan ahli diet sekaligus meminta saran jenis-jenis makanan atau resep masakan yang mengandung serat tinggi.
Pilihan Editor: Asupan Serat Harian yang Dianjurkan dan Dampaknya bila Kurang