TEMPO.CO, Jakarta - Sedih adalah reaksi normal dan alami akibat kehilangan, misalnya orang tersayang, dan prosesnya bisa berbeda pada setiap orang. Secara umum, periode terberat adalah enam bulan pertama setelah kehilangan dan perasaan bisa berlanjut hingga 1-2 tahun, kata psikoterapis Andrea Dorn.
Meski kesedihan terkadang masih suka terasa beberapa lama setelah kehilangan, ada juga orang yang masih terus bersedih meski kehilangan sudah bertahun-tahun atau bahkan puluhan tahun lalu. Anda mungkin terjebak dalam kesedihan dan merasa tak bisa melanjutkan hidup, yang disebut juga dengan kesedihan tak terujung. Terapis menyebut macam perasaan terkait kesedihan tak berujung ini.
Terjebak dalam emosi penuh luka
Anda mungkin terus diliputi perasaan sedih, marah, atau putus asa akibat kehilangan sehingga sulit untuk menjalankan fungsi sehari-hari. "Anda mungkin merasa terperangkap dalam siklus kesedihan dan tak bisa keluar serta sulit untuk menikmati kebahagiaan dan kesenangan aspek kehidupan yang lain," ujar Dorn kepada HuffPost.
Menghindari sesuatu yang penuh kenangan
Mungkin Anda selalu menghindari tempat, hobi, atau orang-orang yang akan mengingatkan pada orang tersayang yang telah pergi karena rasanya begitu menyakitkan. "Contohnya tak mau pergi ke pemakaman, melihat foto orang tersayang itu, atau melakukan aktivitas yang dulu sering dilakukan bersama. Hal ini membuat Anda sulit terhubung secara sosial dan melakukan aktivitas yang bisa menyembuhkan luka," tutur Dorn.
Sulit menerima fakta orang itu telah tiada
Anda sulit menerima kenyataan dan terus menyangkal dalam hati kalau orang tersayang ini telah tiada dan selalu mencari tanda atau sinyal seolah dia masih hidup.
Tenggelam dalam kebiasaan buruk
Anda mungkin lari ke kebiasaan buruk seperti narkoba, alkohol, atau makanan tak sehat hanya untuk melupakan kesedihan. Bahkan yang terburuk adalah pikiran untuk bunuh diri, ujar Dorn.
Pilihan Editor: Pakar Bagi Saran Atasi Patah Hati usai Putus Cinta, Jangan Buru-buru Cari yang Baru