TEMPO.CO, Jakarta - Jelang pergantian presiden, Jokowi dan Ibu Negara, Iriana beberapa kali menyampaikan permintaan maaf, termasuk menyampaikan salam perpisahan menjelang purnatugas pada 20 Oktober 2024. Iriana Jokowi menyampaikan ini dalam acara ‘Penyuluhan Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Bagi Pelajar SMP-SMA se-Provinsi DKI’ di Jakarta International Velodrome, Jakarta Timur, Selasa, 24 September 2024.
“Saya minta maaf kalau ada salah kata selama ini. Saya tanggal 20 Oktober sudah purnatugas.” kata Ibu Negara Iriana yang juga Ketua OASE KIM, dikutip dari tayangan YouTube Pemprov DKI.
Menanggapi permintaan maaf Iriana Jokowi tersebut. Lantas, apa itu permintaan maaf dan apa saja jenisnya?
Dikutip dari psychologytoday.com, permintaan maaf adalah sebuah tindakan yang biasanya dilakukan untuk mengakui pelanggaran terhadap ekspektasi atau norma sosial, dan bertanggung jawab atas tindakan terhadap orang lain. Dengan demikian, meminta maaf memperbaiki keretakan dalam hubungan, memulihkan status sosial, dan meredakan rasa bersalah.
Adapun bahasa permintaan maaf atau apology language dikembangkan oleh Gary Chapman, bersama Jennifer Thomas. Dirangkum dari buku The Five Language of Apology karya Gary Chapman dan Jennifer Thomas yang dipublish di Choosing Therapy, berikut jenis apology language yang perlu diketahui.
1. Mengungkapkan penyesalan
Bentuk permintaan maaf ini mencakup ungkapan rasa sesal pribadi atas kesalahan yang telah diperbuat. Ungkapan penyesalan mungkin merupakan bahasa permintaan maaf yang disukai seseorang, karena ungkapan yang paling umum adalah, "Maafkan saya."
2. Menerima tanggung jawab
Metode permintaan maaf lainnya adalah mengakui kesalahannya dengan menerima tanggung jawab. Bukan sekadar ucapan, mereka yang memiliki apology language ini akan membuktikan penyesalannya melalui tindakan. Ini adalah tahapan pendewasaan yang tidak bisa dimiliki oleh sembarangan orang.
3. Benar-benar bertaubat
Ini terlihat seperti seseorang yang berjanji untuk berubah menjadi lebih baik. Bentuk permintaan maaf ini umum dilakukan jika kesalahan, seperti menggoda orang lain, melontarkan lelucon yang tidak sopan, atau membentak orang yang dicintai. Bahasa permintaan maaf ini cocok untuk orang yang ingin melihat tindakan, bukan sekadar kata-kata.
4. Melakukan restitusi
Bentuk permintaan maaf ini dapat digunakan jika ada sesuatu yang salah tempat atau rusak. Mereka rela melakukan apapun untuk mengembalikan atau memperbaiki keadaan seperti semula. Bagi sebagian orang, tindakan ini bisa menjadi cerminan ketulusan. Meski tidak diungkapkan secara lisan, mereka akan menunjukkan penyesalannya dalam tindakan.
5. Meminta maaf
Bentuk permintaan maaf terakhir ini mencakup permintaan maaf dari orang yang disakiti. Permintaan maaf ini mengembalikan kekuatan emosional, tetapi juga beban emosional, ke tangan pihak yang terluka. Bagi mereka yang tumbuh besar dengan menerima pesan tentang pentingnya memaafkan, bentuk permintaan maaf ini mungkin sangat berarti.
6. Permohonan maaf atas keharmonisan sosial
Menurut Peter Robinson dalam Apology, Forgiveness, and Reconciliation for Good Lawyers and Other Peacemakers yang dipublish Pollack Peacebuilding, apology language juga meliputi permohonan maaf atas keharmonisan sosial. Dalam hal ini, permintaan maaf maksud menghindari konflik atau menjaga perdamaian dengan orang lain.
7. Permintaan maaf atas kesalahan
Permintaan maaf atas kesalahan yang tidak berbahaya didefinisikan sebagai permintaan maaf yang meyakini bahwa perilakunya salah, tetapi mengakui tidak menyakiti orang lain. Ini terjadi jika seseorang mengutuk perilakunya dan meminta maaf padahal perilaku itu sebenarnya tidak menyakiti orang lain.
KHUMAR MAHENDRA | DANIEL A. FAJRI | PSYCHOLOGYTODAY.COM | CHOOSINGTHERAPY.COM | POLLACKPEACEBUILDING.COM
Pilihan Edior: Respons Sejumlah Pihak Soal Jokowi Minta Maaf Berkali-kali: Sudah Seharusnya Minta Maaf Kepada Rakyat