TEMPO.CO, Jakarta - Spesialis ortopedi dan traumatologi Imamul Aziz Albar, mengimbau jangan sembarangan memindahkan orang tergeletak setelah mengalami kecelakaan untuk mencegah cedera fatal yang membahayakan korban.
"Karena kita tidak tahu, tahu-tahu kita mobilisasi atau pindahkan, ternyata cederanya di leher. Karena leher itu kayak gardu listrik, jadi nanti bisa fatal," kata Aziz dalam diskusi daring, Jumat, 27 September 2024.
Baca juga:
Lulusan Universitas Indonesia itu menganjurkan apabila melihat korban kecelakaan lalu lintas, hal pertama yang dapat dilakukan adalah mengamankan lokasi korban tergeletak dari kendaraan lain yang melintas. Setelah itu, segera panggil bantuan ambulans dan menyerahkan penanganan korban kepada petugas medis.
"Jadi, minimal kita membantu mengamankan lokasi, terus kita membantu memanggilkan orang-orang yang berkompeten untuk bantu menolong," tambahnya.
Dua macam respons
Ketika mengalami cedera akibat kecelakaan, korban umumnya mengeluarkan dua macam respons. Pertama, dia merasakan kesakitan hingga berteriak dan kedua diam saja seolah tidak merasakan apa-apa atau bahkan tidak sadarkan diri. Menurutnya, korban kecelakaan yang tidak mengeluarkan respons justru yang lebih berpotensi mengalami cedera fatal apabila ditangani tidak dengan hati-hati karena tidak dapat mengidentifikasi sumber rasa sakit.
"Karena tidak bisa mengidentifikasi diri, tahu-tahu cedera servikal, cedera kepala, cedera leher. Kita pindahkan malah bisa berakibat fatal," jelasnya.
Kalau pun korban dalam kondisi cedera yang tidak terlalu buruk dan memungkinkan untuk dipindahkan, Aziz mengingatkan tetap melakukannya secara hati-hati dengan cara yang tepat dan memanggil petugas medis untuk memberikan penanganan lebih lanjut.
"Itu harus lebih hati-hati dan saya menyarankan menunggu (petugas medis) saja sambil kita mengamankan lingkungan sekitar. Kalau memang kita bisa pindahkan dalam kondisi baik, pindahkan dengan cara yang tepat," sarannya.
Pilihan Editor: Psikolog Bagi Saran Atasi Trauma setelah Kecelakaan