TEMPO.CO, Jakarta - Acar lebih dikenal sebagai pelengkap makanan seperti satai, nasi goreng, mi goreng, martabak telur, atau soto. Rasanya asam menyegarkan dan bahan-bahan campurannya, seperti mentimun, wortel, bawang merah, dan cabai rawit juga mengandung gizi.
Semua bahan itu direndam dalam air yang dicampur cuka dan garam, kemudian difermentasi. Setelah beberapa waktu dan air mulai diserap sayuran isinya, acar pun siap ditambahkan pada berbagai makanan, sebagian orang bahkan senang memakannya sendiri, bukan untuk tambahan makanan.
Benarkah acar baik untuk kesehatan? Jika melihat bahan-bahan yang digunakan, bisa dibilang makanan ini sehat dan sering direkomendasikan ahli gizi.
"Acar terbuat dari mentimun, yang sudah pasti bergizi. Acar mentimun juga sumber luar biasa kukurbitasin, yang memiliki efek antioksidan dan antiperadangan," kata pakar diet dan nutrisi Katherine Tallmadge kepada USA Today.
Kandungan gizi mentimun
Mentimun juga mengandung protein, serat, kalsium, zat besi, magnesium, fosfor, potasium, zinc, folat, dan vitamin C, menurut Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA). Menurutnya, mentimun berukuran sedang mengandung 45 kalori dan 96 persen air sehingga baik untuk membantu menjaga berat badan.
Baca juga:
Pakar diet Leslie Bonci juga menyebut mentimun kaya vitamin K dan beta-karoten, yang baik buat kesehatan tulang dan imun, mengurangi pengentalan darah, dan melindungi sel-sel dari kerusakan. Kemudian karena acar adalah fermentasi maka mengandung probiotik yang baik buat kesehatan pencernaan.
Sementara itu, cuka mengandung zat antibakteri dan antioksidan yang berguna untuk menurunkan kadar kolesterol dan gula darah. Namun jangan lupa perhatikan hal ini bila ingin menyantapnya.
"Orang yang tak boleh mengonsumsi banyak garam harus berhati-hati dengan porsinya karena acar tinggi garam," ujar pakar diet dan nutrisi LeeAnn Weintraub.
Pasalnya, sebuah mentimun sendiri sudah mengandung 6 miligram sodium, belum lagi tambahan garam pada kuah acar. Konsumsi garam terlalu banyak bisa memicu tekanan darah tinggi, gangguan ginjal, dan penyakit jantung.
Pilihan Editor: Ahli Gizi Sebut Mentimun Tak Sebaik yang Dipikirkan Orang, Cek Sebabnya