TEMPO Interaktif, November adalah bulan favoritnya Sigit Hendrawan Samsu, 49 tahun. Lelaki serba bisa ini mengaku selalu terkesan momentum perjuangan Hari Pahlawan. "Perjalanan hidup saya penuh perjuangan. Jatuh-bangun meniti jalan seperti sekarang mengingatkan semangat untuk bangkit dan berjuang," ujarnya pada akhir pekan lalu di bilangan Kebayoran saat hujan mengguyur Jakarta.
Secangkir kopi tubruk panas dan jajanan pasar yang masih mengepul menghalau rasa dingin di sela-sela perbincangan. "Saya baru pulang dari sebuah desa kecil di Sabah, Malaysia, untuk mengirim bahan logistik pembangunan sekolah dengan helikopter khusus dari perusahaan yang tengah dirintis Aerostarjet-aviation," ujar Sigit.
Dia menekuni agen helikopter khusus angkat berat (heavylift) dan pemadam kebakaran sebagai helikopter terbesar dan sudah diregistrasi di Indonesia. Lewat jaringan teman dan pengalaman wirausaha selama 24 tahun, pencinta dirgantara ini bertemu dengan Frank D. Reuneker dan Erlangga Suryadarma (pendiri Airfast Indonesia).
Lalu dia dipercaya sebagai agen helikopter untuk berbagai misi khusus, misalnya distribusi bahan makanan saat bencana kelaparan di Yahukimo, Papua, evakuasi korban kecelakaan, misi SAR, dan penanggulangan kebakaran hutan di Kalimantan Tengah hingga logistik ke pedalaman Malaysia. "Ini kesempatan emas. Di Indonesia belum ada yang punya helikopter khusus dengan segudang kemampuan."
Sebelumnya, Sigit dikenal di Jepang sebagai pengusaha ekspor kedelai Jepang Edamame yang ditanamnya sendiri. Ia juga mengekspor rawon dan pisang goreng beku yang menembus sekitar 300 restoran serta gerai di Negeri Sakura itu. Dia berterus terang bukan seorang agronomis, tapi dari hubungan baik dengan beberapa teman yang menekuni bidang ini menularkan ide-ide nyeleneh dari pemikirannya.
"Saya tertantang ucapan Om Bob Sadino, 'Kalau mau jadi pengusaha, harus punya ide ekstrem, beda dari yang ada dan berani gila'," tuturnya mengutip pengusaha nyentrik yang ditemuinya di peternakan kuda milik budenya di Pamulang, Tangerang, itu.
Sambil mengelola peternakan kuda seluas 35 hektare itu, ia belajar secara otodidaktik menjadi petani hidroponik. Dengan hidroponik, pada 1990 Sigit beruntung bisa menjadi orang kepercayaan mantan Presiden Soeharto.
Sigit dipercaya melakukan uji coba budidaya hidroponik di atas atap beton gedung Bina Graha. Sejak itu ia berkantor di Bina Graha dan sangat dicintai Pak Harto, yang punya minat tinggi pada dunia pertanian. Bakat dan kemampuannya sering dipuji para menteri kabinet masa itu serta tamu-tamu negara. "Setiap menteri, pejabat, dan tamu negara punya kesempatan menanam hidroponik bibit mentimun, tomat, serta semangka. Mereka bangga setiap melihat hasil atau panen."
Tanpa disadari, ia berhasil menuangkan ide-ide nyeleneh seperti saran Bob Sadino. Dia membangun agroindustri tanaman kedelai Jepang Edamame di Jember, yang kemudian diekspor ke sana. Tanpa penjamin yang disegani di Jepang, jangan berharap dapat diterima.
"Saya bersyukur punya sahabat seperti Akimoto San dan Theo Hadinata, yang membantu produk Edamame Indonesia," kata Sigit, yang punya prinsip hidup seperti pohon dan hewan yang dipeliharanya. Semua akan tumbuh-kembang sesuai dengan alur hidupnya.
Sulung dari empat bersaudara ini bercita-cita menjadi dokter hewan. Namun, ia justru kuliah di teknik mesin. Toh, hal itu tidak mematikan semangat otodidaknya. Di benak penyuka soto mi ini, peternak atau petani sejati tidak tampak kumuh dan tradisional, melainkan modern. Berorientasi ekspor dalam produk value added yang tak dijual berbentuk mentah melainkan dalam wujud produk setengah jadi atau bahkan produk jadi.
"Namun, hidup saya tak selamanya mulus. Menjelang krisis 1997, semuanya hancur. Saya nyaris bak orang gila karena dililit utang," ucap Sigit. Dia kembali bersemangat dari nol setelah melanglang buana ke mancanegara dan sempat mengikuti pelatihan kewirausahaan. Dia pun bergairah lagi. Pelan-pelan ia membangun dan meneruskan bisnis kedelai, peternakan, hingga jadi agen helikopter. "Jatuh-bangun saya nikmati, pelajari, ambil hikmah, dan bangkit kembali."
HADRIANI P