TEMPO.CO, Jakarta - Banyak orang mengalami sakit kepala dari waktu ke waktu, tetapi bagi penderita migrain, rasa sakitnya bisa jauh lebih intens dan disertai gejala tambahan. Diperkirakan sekitar 1,1 miliar orang di dunia mengalami migrain, menjadikannya penyebab disabilitas terbesar kedua secara global.
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa makanan dan pola makan bisa berperan dalam mengelola migrain. Perubahan pola makan dapat membantu mencegah atau mengurangi frekuensi serangan migrain.
Apa pemicu migrain?
Dilansir dari sapnamed.com, mereka yang sering mengalami migrain umumnya dapat mengenali faktor pemicunya. Meskipun tidak semua penderita mengalami pemicu yang sama, beberapa pemicu lebih umum terjadi.
Gejala migrain sering muncul saat seseorang mengalami peningkatan stres atau perubahan pola tidur. Menghabiskan waktu lama di depan layar komputer atau perangkat dengan cahaya biru juga dapat menjadi penyebab migrain, seperti halnya stres yang tinggi di tempat kerja.
Dilansir dari medicalnewstoday.com, banyak orang percaya bahwa makanan dan minuman tertentu dapat membantu meredakan migrain akut. Namun, penelitian mengenai pengobatan alami ini sering kali kurang memadai, dan intervensi diet tidak boleh digunakan sebagai pengganti obat yang diresepkan oleh dokter.
Berikut beberapa kombinasi yang dapat membantu saat mengalami migrain:
- Triptan: Obat antimigrain ini dapat mengurangi rasa sakit kepala.
- Pereda nyeri: Obat pereda nyeri yang dijual bebas, seperti parasetamol dan ibuprofen, dapat meredakan gejala nyeri secara langsung.
- Kafein: Kafein dapat membantu meringankan gejala migrain, terutama jika dikombinasikan dengan obat pereda nyeri. Namun, penghentian konsumsi kafein juga dapat memicu migrain, sehingga penting untuk mengelola asupannya dengan baik.
- Air: Dehidrasi dapat memicu migrain; menjaga tubuh tetap terhidrasi selama serangan migrain dapat membantu tubuh merespons gejala lebih baik.
Makanan dan minuman untuk mencegah migran
1. Makanan kaya magnesium
Dilansir dari healthline.com, penelitian pada tahun 2021 menemukan adanya kaitan antara frekuensi migrain dan kurangnya asupan magnesium pada orang dewasa berusia 20 hingga 50 tahun. Studi tersebut juga menunjukkan bahwa magnesium dapat membantu meredakan migrain. Makanan yang kaya magnesium antara lain sayuran hijau berdaun gelap, alpukat, tuna, dan pisang.
2. Makanan berkafein
Kafein dalam dosis kecil dapat membantu meredakan beberapa jenis sakit kepala, karena pembuluh darah biasanya membesar sebelum serangan sakit kepala terjadi. Kafein memiliki sifat alami yang menyebabkan penyempitan pembuluh darah, yang bisa membantu meredakan gejala sakit kepala.
Kafein alami bisa ditemukan dalam kopi, teh hitam, teh hijau, soda, minuman energi, dan cokelat. Namun, konsumsi kafein berlebih harus dihindari karena pada sebagian orang, kafein justru dapat memicu sakit kepala atau menyebabkan sakit kepala saat efeknya mulai hilang.
Beberapa makanan yang mengandung kafein alami meliputi kopi, teh hitam, teh hijau, soda, minuman berenergi, dan cokelat. Namun, orang harus berhati-hati mengonsumsi terlalu banyak kafein. Pada beberapa orang, kafein juga dapat menjadi pemicu sakit kepala atau menyebabkan sakit kepala di kemudian hari saat efek kafein menghilang.
3. Buah dan sayur
Dikutip dari laman medicalnewstoday, buah dan sayuran kaya akan vitamin, mineral, dan antioksidan, senyawa yang membantu mengurangi stres oksidatif dalam sel dan melawan kerusakan akibat radikal bebas.
Sebuah studi pada 2020 yang diterbitkan di jurnal Antioxidants menunjukkan bahwa stres oksidatif berperan dalam migrain, dan beberapa antioksidan dapat berkontribusi dalam mencegah atau mengobati migrain. Selain suplemen antioksidan, makanan seperti buah-buahan, sayuran, dan bunga yang dapat dimakan juga dapat menjadi sumber antioksidan.
Pilihan Editor: Kenali 8 Jenis Migrain, Sakit Kepala Ringan hingga Berat, Mana yang Sering Menyerang Anda?